• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

29 Agustus 2021

[REVIEW] Kamen Rider Saber: Potensi yang bertele-tele, dan kebingungan arah

 

Kamen Rider Saber akhirnya kelar dengan meninggalkan kesan yang sampai saya bingung buat ringkasan cerita saking kurang memorablenya Kamen Rider Reiwa kedua ini. Intinya ada 2 dunia, wonder world, dan dunia manusia dimana keseimbangan dunia itu dijaga oleh Ksatria Logos, tetapi ada kelompok penjahat bernama Megido yang  berusaha merusak keseimbangan dengan merubah manusia menjadi megido. Seorang Novelis, bernama Touma menjadi seorang ksatria logos bernama Saber.



Pertama, saya tidak bilang kalau Saber ini jelek. Malah sebaliknya konsep cerita sudah menarik dengan tema Divine apokalips yang jika ditelaah dengan ilmu filsafat sesat merupakan gambaran iman melawan godaan dosa, juga hubungan antara dunia manusia,  akhirat, dan unsur mesianik yang menghubungkannya.  Di sisi lain, beberapa sisi ceritanya mirip lah dengan Dr Strange

Seperti yang kita tahu, Toei menjadikan Kamen rider sebagai serial tahunan yang menghabiskan sekitar 45 - 50 an episode. Nah inti cerita Saber itu sebenarnya hanya butuh sekitar 30 episode, sisa 20 episode harus dikemanain? Yang buat memanjang-manjangkan cerita agar tercapai target. OK itu sudah biasa dan masih bisa diterima serta  ditoleransi. Apalagi kita orang Indonesia yang familiar dengan durasi sinetron.

Masalahnya, cara memainkan cerita dalam menggunakan durasi waktu untuk memanjangkan serial ini sangat buruk. Maksud saya adalah ada scene yang sebenarnya bisa dipersingkat malah dibuat bertele-tele, sebaliknya hal-hal penting yang bisa diperpanjang buat menutup plothole malah disampaikan dengan sekilas. Itu juga yang membuat scene yang menjadi inti cerita Saber malah terpecah-pecah dan tercampur dengan hal-hal yang ga penting. (yang mungkin penting buat kantong Toei, karena berhubungan dengan Timeline jualan mainan).



Kedua, Serial Kamen Rider Saber ini seperti kebingungan  arah mencari target audiens. Ceritanya cukup rumit seperti serial untuk 13+, dan dibuat bersambung sehingga menimbulkan rasa penasaran. Akan tetapi eksekusi cerita seperti serial anak-anak yaitu saat keadaan terpuruk keajaiban terjadi akibat kekuatan tekad, semangat juang, persahabatan, dan air mata. Yes!!! Banyak adegan nangis yang ga perlu di Saber yang bukan bikin simpati tapi malah buat mikir bedanya sama sinetron apaan. Anehnya scene yang membuat sedih malah tidak ada adegan nangisnya blas

Untungnya, setelah form terakhir keluar, cerita Saber mulai naik. 10 episode terakhir bisa dikatakan fokus pada cerita utama menuju klimaks, yang meski pun tidak mewah tapi bisa saya terima. Much better lah meski pun kaya gabungan klimaks Saint Seiya, Evangelion, dan Avenger Endgame, serta masih menyisakan plot hole, yang membuatnya tidak akan pernah masuk cerita kamen rider terbaik



Saran saya kalau mau nonton Kamen Rider Saber, bersabarlah sampai sekitar 10 episode terakhir. Bersabarlah dengan episode bertele-tele, adegan serial anak-anak, dan polah hiperaktif Mei Sudo yang saat berkata “Touma! Touma!” malah mengingatkan saya pada Index yang sama-sama ngerepoti dan peran ga penting

Sisi positif  dari Saber adalah, design kamen Rider yang kreatif , cukup banyak koreografi pertarungan yang keren-keren walau hanya menggunakan pedang, lagu ending yang bagus, dan tentu saja… ANGELA MEI.



Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.