• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

26 November 2019

[Opini] Cara Bodoh Memberi Nama Karakter Game RPG Buatan Sendiri

"Apa lah Arti sebuah nama"

Mungkin kalimat itu sering kita dengar yang ingin memberitahu bahwa kualitas manusia tidak dilihat dari bagus jeleknya nama dan gelar yang dipunyai.

Meski pun demikian, banyak orang tua yang mengatakan bahwa nama adalah sebuah doa, dan mereka memberi anaknya  nama yang memiliki arti yang dalam dengan harapan kehidupan anak itu ke depannya seperti nama yang dia sandang.

Misal: Nama Prakoso yang artinya Perkasa dan kuat, mungkin orang tua menginginkan anak itu menjadi anak yang sehat, dan kuat menjalani kehidupan

Jika kita membuat Game khususnya RPG, salah satu hal yang tidak terhindarkan adalah banyaknya karakter yang harus kita buat. Karakter-karakter itu pasti memerlukan nama, dan kerjaan memberi nama karakter ini susah2 gampang.

Meski pun game RPG buatan saya belum rilis karena banyak hal, tapi ijinkan saya membagi cara bodoh  memberi nama karakter game buatan saya.
  1. Cara Bodoh 1: Buka Website  penamaan bayi
    Website penamaan bayi seperti https://www.behindthename.com atau https://www.babynames.net/ akan menjadi pegangan utama kita buat memberi nama karakter game. Kenapa? karena  website tersebut merupakan database nama-nama berserta varian, asal negara, gender, dan yang terpenting makna dari nama tersebut. sebagai contoh sebagai berikut:

  2. Cara Bodoh 2: Cari nama yang berhubungan dengan latar belakang atau sifat karakter.
    Game RPG (yang baik) memiliki cerita yang mencakup latar belakang dan sifat karakter yang jelas. Hal ini juga bisa menjadi inspirasi nama karakter game yang kita buat. Nama tersebut bisa nama depan, atau pun nama keluarga.
    Misal:
    Locke Cole (Final Fantasy VI) diceritakan dia mampu membuka segala jenis kunci, termasuk yang merantai Celes Chere. Pekerjaannya pun adalah pencari harta karun (baca: Pencuri) yang identik dengan membongkar kunci atau teka-teki.
    s
  3. Cara Bodoh 3: Pakai Varian nama/ dasanama untuk nama yang sudah "diambil" oleh game lain
    Sebuah nama memiliki banyak varian atau dalam bahasa Jawa disebut Dasanama. Dasanama ini bisa diambil dari bahasa yang sama atau bahasa lain.
    Misal:


    • Nama "Cloud" karena sudah identik dengan Cloud Strife (FFVII), kita bisa nama lain seperti Nimbus, atau Rahina.
    • Mungkin nama Squall (FFVIII) dipilih karena nama Storm sudah identik dengan karakter X-Men. Arti keduanya sama yaitu Badai
    • Nama Andreas bisa kita variasikan menjadi Andrej, Andrei, Andrew, Andrea dll
  4. Cara Bodoh 4: Sesuaikan dengan budaya dan lokasi yang menjadi inspirasi game tersebut.
    Saat merancang game RPG, kita juga harus membangun sebuah settings lokasi lengkap dengan budayanya. Untuk mempermudah, kita bisa mengambil inspirasi settings tersebut dengan lokasi dan budaya yang di dunia nyata seperti nama Jepang, Jerman, Indonesia dan Afrika. Tentu saja termasuk untuk  menamai karakter  tersebut bisa disesuaikan dengan nama-nama yang dominan di negara atau budaya yang menginspirasi game kita.
    Misal di Game RPG buatan Jepang Trails of The Cold Steel yang bersettings mirip Eropa Barat sehingga nama karakternya seperti berasal dari Jerman, Prancis atau Inggris. Seperti Laura S Arseid, Alisa Reinford, Rean Schwarzer
  5.  Cara bodoh 5: Nama lengkap hanya untuk karakter penting.
    Karakter-karakter dalam game RPG tentu memiliki peran tertentu, mulai dari Protagonis, antagonis, hingga peran-peran sederhana seperti orang lewat yang tidak ada pengaruhnya bagi gameplay atau game story. Sebaiknya nama  kita berikan kepada karakter-karakter yang berperan penting seperti Protagonis utama, antagonis utama atau pemberi misi. Jika perlu, kita beri mereka nama lengkap yaitu nama panggilan dan nama keluarga. Misal Geralt of Rivia,

