Yakuza adalah Franchise game action adventure semi Open world buatan Sega. Seperti judulnya, game ini akan membawa kita merasakan kehidupan Yakuza, semacam organisasi Mafia di Jepang. Saya berkesempatan mencoba memainkan game Yakuza 0 yang merupakan Prekuel dari Yakuza yang pertama kali keluar di PS2 dulu sebagai perkenalan saya terhadap Franchise ini
Cerita dari 2 sudut pandang Protagonis
Jepang medio 1980-an, Kiryu Kazuma seorang anggota muda Yakuza difitnah membunuh seseorang di sebuah lahan kosong yang menjadi sengketa di wilayah Kamurocho (Plesetan Kabukicho Semacam wilayah khusus kehidupan malam di Tokyo Jepang). Sebagai buronan kelompok Yakuza, dia ditawari untuk berkerja pada Tetsu Tachibana seorang Pengusaha Real Estate yang juga menginginkan Lahan kosong tersebut, sembari mencari bukti bahwa ia tidak bersalah.
Di Kota Osaka, Goro Majima, seorang mantan Yakuza yang berkerja sebagai Host di sebuah Night Club dipaksa untuk membunuh seorang wanita tuna netra bernama Makoto Makimura. Ternyata wanita itu juga diincar oleh pihak lain. Siapa sebenarnya wanita itu? Apa hubungannya dengan lahan kosong di Kamurocho?
SUPERB!!! itu kata yang tepat untuk cerita utama Yakuza 0. Dengan mengambil 2 sudut pandang berbeda dari 2 karakter utama menjadi satu plot yang saling berkait dan tersusun sangat rapi nyaris tanpa celah. Dramatisasi setiap scene ditampilkan dengan sangat keren sehingga saya dapat hanyut dalam cerita. Hal ini makin didukung dengan akting dan pembawaan emosi para karakter yang terasa tidak kaku, dan mengalir alami. Saya merasa seperti menonton drama kriminal dengan balutan kisah romantis yang tidak kacangan.
Sub Quest yang... WTF!!!
Jika cerita utama pembawaannya sangat serius, penuh darah, dan air mata, maka tidak begitu dengan Sub Quest game ini. Sub Quest Game ini membawa suasana yang lebih bervariasi dan tidak jarang terkesan sangat konyol, dan absurd.
Bayangkan seorang Kiryu Kazuma yang garang terhadap lawan-lawannya harus menyamar sebagai Produser acara kuliner TV, atau Goro Majima harus menyanyi-nyanyi ga jelas di atas jembatan untuk mengalihkan perhatian orang-orang agar seorang Pantonim bisa ke belakang diam-diam.
Kerennya, sub quest ini terpicu saat sang karakter utama kebetulan lewat di dekat pemberi sub Quest. Hal ini membuat Sub quest terasa seperti pertemuan yang tidak disengaja, dan alami.
Meski pun banyak sub quest yang konyol dan aneh, tetapi Tim Sega benar-benar serius meramu Sub quest ini sehingga tampak menarik baik dari cerita, mau pun penyampaiannya sehingga terkesan meski pun sang karakter utama adalah Yakuza, tapi masih memiliki sisi kemanusiaan dan sisi humor
Sistem Pertarungan 3 Gaya
Sebagai Game Action bertema kriminal, tentu saja Yakuza 0 mengharuskan kita untuk melakukan pertarungan melawan anggota Yakuza lain yang berkeliaran di jalanan.
Agar terkesan tidak sekedar game action standart, Setiap karakter utama disuntikan 3 gaya pertarungan yang bisa kita ganti sewaktu-waktu dengan D-Pad tergantung situasi pertarungan yang terjadi.
Selain bertarung tangan kosong, sang karakter utama juga bisa memanfaatkan senjata mau pun barang sekitar seperti papan reklame, tong sampah, bahkan tembok sebagai senjata.
Saat bertarung akan ada Perintah Tombol tertentu yang keluar yang jika berhasil dieksekusi akan mengeluarkan animasi pertarungan yang sadis tapi keren.
Uang adalah segalanya
Sistem upgrade juga disuntikkan dalam game Yakuza 0 untuk memastikan sang karakter utama memiliki skill yang lebih bervariasi.
Untuk mengupgrade karakter utama, kita diharuskan membuka impul upgrade dengan membayar sejumlah uang yang semakin lama semakin mahal. Hal ini membuat uang menjadi hal yang esential.
Untuk mendapatkan banyak uang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti melawan NPC, menjalankan Quest, berjudi, dan yang paling penting adalah berkerja.
Dalam hal bekerja, Kiryu akan berkerja di bidang real estate dimana dia akan bersaing dengan pengusaha real estate untuk menguasai wilayah kamurocho. Sedangkan Goro Majima akan mendirikan Host club dimana dia akan bersaing dengan Host club owner di seluruh Sotenbori.
