• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

19 Maret 2017

Asterix: Belajar Peradaban Romawi lewat komik parodi

  • Judul: Petualangan Asterix
  • Pengarang: Goscinny & Uderzo
  • Asal: Prancis
  • Type: komik
  • Genre: Action, Komedi, Parodi, Sejarah

  1. Cerita Singkat
  2. Tahun 50 SM, wilayah Galia (sekarang: Prancis dan sekitarnya) dikuasai oleh Romawi, kecuali satu desa Galia yang masih melawan Romawi, dan membuat menderita kamp-kamp Romawi yang mengepungnya. Salah satu prajurit dari desa Galia itu adalah Asterix yang sering diutus untuk melakukan tugas dari desa, dan berpetualang mengelilingi berbagai kota, negeri dan peradaban di jaman tersebut bersama sahabatnya, Obelix.

  3. Parody jaman ekspansi Romawi kuno
  4. Asterix adalah salah satu icon komik Eropa yang populer di Indonesia. Saya pribadi menyukai jalan ceritanya setiap serinya yang unik. Kenapa unik? Karena kedua pengarang, Goscinny, dan Uderzo berhasil mengkombinasikan, dan memparodikan peradaban-peradaban jaman Romawi kuno itu dengan kebiasaan, sifat dan corak kehidupan masyarakat Eropa di masa tersebut ataupun masa kini dan hasilnya adalah kisah yang tidak melulu soal pukul-pukulan biasa tetapi juga penuh kelucuan, kritik dan keunikan sosial yang ada di masyarakat Eropa. Sebagai contoh, Orang Swiss yang bersikap netral dengan mengobati orang yang dia pukul sendiri, atau orang-orang Nordic yang saking tidak mengenal takut hingga mereka rela ke Galia demi mengenal rasa takut.

    Keunikan lain Asterix adalah adanya perulangan humor yang tetap memancing tertawa setiap serinya sehingga menjadi icon tersendiri di serial ini. Perulangan humor itu antara lain, Kamp Romawi yang mengepung desa Galia tapi, malah selalu jadi bulan-bulanan orang Galia, atau Bajak Laut di Laut tengah yang saking jirihnya terhadap orang Galia, selalu menenggelamkan kapalnya sendiri.

    Jangan lupa soal penamaan karakter yang unik. Serial Asterix versi Indonesia tidak merubah nama tokoh-tokoh utama seperti Asterix, Obelix, Panoramix, tetapi tidak demikian dengan tokoh-tokoh sampingan yang dilokalisasi menjadi bahasa Indonesia dengan tetap mempertahankan khas peradaban. Misal orang Romawi selalu diakhiri dengan -Us, seperti Lukaperbanus, Durikaktusus, Insanlicikus. Atau orang Galia dengan akhiran -ix, seperti Menggapix, Cyuragansyapix, Lhenganberbulix, dst
  5. Untuk semua kalangan
  6. Salah satu hal yang membuat Asterix populer adalah karena ia bisa diterima oleh semua kalangan, baik anak-anak, maupun orang dewasa. Anak-anak akan menyukai adegan pukul-pukulan seru dan lucu serta jalan cerita yang tidak begitu rumit, sedangkan orang yang lebih dewasa akan sangat menikmati parodi, plesetan, dan humor yang disampaikan melalui dialog, karakter atau pun gambar. Tidak usah khawatir soal settings jaman Romawi kuno yang identik dengan Perang, dan darah. Di komik ini pertempuran hanya menghasilkan korban babak-belur penuh benjol. Korban jiwa dalam komik ini hanyalah babi hutan yang dimakan Obelix.

  7. Overall
  8. Saya memasukan Asterix sebagai salah satu icon komik terbaik menurut saya. Jujur saat kecil saya hanya menyukai jalan ceritanya yang cukup ringan dan adegan pukul-pukulan yang konyol. Saat dewasa, saya tetap menyukainya karena akhirnya saya lebih bisa mengerti humor, dan parodi yang selama ini diselipkan dalam cerita utama

Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.