    Untuk karakter sampingan yang tidak penting-penting amat  kasih saja nama panggilan, misal, Oliver, Benard, Budi, Tina


  6. Cara bodoh 6: Jangan ada nama depan kembar.
    Nama yang sama atau kembar memang tidak terhindarkan dalam kehidupan nyata, tapi dalam merancang karakter game sebaiknya dihindari karena akan diasumsikan sebagai karakter yang sama. Tentu saja hal ini tidak berlaku untuk karakter yang merupakan 1 ikatan keluarga sehingga mereka berbagi nama keluarga yang sama

  7. Cara bodoh 7: Nama karakter Ningrat  sebaiknya ada tambahan nama daerah kekuasaannya.
    Untuk menamai karakter yang ningrat atau anggota kerajaan tidak hanya perlu menambahkan gelar saja seperti Pangeran, Sri Baginda, atau Maharaja tetapi juga sebaiknya menyisipkan nama daerah kekuasaannya dalam nama karakter itu. BTW memungkinkan juga kalau nama keluarga karakter itu sama dengan nama daerah kekuasaan
    Misal:
    Princess Garnet Til Alexandros XVII  : Putri Garnet dari keluarga Alexandros penguasa kerajaan Alexandria ke-17 ,
     

    Noctis Lucis Caelum
    : Noctis dari keluarga Caelum Lucis Penguasa Kerajaan Lucis
  8. Cara Bodoh 8: Ambil nama dari orang terdekat, dan modifikasi kalau perlu
    Ini cara paling gampang. Ambil saja nama orang yang dekat denganmu. Bisa ayah, ibu, anak, kerabat, Teman, bahkan musuh. Kalau takut dituntut, modifikasi saja pakai Gabungan cara bodoh di atas.
    Misal :
    Kita mau membuat karakter RPG perempuan yang terinspirasi dari teman bernama "Antonia", nama ayahnya "Petrus".
    Antonia kita ambil bagian "Nia" terus modifikasi jadi "Neea"
    nama keluarga "Petrus" kita sesuaikan dengan settings Game kita misal kalau terinspirasi dari Russia, kita ubah jadi "Petrov".
    Karena Gender karakter "Neea" ini  perempuan, maka nama keluarga kita modifikasi jadi "Petrova"
    Hasil final: Neea Petrova
Demikian lah cara-cara bodoh memberi nama karakter game RPG buatan sendiri. Tentu saja cara ini tidak bisa  jadi patokan karena dibuat sama orang yang belum berani rilis gamenya sendiri tapi setidaknya mungkin bisa beri ide

24 November 2019

[Opini] Final Fantasy VIII Remaster 2019: Anak tiri yang (sebenarnya) tidak buruk-buruk amat

Sebenarnya saya mau mbahas game lain selain franchise Final Fantasy, tetapi ada beberapa hal yang membuat saya belum mampu mereview game lain, misal Persona 5 karena saya masih takjub dengan salah satu JRPG terbaik yang pernah saya mainkan ini. Alasan lain karena game lain masih dalam proses dimainkan, seperti The Witcher 3, Octopath Traveller, Tokyo Xanadu, Horizon Zero Dawn, Game-game SNES di emulator android dll.
Sekarang saya akan membahas soal FFVIII, sebuah game yang dianggap anak tiri Square Enix jika dibandingkan dengan game FF lain. Kenapa? karena game ini tidak mendapat perlakuan yang pantas seperti game-game FF lain yang dirombak dan dirilis ulang dengan tampilan yang lebih kekinian, baik lewat proses Remaster mau pun Remake.

