• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

16 November 2020

[REVIEW] Assassin’s Creed Odyssey: kehilangan identitas yang membebaskan

 

Assassin’s Creed, Franchise game Open world Action besutan UBISOFT identik dengan perjuangan seorang atau sekelompok   Assassin dalam melawan kesewenangan Templar dalam sepanjang sejarah Umat manusia. Setelah beberapa tahun mengalami keterpurukan akibat minim inovasi, bug dan, milking, Franchise ini diberi kesempatan untuk beristirahat sejenak untuk berubah dan berinovasi. Maka munculah Assassin’s Creed Origins (2016) , disusul dengan assassin Creed Odyssey (2018) yang memiliki banyak perbedaan dibandingkan AC sebelumnya.

Setelah terakhir kali memainkan Assassin’s Creed: Rogue, saya akhirnya berkesempatan memainkan Assassin’s Creed  Odyssey, sebuah game Assassin Creed gaya baru yang tampaknya kehilangan identitas Assassin Creed, but I love it



 

Perjalanan seorang Mysthios

Kassandra, seorang Mysthios, semacam tentara bayaran yang sekian lama hidup tenang di pulau Kephallonia dengan segala permasalahannya. Setelah membebaskan seorang kapten kapal bernama Barnabas, Kassandra mendapat kabar bahwa saat itu dunia Yunani Kuno sedang dilanda Perang antara Sparta dan Athena, dan salah satu komandan Sparta yang termasyur adalah ayah Kassandra yang dulu membuang Kassandra dari atas tebing, dan membuatnya terpisah dari ibu dan adiknya.

Kassandra bertekad menemui sang ayah, serta mencari keberadaan ibu dan adiknya. Dengan bantuan dari Barnabas, Kassandra memulai perjalanannya mengarungi dunia Yunani kuno, yang tanpa dia sadari akan terlibat pada berbagai masalah yang menentukan takdir Yunani kuno, dan, bersinggungan dengan kepentingan sebuah sekte misterius, Cult of Kosmos



Meski pun sinopsis di atas saya menggunakan karakter Kassandra, tetapi sebenarnya pemain bisa memilih satu dari 2 karakter utama yaitu Kassandra, dan Alexios. Kebetulan karena saya memainkan game ini menggunakan Kassandra, maka review ini hanya akan mengambil sudut pandang cerita Kassandra.

Salah satu hal yang saya sukai dari Assassin’s Creed adalah skenarionya yang tersusun dengan rapi, dan diceritakan dengan apik, apalagi sering kali dicocoklogikan dengan Peristiwa sejarah asli membuat saya sangat mengapresiasi plot dari game-game Assassin Creed.Begitu pun dalam AC: Odyssey, yang tetap  mempertahankan pembawaan cerita yang menarik, dengan interaksi antar karakter yang terasa alami, konflik yang kompleks, dan dramatisasi yang divisualkan dengan baik.

Alih-alih memilih alur cerita yang lurus-lurus saja , sekarang pemain diberi kebebasan untuk memilih salah satu dari beberapa tindakan sebagai reaksi dari sebuah misi. Suatu kebebasan memilih aksi ini tentu saja menimbulkan konsekuensi pada hasil misi tersebut., dan ini menyebabkan jalan cerita dalam AC Odyssey memiliki banyak percabangan.

Kerennya, percabangan cerita ini tidak hanya terjadi pada cerita utama, tetapi juga cerita misi sampingan. Soal cerita misi sampingan, saya perlu mengapresiasi positif beberapa cerita yang tidak kalah menarik dibandingkan cerita utama. Terkadang karena hanyut pada rasa penasaran cerita sampingan,  membuat saya lebih fokus menyelesaikan cerita sampingan terdahulu sebelum melanjutkan cerita utama.

Tentu saja, ada banyak (kalau tidak mau disebut terlalu banyak) cerita misi sampingan yang “ringan”  yang tidak perlu memiliki cerita yang kompleks, dan hanya diperlukan untuk mencari exp, item atau uang, seperti mengantarkan barang, membunuh orang tertentu, melindungi orang dari serangan musuh, hingga hanya melakukan donasi.

Gameplay yang lebih bebas.

Bicara soal gameplay, sebenarnya gerakan dasar  karakter terlihat sangat umum untuk game Action open world dengan  adanya serangan cepat, serangan kuat, gerakan menghindar yang memberi efek slow motion sejenak, dan gerakan menangkis yang memberi efek stun sejenak.



