• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

20 Januari 2023

[OPINI] Maksud hati Indopride terhadap game lokal tapi…


Wah ga terasa sudah lama tidak buat blog. Alasannya karena saya punya channel Youtube sendiri yaitu MAS MAR MAIN GAME dimana saya banyak meletakkan karya video saya di sana sehingga blog ini terbengkelai. Pertanyaannya adalah kenapa kali ini kembali ke format Blog, bukan video? Jawabannya adalah sering kali media tulis lebih enak digunakan untuk menyampaikan pendapat dan uneg-uneg daripada video, terutama bagi saya yang jarang berbicara di depan umum.

 


Sebenarnya pembahasan ini ada hubungannya dengan channel Youtube saya. Konsep dasar Youtube saya adalah Youtube bermain game, terutama game offline, meski pun akhirnya juga meliputi game online, review game, review bebas, review mainan, hingga yang terbaru Review Level Design.

Saat channel tersebut masih baru, saya kepikiran untuk menjadikan channel saya menjadi salah satu tempat untuk memainkan game-game buatan Developer lokal Indonesia. Untuk itu saat Autumn Sale 2021, Saya membeli 3 game lokal yang sedang diskon. Tentu saja untuk bahan konten. Ketiga game itu adalah Azure Saga, my Lovely Daughter, dan CoffeeTalk.



Tiba lah saya membuat konten untuk Azure Saga, sebuah JRPG 2D isometrik dengan Turn-based battle system.  Saat mulai memainkan game ini, secara  grafis, dan sound sudah menarik. Saya pun membuat 2 video yang isinya kira-kira gameplay 1 jam pertama game Azure Saga, dan promosi Studio Developer.  Bisa ditonton di sini  dan sini

Setelah selesai mengupload 2 video tersebut, saya memang merencanakan menamatkan Azure Saga, lalu membuat Review Game Azure Saga ya. Semua Demi ikut serta mempromosikan Game buatan Indonesia, dan Developer lokal. Go Game Indonesia. Go Indopride.



Tetapi, semua saya batalkan. Kenapa? Semua gara-gara sebuah game JRPG berjudul Tales of the Abyss untuk Playstation 2. “Hah!! Game PS2 bisa menghancurkan Indopride dalam diri saya?” Yup kalian tidak salah baca.




Waktu itu, sedang hype atas rilisnya Emulator PS2 di perangkat Android bernama AetherSX2. Terkena Hype, saya pun menginstall emulator tersebut di HP Android saya, dan mencari beberapa game PS 2 terutama JRPG yang terkenal, salah satunya Tales of the Abyss.

Saat memainkan beberapa  menit Tales of Abyss, ada sesuatu sensasi yang menyenangkan yang menarik saya untuk terus memainkan game itu. Sensasi itu adalah daya tarik cerita pembuka yang dieksekusi dengan sangat baik, rapi, dan yang terpenting menimbulkan banyak pertanyaan-pertanyaan yang membuat kita panasaran atas kelanjutanya dan secara tidak sadar menarik kita untuk terus melanjutkan memainkan Tales of The Abyss.

Sensasi itu tidak saya temukan saat memainkan Azure Saga. Tidak ada sensasi dari cerita pembuka yang memancing rasa penasaran saya untuk melanjutkan memainkan game ini hingga tamat. Semua terasa generik, dan nothing spesial. I’m done with this game.

 

“Tapi kan daya tarik game tidak hanya cerita pembuka? mungkin saja kamu kurang jauh mainnya.”

Yes, saya akui saya hanya main Azure Saga selama kurang lebih 3 jam, dan selama itu saya sama sekali tidak menemukan sebuah motivasi untuk menamatkan game ini, baik dari segi cerita, mau pun mekanik. Ekspetasi saya saat memainkan JRPG adalah adanya daya tarik dari segi cerita, atau, mekanik gameplay pada jam-jam awal. Jika salah satu saja terpenuhi, ada kemungkinan saya melanjutkan game ini, atau at least ada rasa ingin melanjutkan main game ini.

 

“Kalau gitu kenapa Lightning Return Final Fantasy XIII yang ceritanya kureng aja bisa tamat, masa game lokal ga mampu”

 

Gini. Dari segi cerita Lightning Return FFXIII mendapat keunggulan karena dia adalah sekuel yang akan menjadi konklusi dari FFXIII. Banyak Fans yang menanti-nanti bagaimana kisah Lightning berakhir setelah semua peristiwa yang terjadi di FFXIII, dan FFXIII-2, dan rasa penasaran itulah yang membuat saya termotivasi menamatkan Lightning Return. Tentu saja termasuk fakta bahwa saya menyukai tipe wanita seperti Lightning.

 

Tidak seperti Lightning Return yang ditopang oleh cerita prekuelnya, Azure Saga adalah JRPG yang benar-benar baru, jadi dia harus bisa menarik rasa penasaran sejak menit-menit awal. Baik dari segi cerita, mau pun mekanik gameplay. Karena jujur dari sudut pandang saya, musik yang merdu mau pun grafis yang indah itu ga terlalu efektif menarik perhatian saya. Game Pixel pun selama memiliki daya tarik gameplay, mau pun cerita, tetap ada peluang untuk saya mainkan lebih lama, ambil contoh adalah Stardew Valley. I’m addicted with it.

 

“IndoPride hancur oleh Produk impor seperti Tales of The Abyss?”

Sebuah ironi bahwa game yang sudah berusia 17 tahun seperti Tales of The Abyss, sebuah game JRPG impor, justru yang membukakan  mata saya bahwa saya ini tidak hanya seorang warga Indonesia, tetapi juga seorang gamer yang memiliki preferensi  sendiri dalam memainkan game. Kalau suka ya lanjut main, bahkan mungkin sampai tamat. Kalau tidak suka, ya sudah tinggal aja, atau mungkin lain kali saja mainnya. Mending main game yang saya suka dahulu, terserah orang bilang saya egois atau tidak nasionalis.

 

Memang kita sebagai Warga Indonesia perlu mendukung  produk game lokal, apalagi para game Developer lokal itu banyak yang kawan-kawan saya dari mantan kantor, mau pun Game jam, akan tetapi, sebagai seorang gamer, saya harus jujur apakah game yang saya mainkan itu layak saya mainkan bahkan hingga tamat atau tidak, tanpa mempedulikan game itu buatan Indonesia, atau impor.

 

Kesadaran itu lah yang berusaha saya terapkan seterusnya, menilai game lokal Indonesia dari sudut pandang saya sebagai gamer, yang jika ditelaah lebih jauh, ini adalah bukti pengabdian dan kecintaan saya sebagai gamer berwarga negara Indonesia terhadap perkembangan industri game lokal Indonesia. Yaitu menempatkan standart penilaian game lokal, sejajar dengan game import, tanpa embel-embel Indopride.





Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.