Dapat Remaster Setengah Hati
Bulan September kemarin, FFVIII mendapat rilis versi Remaster yang menurut saya  adalah "Remaster setengah hati" karena secara grafik hanya mengupgrade model karakter, monster dan GF, tanpa ada peningkatan signifikan pada Background, dan FMV.
Untungnya Remaster ini dilengkapi dengan berbagai cheat "resmi" yang membuat proses bermain jauh lebih cepat, dan juga dari segi musik pun masih OK. Lagu "Eyes On Me" masih tetap membuat hati mendayu-dayu.
Setelah 14 tahun sejak saya menamatkan FFVIII PS1, saya kembali menamatkan FFVIII versi Remaster ini termasuk akhirnya mengalahkan monster keparat nomor 1 bernama Omega Weapon yang selama ini mengalahkan saya meski pun sudah pakai cheat.
Setelah menamatkan kembali game ini, saya merasa bahwa sebenarnya game ini tidak terlalu buruk, hanya saja memang kalah jauh dari jika dibandingkan FFVII maupun FFIX yang keluar di generasi konsol PS1.

Cerita yang (sebenarnya) unik dan menarik
Plot FFVIII menurut saya sangat menarik,  unik, dan cukup gelap untuk ukuran tahun 1999. Bayangkan kalau sekumpulan anak usia SMA yang baru lulus sekolah militer harus membunuh orang yang tanpa mereka sadari telah merawat dan membesarkan mereka dengan kasih yang tulus sejak kecil. Belum lagi ternyata cerita ini juga melibatkan kenangan , perjalanan waktu, dan pengorbanan.

Sayangnya, cerita yang unik ini tidak mendapat eksekusi dan dramatisasi yang tepat yang membuat pemain hanyut dalam cerita. Banyak hal-hal penting yang tidak diceritakan secara eksplisit, atau hanya lewat percakapan biasa yang dibaca sekilas,dan mudah dilupakan orang.  Memerlukan ketelitian, daya imaginasi dan daya analisa yang baik untuk mencerna keseluruhan cerita FFVIII ini

Masalah berikutnya, cerita utama tenggelam oleh kisah romansa antara Squall dan Rinoa. Memang saya akui FFVIII adalah FF dengan salah satu kisah romansa terbaik, tetapi mbok ya jangan dapat porsi lebih, dibandingkan cerita utama. Malah sekarang kesan saya  Squall cuman jadi budak cinta  Rinoa dan kisah romansa mereka malah mirip drama cinta remaja

System Junction yang masih saja menyebalkan
FFVIII menggunakan sistem Junction dimana setiap karakter bisa "disuntikan" Guardian Force (GF), semacam makhluk  dengan kemampuan magis yang dapat dipanggil kapan pun.
System junction memiliki beberapa keunggulan:
  1.  GF yang di-junction dapat dipanggil kapan pun secara free selama HP nya tidak 0. Tidak seperti FF lain dimana Summon menghabiskan banyak MP
  2. GF yang di-jucntion membuka battle command, dan memberi passive status. Bahkan beberapa GF memiliki battle command khusus.
  3. GF juga dapat membuka slot Statistik tertentu pada karakter seperti Strength, Vitality, dan Life. Slot statistik yang dibuka itu bisa kita "doping" dengan memasang Magic yang telah kita Draw. Doping stats itu semakin meningkat tergantung pada jenis magic dan jumlah magic yang di Draw
  4. Dopingan itu membuat karakter kita tidak perlu grinding hingga level Maksimal buat mengalahkan Final Boss
Sialnya, System ini ada sisi lemah yang membuatnya menyebalkan
  1. GF juga perlu ditingkatkan kemampuannya agar semakin kuat dan efektif layaknya playable character . Jika tidak maka GF tersebut tetap saja lemah
  2. Tanpa GF, Battle command standard hanya attack. Bahkan Battle command standard di FF lain seperti "Item" pun hanya bisa di set dengan GF.
  3. Management Junction benar-benar merepotkan. Tidak hanya harus membagi2 GF ke para playable character dengan tepat, kita juga harus menentukan magic yang tepat untuk mendoping Statistik Playable character.
  4. Ketergantungan yang besar pada Junction untuk meningkatkan stats Playable Character. Jika tidak melakukan junction, playable character akan jadi ampas meski pun level mereka maksimal
System junction yang cukup rumit ini untungnya bisa disettings secara otomatis. Tinggal memilih apakah karakter kita akan fokus pada Serangan, magic atau Pertahanan. Saran saya check ulang settingan otomatis ini secara manual, karena terkadang settingan otomatis ini belum tentu efektif.