Keistimewaan Assassin Creed Oddysey  Yang  membedakan dari Assassin Creed terdahulu adalah adanya elemen RPG seperti kemampuan untuk meningkatkan level, dan menggunakan ability poin untuk membuka skill tertentu yang akan kita gunakan sepanjang permainan

Uniknya, skill dalam game ini terbagi menjadi 3 kategori besar yaitu:

·         Hunter: Skilll yang berfokus pada serangan jarak jauh menggunakan busur

·         Warrior: Skill yang berfokus pada serangan jarak dekat (melee) berhadapan langsung dengan musuh

·         Assassin: Skill yang berfokus pada serangan gelap, dan stealth

Kita bebas menentukan skill mana yang kita pilih. Apakah mau fokus pada salah satu skill, atau melakukan kombinasi antara 3 skill tersebut. Yang jelas akan disediakan 1 slot skill untuk serangan jarak jauh, dan 2 slot skill untuk serangan jarak dekat, dimana 1 slot  bisa diberi maksimal 4 skill aktif. Jadi sepanjang permainan kita bisa memilih dan menggunakan 12 skill aktif berbeda.

Jenis-jenis Skill yang bisa kita pilih. Terdiri dari 3 category: Hunter, Warrior, dan Assassin



Dengan kebebasan memilih skill membuat kita tidak melulu harus menyerang musuh dengan metode tertentu. Kita bebas memakai cara apa pun untuk menghabisi lawan. Baik dengan cara ksatria berhadapan langsung, atau cara sepengecut mungkin mulai dari menghujani panah dari jarak jauh,  menusuk dari tempat tak terlihat, sampai menendang jatuh musuh dari ketinggian . Tidak ada larangan, atau batasan. Semua diserahkan kepada gaya bermain para pemain sendiri.

Bagaimana jika ternyata skill yang kita pilih tidak efektif dalam menyelesaikan misi, atau tidak cocok dengan gaya permainan kita? Jangan khawatir. Kita bebas mereset dan mengatur ulang skill kita dengan biaya yang cukup murah.

Tentu saja kebebasan menentukan gaya bermain ini  di sisi lain membuat kesan sebagai game “Assassin Creed” yang identik dengan stealth menjadi kabur, dan terasa terjebak menjadi game action RPG standart semacam Skyrim atau The witcher 3. Namun, menurut saya langkah yang diambil Ubisoft ini sudah tepat karena membuat Assassin Creed Odyssey lebih luas menjangkau kalangan gamer yang tidak melulu menyukai tipe game stealth yang membutuhkan kesabaran, dan ketepatan dalam mengeksekusi target. Belum juga harus menyiapkan jalur untuk lari, seperti yang banyak diterapkan dalam Assassin Creed Black Flag.

Secara Pribadi, saya cenderung all Around dalam memilih skill2 ini. Memang gaya bermain saya cenderung lebih menyukai cara Stealth, tetapi saat sedang “sial”, karakter utama saya tentu saja harus siap berhadapan dengan musuh secara terbuka. Tentu saja hal ini membuat karakter utama saya serba nanggung. Untungnya semua NPC di game ini memiliki level yang tidak jauh berbeda dengan kita sehingga permainan tetap imbang

 

Equipment berlevel yang (kurang) bervariasi

Sebagai seorang Mysthios, tentu saja keberadaan Equipment seperti senjata dan baju zirah sangat essential bagi karakter utama game ini. Equipment ini bisa kita dapatkan dari membeli dari Pandai Besi (Black Smith), Harta tersembunyi, atau hadiah misi

Kita bisa menggunakan beberapa jenis senjata seperti Pedang, Pisau, Tombak, Senjata Berat, dan tentu saja busur panah. Hanya saja kita terbatas  menggunakan 2 jenis senjata jarak dekat, dan 1 jenis busur panah saat berada di area permainan. Tentu saja kita bebas mengganti 3 ketiga jenis senjata itu sewaktu-waktu di menu Inventory  game. Untuk bagian armor (baju zirah) terdiri dari  pelindung kepala, badan, tangan, dan kaki. Seperti halnya senjata, kita pun bisa mengganti baju zirah sewaktu-waktu melalui menu Inventory.