Saya merasa bahwa pekerjaan Kiryu sebagai pengusaha real estate jauh lebih mudah, dengan penghasilan lebih besar daripada Hostess club Goro, tetapi ini diimbangi dengan upgrade Majima yang lebih murah.
Karakter fiktif yang realistis
Karakter-karakter dalam Yakuza 0 memang fiktif, tetapi beberapa karakter berdasarkan aktor dan aktris Jepang sungguhan dengan wajah dan perawakan fisik yang sama persis.
Akting, nada bicara, dan mimik wajah para karakter ini juga dibuat dengan sungguh-sungguh membuat mereka tampak hidup, dan membuat dramatisasi game ini semakin mantab.
Ladang bermain yang sempit
Sebagai game menyuntikan sistem Open World, sebenarnya settings Yakuza 0 sangat sempit. Hanya sebatas Kamurocho di Tokyo, dan Sotenbori di Osaka yang bisa kita jelajahi kurang dari 10 menit.
Meski pun begitu, kedua kota ini tampak hidup dengan banyaknya orang lalu lalang, dan segudang aktifitas yang bisa kita lakukan untuk melepas lelah setelah menjalankan Quest.
Karakter kita bisa melakukan aktifitas yang trend pada tahun 1980'an seperti bermain Ding-dong dengan game Sega classic, karaoke, makan minum di restoran, berjudi, main biliar, Lomba disko, bahkan bermain Tamiya.
Tentu saja, karakter kita juga bisa melakukan aktifitas malam seperti nonton video dewasa dengan artis sungguhan, Koleksi kartu telepon dewasa, dan tentu saja Phone sex.
Musik Karaoke terngiang-ngiang di telinga
Cobalah bermain karaoke, musik-musik yang dihadirkan benar-benar asik didengar, dengan video clip yang WTF. Saya sangat menyukai lagu JUDGEMENT!!
Overall
Sebagai Franchise pertama Yakuza yang saya mainkan, Yakuza 0 benar-benar memuaskan saya. Cerita, dan dramatisasi sempurna. Gameplay yang asik, musik yang enak didengar, Sub-Quest yang unik, design karakter yang realistis, ditambah Suasana kehidupan kota Jepang 80'an yang kental dengan segudang aktifitas yang bisa kita lakukan.
Kelemahan game ini mungkin hanya ketergantungan terhadap uang yang tinggi, dan juga kota yang cukup sempit.
Saya memberi nilai 9.0 dari 10
Cerita dari 2 sudut pandang Protagonis
Jepang medio 1980-an, Kiryu Kazuma seorang anggota muda Yakuza difitnah membunuh seseorang di sebuah lahan kosong yang menjadi sengketa di wilayah Kamurocho (Plesetan Kabukicho Semacam wilayah khusus kehidupan malam di Tokyo Jepang). Sebagai buronan kelompok Yakuza, dia ditawari untuk berkerja pada Tetsu Tachibana seorang Pengusaha Real Estate yang juga menginginkan Lahan kosong tersebut, sembari mencari bukti bahwa ia tidak bersalah.
Di Kota Osaka, Goro Majima, seorang mantan Yakuza yang berkerja sebagai Host di sebuah Night Club dipaksa untuk membunuh seorang wanita tuna netra bernama Makoto Makimura. Ternyata wanita itu juga diincar oleh pihak lain. Siapa sebenarnya wanita itu? Apa hubungannya dengan lahan kosong di Kamurocho?
SUPERB!!! itu kata yang tepat untuk cerita utama Yakuza 0. Dengan mengambil 2 sudut pandang berbeda dari 2 karakter utama menjadi satu plot yang saling berkait dan tersusun sangat rapi nyaris tanpa celah. Dramatisasi setiap scene ditampilkan dengan sangat keren sehingga saya dapat hanyut dalam cerita. Hal ini makin didukung dengan akting dan pembawaan emosi para karakter yang terasa tidak kaku, dan mengalir alami. Saya merasa seperti menonton drama kriminal dengan balutan kisah romantis yang tidak kacangan.
Sub Quest yang... WTF!!!
Jika cerita utama pembawaannya sangat serius, penuh darah, dan air mata, maka tidak begitu dengan Sub Quest game ini. Sub Quest Game ini membawa suasana yang lebih bervariasi dan tidak jarang terkesan sangat konyol, dan absurd.
Bayangkan seorang Kiryu Kazuma yang garang terhadap lawan-lawannya harus menyamar sebagai Produser acara kuliner TV, atau Goro Majima harus menyanyi-nyanyi ga jelas di atas jembatan untuk mengalihkan perhatian orang-orang agar seorang Pantonim bisa ke belakang diam-diam.