Beragam Cheat membuat Grinding lebih cepat.
System Junction memang membuat stats Playable character meningkat, tetapi bukan berarti kita tidak perlu melakukan grinding.
Grinding di FFVIII tidak sekedar untuk meningkatkan Level character tetapi juga untuk:
  1. Meningkatkan level dan compatibility setiap GF
  2. Mencari bahan-bahan untuk meningkatkan senjata
  3. Mencari item2 berguna
  4. Mencari GF tersembunyi
  5. menyelesaikan side quest
  6. Mencari Magic untuk didraw terutama magic2 langka
Tentu saja proses Grinding ini akan memakan waktu lama, belum lagi ditambah sistem battle game ini adalah ATB yang memaksa kita beraksi jika Bar action penuh.
Untungnya versi Remaster ini dilengkapi berbagai macam cheat yang membuat kita tidak perlu serepot dan selama dulu dalam melakukan Grinding.
Cheat itu antara lain:
  1. Mendapat semua drop item masing-masing 99 buah
  2. Level maksimum GF dan compatibility
  3. Membuka semua Limit Break semua character
  4. Membuat setiap Magic yang didraw menjadi masing-masing 100 buah
  5. Cheat membuat Playable charater menjadi invincible meski pun tetap bisa KO jika Damage yang diterima lebih dari 9999. Cheat ini juga membuat character dapat mengakses Limit break secara terus menerus, dan ATB bar selalu penuh
  6. Cheat untuk menghentikan random encounter
  7. Cheat untuk mempercepat gerakan.
  8. Cheat uang
 Semua cheat itu mempercepat grinding, mempermudah kita mendapat senjata terbaik, dan membuat musuh menjadi kerupuk, sehingga menyelesaikan game ini tidak perlu memakan waktu selama dulu.

Karakter yang ternyata berguna
Dulu jaman PS1  saya hanya mengandalkan Squall, Zell, Irvine dan Rinoa sebagai Playable character. Itu karena ketiga character itu memiliki limit break yang cukup mudah dan murah didapat dengan damage yang besar.
Dengan cheat di versi Remaster ini, kita bisa memaksimalkan Limit break semua karakter sehingga karakter yang dulu tidak saya pakai seperti Selphie dan Quistis terlihat sangat berguna terutama Serangan Area mereka
Dari segi cerita karena tidak ada perubahan maka character yang menonjol tetap saja Squall dan Rinoa


Overall
FFVIII versi Remaster 2019 ini memang hanya  Remaster setengah hati dimana hanya merubah model character, monster dan GF. Sedangkan untuk FMV, dan background tidak mengalami perubahan yang signifikan seperti dari jaman PS1
Untungnya departement musik dan suara masih enak untuk didengar terutama lagu "Eyes On Me " masih enak didengar membuat hati mendayu-dayu.
Tidak ada perubahan pula dari Junction system, masih saja repot untuk diatur, dan perlu melakukan grinding untuk membuatnya semakin efektif dan efisien.
Untungnya banyaknya Cheat membuat permainan menjadi lebih cepat untuk diselesaikan tanpa makan banyak waktu untuk Grinding
Meski dari segi cerita tak ada perubahan, tetapi dengan gameplay yang dipermudah dengan cheat, saya bisa lebih fokus menikmati cerita FFVIII ini yang ternyata sangat menarik meski pun dieksekusi dengan tidak tepat, dan tenggelam oleh romansa Squall dan Rinoa.
Nilai cukup 7 dari 10