Setiap Equipment yang kita dapatkan memiliki level yang tentu saja menjadi semakin kuat seiring naiknya level. Selain itu setiap Equipment juga memiliki buff tertentu yang membantu kita dalam pertarungan mau pun bertahan, misal pedang yang membuat durasi skill racun menjadi lebih lama, atau baju zirah yang membuat kita lebih tahan dari serangan api

Menu Inventory dimana kita bebas mengganti senjata dan baju zirah



Setiap Equipment juga memiliki status kelangkaan (rarity)  yang berbeda yang diwakili oleh warna latar belakang  yang berbeda, mulai dari common, Rare, Epic hingga Legend. Perbedaan kelangkaan ini selain membuat perbedaan pada statistik, dan buff, juga memberi perbedaan harga saat jual beli, maupun material yang akan didapatkan saat Equipment dilebur di Pandai Besi, dengan catatan bahwa kita tidak bisa menjual atau melebur equipment dengan status  kelangkaan Legend

Pandai besi alias Blacksmith  adalah tempat dimana kita bisa melakukan jual beli equipment, melebur equipment menjadi material yang berguna, dan juga menambah buff pada equipment yang memiliki slot buff kosong. Selain itu, kita juga bisa menaikan level senjata favorit kita. Tentu saja ini adalah solusi bagi yang memiliki kelebihan Equipment, butuh uang dadakan atau sekedar  malas mencari material

Dari segi design, setiap Equipment memiliki design yang menarik dan unik.  Jumlah variasi equipment ini sebenarnya cukup banyak.  Sayangnya, jika kita rajin melakukan eksplorasi, kita tidak jarang mendapatkan peralatan dengan nama, dan design  yang sama persis, meski pun memiliki status kelangkaan, buff, dan level yang berbeda.  Yah setidaknya kita dapat equipment buat dijual atau dilebur buat jadi material di Pandai besi

  

Berpetualang sambil Piknik Peradaban Yunani kuno

Dalam sebuah misi, kita akan menyelamatkan seorang kapten kapal bernama Barnabas, dan sebagai tanda terima kasih, dia memberikan kita komando penuh atas kapal miliknya yaitu Andrestia. Nah! Andrestia inilah yang akan membawa kita mengarungi  samudra, dan mengelilingi dunia peradaban Yunani kuno.



Dunia Assassin Creed Odyssey memang terasa sangat luas, indah, dan menyegarkan mata.  Bangunan-bangunan berdiri megah, pemandangan alam yang indah, Patung-patung raksasa Dewa Dewi yang  gagah, dan puing-puing bersejarah tidak jarang akan kita temui. Bahkan di awal petualangan kita  di pulau Kephalonia,  belum 5 menit mengendalikan Kassandra, kita sudah bisa melihat Patung Dewa Zeus dari kejauhan yang sudah cukup merepresentasikan akan seberapa menariknya Petualangan yang akan kita jalani.

Memang tidak ada paksaan untuk mengunjungi dan mengeksplorasi  tempat-tempat  yang ditandai dengan “?” di map tersebut, tetapi jika kita mau mengunjungi tempat itu, karakter kita akan mendapat sejumlah experience, dan bisa menjalankan misi optional seperti menjarah harta, memburu kepala pasukan, atau menghancurkan logistik. Tapi kalau menurut saya yang paling penting adalah Piknik virtual Peradaban Yunani. Benar-benar menyegarkan mata apalagi dalam kondisi pandemi dimana kita tidak bisa pergi jauh2.

Oh ya, Jika kita mengunjungi tempat bersejarah,  kita akan diberikan pilihan untuk membaca sejarah singkat soal tempat bersejarah tersebut di menu map. Uniknya, terkadang karakter utama kita, atau rekan kita seperti Herodotos akan berceletuk soal riwayat tempat yang  akan kita kunjungi. Terasa seperti ada pemandu wisata.

Aktivitas sosial yang Hidup

Bicara soal kehidupan sosial, game ini juga begitu hidup dengan NPC-NPC yang saling berinteraksi, bekerja, bergosip, berfilosofi, berjaga-jaga dan berjalan-jalan. Tentu saja Day/Night Cycle juga berpengaruh pada aktivitas para NPC, misal pada malam hari mereka akan beranjak tidur sehingga kita bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk mencuri, atau membunuh gelap para NPC musuh yang terlelap.

Oh ya jangan lupa, karakter kita juga bisa memiliki kisah romantis dengan beberapa karakter setelah menjalankan misi tertentu. Sekedar catatan kisah cinta Yunani ini tidak memandang jenis kelamin, jadi keterbukaan pikiran pemain diperlukan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan saya memilih Kassandra.