Kerennya, sub quest ini terpicu saat sang karakter utama kebetulan lewat di dekat pemberi sub Quest. Hal ini membuat Sub quest terasa seperti pertemuan yang tidak disengaja, dan alami.
Meski pun banyak sub quest yang konyol dan aneh, tetapi Tim Sega benar-benar serius meramu Sub quest ini sehingga tampak menarik baik dari cerita, mau pun penyampaiannya sehingga terkesan meski pun sang karakter utama adalah Yakuza, tapi masih memiliki sisi kemanusiaan dan sisi humor
Sistem Pertarungan 3 Gaya
Sebagai Game Action bertema kriminal, tentu saja Yakuza 0 mengharuskan kita untuk melakukan pertarungan melawan anggota Yakuza lain yang berkeliaran di jalanan.
Agar terkesan tidak sekedar game action standart, Setiap karakter utama disuntikan 3 gaya pertarungan yang bisa kita ganti sewaktu-waktu dengan D-Pad tergantung situasi pertarungan yang terjadi.
Selain bertarung tangan kosong, sang karakter utama juga bisa memanfaatkan senjata mau pun barang sekitar seperti papan reklame, tong sampah, bahkan tembok sebagai senjata.
Saat bertarung akan ada Perintah Tombol tertentu yang keluar yang jika berhasil dieksekusi akan mengeluarkan animasi pertarungan yang sadis tapi keren.
Uang adalah segalanya
Sistem upgrade juga disuntikkan dalam game Yakuza 0 untuk memastikan sang karakter utama memiliki skill yang lebih bervariasi.
Untuk mengupgrade karakter utama, kita diharuskan membuka impul upgrade dengan membayar sejumlah uang yang semakin lama semakin mahal. Hal ini membuat uang menjadi hal yang esential.
Untuk mendapatkan banyak uang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan seperti melawan NPC, menjalankan Quest, berjudi, dan yang paling penting adalah berkerja.
Dalam hal bekerja, Kiryu akan berkerja di bidang real estate dimana dia akan bersaing dengan pengusaha real estate untuk menguasai wilayah kamurocho. Sedangkan Goro Majima akan mendirikan Host club dimana dia akan bersaing dengan Host club owner di seluruh Sotenbori.
Saya merasa bahwa pekerjaan Kiryu sebagai pengusaha real estate jauh lebih mudah, dengan penghasilan lebih besar daripada Hostess club Goro, tetapi ini diimbangi dengan upgrade Majima yang lebih murah.
Karakter fiktif yang realistis
Karakter-karakter dalam Yakuza 0 memang fiktif, tetapi beberapa karakter berdasarkan aktor dan aktris Jepang sungguhan dengan wajah dan perawakan fisik yang sama persis.
Akting, nada bicara, dan mimik wajah para karakter ini juga dibuat dengan sungguh-sungguh membuat mereka tampak hidup, dan membuat dramatisasi game ini semakin mantab.
Ladang bermain yang sempit
Sebagai game menyuntikan sistem Open World, sebenarnya settings Yakuza 0 sangat sempit. Hanya sebatas Kamurocho di Tokyo, dan Sotenbori di Osaka yang bisa kita jelajahi kurang dari 10 menit.
Meski pun begitu, kedua kota ini tampak hidup dengan banyaknya orang lalu lalang, dan segudang aktifitas yang bisa kita lakukan untuk melepas lelah setelah menjalankan Quest.
Karakter kita bisa melakukan aktifitas yang trend pada tahun 1980'an seperti bermain Ding-dong dengan game Sega classic, karaoke, makan minum di restoran, berjudi, main biliar, Lomba disko, bahkan bermain Tamiya.
Tentu saja, karakter kita juga bisa melakukan aktifitas malam seperti nonton video dewasa dengan artis sungguhan, Koleksi kartu telepon dewasa, dan tentu saja Phone sex.
Musik Karaoke terngiang-ngiang di telinga
Cobalah bermain karaoke, musik-musik yang dihadirkan benar-benar asik didengar, dengan video clip yang WTF. Saya sangat menyukai lagu JUDGEMENT!!
Overall
Sebagai Franchise pertama Yakuza yang saya mainkan, Yakuza 0 benar-benar memuaskan saya. Cerita, dan dramatisasi sempurna. Gameplay yang asik, musik yang enak didengar, Sub-Quest yang unik, design karakter yang realistis, ditambah Suasana kehidupan kota Jepang 80'an yang kental dengan segudang aktifitas yang bisa kita lakukan.
Kelemahan game ini mungkin hanya ketergantungan terhadap uang yang tinggi, dan juga kota yang cukup sempit.
Saya memberi nilai 9.0 dari 10
0 komentar:
Posting Komentar
Please do not spam and respect each other
Tolong jangan spam, dan saling menghormati