 
 

10 November 2019

[REVIEW] Yakuza 0: Kisah Kasih di tanah Sengketa

Yakuza adalah Franchise game action adventure semi Open world  buatan Sega. Seperti judulnya, game ini akan membawa kita merasakan kehidupan Yakuza, semacam organisasi Mafia di Jepang. Saya berkesempatan mencoba memainkan game Yakuza 0 yang merupakan Prekuel dari Yakuza yang pertama kali keluar di PS2 dulu sebagai perkenalan saya terhadap Franchise ini

Cerita  dari 2 sudut pandang Protagonis
Jepang medio 1980-an, Kiryu Kazuma seorang anggota muda Yakuza difitnah membunuh seseorang di sebuah lahan kosong yang menjadi sengketa di wilayah Kamurocho (Plesetan Kabukicho Semacam wilayah khusus kehidupan malam di Tokyo Jepang). Sebagai buronan kelompok Yakuza, dia  ditawari untuk berkerja pada Tetsu Tachibana seorang Pengusaha Real Estate yang juga menginginkan Lahan kosong tersebut, sembari mencari bukti bahwa ia tidak bersalah.
Di Kota Osaka, Goro Majima, seorang mantan Yakuza yang berkerja sebagai Host di sebuah Night Club dipaksa untuk membunuh  seorang wanita tuna netra bernama Makoto Makimura. Ternyata wanita itu juga diincar oleh pihak lain. Siapa sebenarnya wanita itu? Apa hubungannya dengan lahan kosong di Kamurocho?

SUPERB!!! itu kata yang tepat untuk cerita utama Yakuza 0. Dengan mengambil 2 sudut pandang berbeda dari 2 karakter utama menjadi satu plot yang saling berkait dan tersusun sangat rapi nyaris tanpa celah. Dramatisasi setiap scene ditampilkan dengan sangat keren sehingga saya dapat hanyut dalam cerita. Hal ini makin didukung dengan akting dan pembawaan emosi para karakter yang terasa tidak kaku, dan mengalir alami. Saya merasa seperti menonton drama kriminal dengan balutan kisah romantis yang tidak kacangan.

Sub Quest yang... WTF!!!
Jika cerita utama pembawaannya sangat serius, penuh darah, dan air mata, maka tidak begitu dengan Sub Quest game ini. Sub Quest Game ini membawa suasana yang lebih bervariasi dan tidak jarang terkesan sangat konyol, dan absurd.
Bayangkan seorang Kiryu Kazuma yang garang terhadap lawan-lawannya harus menyamar sebagai Produser acara kuliner TV, atau Goro Majima harus menyanyi-nyanyi ga jelas di atas jembatan untuk mengalihkan perhatian orang-orang agar seorang Pantonim bisa ke belakang diam-diam.

Kerennya, sub quest ini terpicu  saat sang karakter utama kebetulan lewat di dekat pemberi sub Quest. Hal ini membuat Sub quest terasa seperti pertemuan yang tidak disengaja, dan alami.
 Meski pun banyak sub quest yang konyol dan aneh, tetapi Tim Sega benar-benar serius meramu Sub quest ini sehingga tampak menarik baik dari cerita, mau pun penyampaiannya sehingga terkesan meski pun sang karakter utama adalah Yakuza, tapi masih memiliki sisi kemanusiaan dan sisi humor

Sistem Pertarungan 3 Gaya
Sebagai Game Action bertema kriminal, tentu saja Yakuza 0 mengharuskan kita  untuk melakukan pertarungan melawan anggota Yakuza lain yang berkeliaran di jalanan.
Agar terkesan tidak sekedar game action standart, Setiap karakter utama disuntikan 3 gaya pertarungan yang bisa kita ganti sewaktu-waktu dengan D-Pad tergantung situasi pertarungan yang terjadi.