Bapak Sejarah Yunani



  Tidak lupa kita akan bertemu dengan para filsuf dan tokoh terkenal dari Yunani kuno seperti Perikles,  Hipokrates, Sokrates, dan Herodotos. Kita akan diajak berdiskusi dan berfilosofi dengan Sokrates yang akan membuat kita merasa serba salah, tetapi juga membuat kita mulai berpikir. Membantu Hipokrates mencari obat-obatan, dan berinteraksi dengan  Herodotos yang numpang gratis di Andrestia dan ikut  berpetualang bersama kita, sambil sesekali memberi panduan sejarah tempat yang akan kita kunjungi.

 

Pemburu yang diburu

Biasanya saya akan berhenti bermain Assassin Creed jika cerita utama sudah selesai, tetapi tidak dengan Assassin Creed Odyssey. Banyak sekali hal yang bisa kita lakukan setelah Cerita utama selesai misal mengekplorasi tempat-tempat misterius, mencari harta, menjalani misi sampingan yang bejibun banyaknya, dan yang seru adalah berburu.

Ada 3 hal penting yang bisa kita buru, yaitu binatang-binatang Legendaris, Mercenary, dan anggota Cult of Kosmos. Untuk binatang-binatang legendaris, kita akan akan mencari dan melawan binatang-binatang berukuran abnormal. Sialnya, kita kudu berduel dengan binatang-binatang tersebut di area yang sudah ditentukan, dan tidak bisa melakukan serangan gelap. Karena itu pastikan dirimu memiliki skill warrior yang kuat, atau setidaknya gerak refleks yang mumpuni.

Memburu  binatang legendaris mengharuskan kita melawan secara terbuka



Mercenary sebenarnya rekan seprofesi kita yaitu sekelompok tentara bayaran melakukan apa pun demi uang, termasuk memburu kita jika kita ketahuan melakukan tindakan ilegal. Semakin besar “dosa” kita, maka akan semakin banyak mercenary yang yang akan memburu kita. Sekedar catatan, para Mercernary ini bukan tentara biasa yang bisa atasi dengan cara sembarangan, kita perlu mengetahui titik lemah mereka, sehingga melawan mereka dalam jumlah lebih dari 3 sangat tidak disarankan.

Sistem Tier memberi keuntungan tertentu



Sebaliknya, kita juga bisa memburu para mercernary ini baik melalui misi sampingan, atau sekedar iseng menguji kekuatan mereka saat mereka kebetulan lewat di depan. Keuntungannya adalah tidak jarang mereka membawa senjata, dan baju zirah dengan kelangkaan epic bahkan legend. Selain itu, para mercernary ini juga memiliki Tier, semacam sistem ranking dimana jika karakter kita masuk ke tier tertentu, kita akan mendapat sejumlah keuntungan seperti harga barang dan jasa di pandai besi yang lebih bersahabat.

Nah yang paling utama adalah memburu para pemimpin Cult of Kosmos, musuh utama dalam game ini.  Berbeda dengan 2 buruan lainnya yang bisa kita cari dengan petunjuk yang langsung diberikan, untuk mencari jejak pemimpin Cult of Kosmos, kita perlu mencari petunjuk dengan menghabisi satu-persatu anggota elit Cult ini menurut jaringan operasinya.

Yuk diburu para konspirator ini



Kerennya, aturan ini cukup fleksibel, jadi memungkinkan kita menghabisi  anggota Cult of Kosmos saat tidak sengaja bertemu mereka meski pun kita belum menemukan semua petunjuk. Tentu saja kita memerlukan keberuntungan besar untuk menemukan mereka secara tidak sengaja, atau memiliki daya analisis yang tinggi.

Misi penaklukan yang seru dan tidak berdampak signifikan

Dengan settings perang Peloponesos dimana Athena dan Sparta saling berebut wilayah di seluruh Yunani, AC Odyssey memiliki fitur tambahan yaitu Conquest (penaklukan) dimana kita bisa membantu salah satu pihak untuk merebut atau mempertahankan suatu wilayah dengan imbalan Equipment dan sejumlah uang.



Dalam misi penaklukan, kita perlu melemahkan kestabilan wilayah tersebut dengan merusak logistik, menghabisi prajurit-prajurit, menjarah harta nasional  wilayah, dan menghabisi pemimpin wilayah tersebut. Jika sudah melemah, kita tinggal memilih salah satu pihak yang ingin kita bela, dan kita akan masuk medan perang terbuka, dimana kita harus menghabisi pasukan musuh sebanyak-banyaknya sehingga   bar musuh  habis, sebelum bar kita sendiri habis.