Selain bertarung tangan kosong, sang karakter utama juga bisa memanfaatkan senjata mau pun barang sekitar seperti papan reklame, tong sampah, bahkan tembok sebagai senjata.
Saat bertarung akan ada Perintah Tombol  tertentu yang keluar yang jika berhasil dieksekusi akan mengeluarkan animasi pertarungan yang sadis tapi keren.


Uang adalah segalanya
Sistem upgrade juga disuntikkan dalam game Yakuza 0 untuk memastikan sang karakter utama memiliki skill yang lebih bervariasi.
Untuk mengupgrade karakter utama, kita diharuskan membuka impul upgrade dengan membayar sejumlah uang yang semakin lama semakin mahal. Hal ini membuat uang menjadi hal yang esential.
Untuk mendapatkan banyak uang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti melawan NPC, menjalankan Quest, berjudi, dan yang paling penting adalah berkerja.

Dalam hal bekerja, Kiryu akan berkerja di bidang real estate dimana dia akan bersaing dengan pengusaha real estate untuk menguasai wilayah kamurocho. Sedangkan Goro Majima akan mendirikan Host club dimana dia akan bersaing dengan Host club owner di seluruh Sotenbori.

Saya merasa bahwa pekerjaan  Kiryu sebagai pengusaha real estate jauh lebih mudah, dengan penghasilan lebih besar daripada  Hostess club Goro, tetapi ini diimbangi dengan upgrade Majima yang lebih murah.


Karakter fiktif yang realistis
 Karakter-karakter dalam Yakuza 0 memang fiktif, tetapi beberapa karakter berdasarkan aktor dan aktris Jepang sungguhan dengan wajah dan perawakan fisik yang sama persis.
Akting, nada bicara, dan mimik wajah para karakter ini juga dibuat dengan sungguh-sungguh membuat mereka tampak hidup, dan membuat dramatisasi game ini semakin mantab.


Ladang bermain yang sempit
Sebagai game menyuntikan sistem Open World, sebenarnya settings Yakuza 0 sangat sempit. Hanya sebatas Kamurocho di Tokyo, dan Sotenbori di Osaka yang bisa kita jelajahi kurang dari 10 menit.
Meski pun begitu, kedua kota ini tampak hidup dengan banyaknya orang lalu lalang, dan segudang aktifitas yang bisa kita lakukan untuk melepas lelah setelah menjalankan Quest.

Karakter kita bisa melakukan aktifitas yang trend pada tahun 1980'an  seperti bermain Ding-dong dengan game Sega classic, karaoke, makan minum di restoran, berjudi, main biliar, Lomba disko, bahkan bermain Tamiya.
Tentu saja, karakter kita juga bisa melakukan aktifitas malam seperti nonton video dewasa dengan artis sungguhan, Koleksi kartu telepon dewasa, dan tentu saja Phone sex.

Musik Karaoke terngiang-ngiang di telinga
Cobalah bermain karaoke, musik-musik yang dihadirkan benar-benar asik didengar, dengan video clip yang WTF. Saya sangat menyukai lagu JUDGEMENT!!

Overall
Sebagai Franchise pertama Yakuza yang saya mainkan, Yakuza 0 benar-benar memuaskan saya. Cerita, dan dramatisasi sempurna. Gameplay yang asik, musik yang enak didengar, Sub-Quest yang unik, design karakter yang realistis, ditambah Suasana kehidupan kota Jepang 80'an yang kental dengan segudang aktifitas yang bisa kita lakukan.
Kelemahan game ini mungkin hanya ketergantungan terhadap uang yang tinggi, dan juga kota yang cukup sempit.
Saya memberi nilai 9.0 dari 10

 





   


Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.