Fitur ini sebenarnya sangat seru, dan terasa dinamis karena fitur rebutan wilayah ini tetap berjalan meski pun kita belum mendatangi wilayah tersebut sebelumnya. Hanya saja fitur ini tidak memberi dampak signifikan bagi permainan secara garis besar, misal membuat kita mendapat sepersekian persen pajak wilayah yang kita bantu taklukan dalam periode tertentu, dan hanya memberi kita hadiah penaklukan. Mungkin memang fitur ini hanya bertujuan untuk mencari equipment dan having fun

 

Naval fight yang esential, dan kekurangan fitur.

Peperangan di atas kapal adalah salah satu fitur yang saya sukai di Assassin Creed Black Flag mau pun Rogue, dimana dengan menjadi kapten kapal, kita bisa membajak kapal- kapal yang melintas. Fitur ini pun ada di Odyssey hanya saja mengalami banyak pengurangan fitur.





Tentu saja jika pengurangan jenis senjata masih bisa kita maklumi mengingat perbedaan timeline antara AC Odyssey dan Black Flag nyaris 2000 tahun, tetapi saya menyesalkan tidak adanya lagi fitur menangkap ikan, mau pun fitur menghindari badai.

Saat membajak kapal musuh pun, sekarang kita tidak ramai-ramai lagi, tetapi hanya bisa ditemani hingga  4 orang letnan yang kita rekrut. Untungnya ke 4 letnan itu benar-benar  membantu kita secara signifikan sesuai dengan level yang dimilikinya.

Lalu apakah ada keuntungan melakukan perang di atas kapal? Tentu saja. Yaitu kapal yang kita hancurkan  menghasilkan material kayu yang lebih banyak dan lebih mudah daripada mencari di daratan yang luas. Tidak lupa kita juga bisa menjarah harta kapal yang kita bajak

 

Disorientasi arah, dan Bugs

Tentu saja Assassin Creed Odyssey bukan game yang sempurna meski pun banyak bagusnya. Masalah Assassin Creed Odyssey adalah kompas di area bermain yang terlalu sering memunculkan secara mendadak icon petunjuk map berdasarkan jarak terdekat termasuk icon map yang tidak kita perlukan, Hal ini sering sekali membuat saya harus memutar-mutar kamera untuk mencari arah tepat misi yang saya cari. Itu pun juga terkadang icon-icon petunjuk map itu saling tumpuk satu sama lain di kompas. Selain itu,  misi yang kita cari tidak diberi diberi warna yang lebih mencolok dibandingkan icon-icon lain

Misi yang dipilih tidak memiliki warna yang mencolok


Masalah kompas mungkin masalah kecil, jika dibandingkan dengan bug yang terjadi di misi yang penting. Segawat apa  bug itu? Cukup untuk membuatmu tidak bisa menyelesaikan misi perburuan yang menjadi bagian penting dari keseluruhan game ini. Untungnya, Bug ini berhasil dihilangkan setelah update sebesar 23 GB

 

Summary

Assassin Creed Odyssey memiliki cerita yang menarik dengan banyaknya percabangan yang diimplementasikan tidak hanya di cerita utama tetapi juga cerita misi sampingan. Dari segi Gameplay, game ini memberi lebih banyak kebebasan pada pemain untuk memilih gaya bermain, dan tidak terkungkung dalam gaya serangan gelap yang identik pada Assassin Creed sebelumnya.

Dunia  Yunani kuno yang direpresentasikan dalam game ini dengan sangat Indah dengan banyaknya tempat untuk dijelajahi dan dieksplorasi. NPC-NPCnya juga tampak lebih hidup dengan aktivitas harian yang dipengaruhi day/night cycle.

Sayangnya,  fitur Conquest yang memiliki potensial menarik tetapi tidak memberi dampak signifikan bagi permainan.  Naval Fight pun kehilangan fitur berburu ikan, dan menghindari badai. Kompas dalam area permainan pun sering kali membingungkan dengan adanya ikon-ikon map yang mendadak muncul saat melakukan eksplorasi.  Masalah paling parah adalah adanya bug yang membuat sebuah misi penting tidak bisa terselesaikan.

Judul yang tepat: GREEK HERO’S CREED: ODYSSEY



 

Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.