• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

25 Juli 2024

Kebangkitan kembali karakter antagonis ikonik: Langkah cerdas!

 Disclaimer! Pertama, di sini saya akan beropini dari sudut pandang retro gamer dan gamer generalist. Saya bukan seorang pemain aktif  atau pun Pro player game fighting seperti Tekken dan Street Fighter. Apa yang saya tulis ini tidak mewakili pemikiran organisasi apa pun. Kedua, saya akan lebih banyak membahas seri Tekken daripada Street Fighter dikarenakan saya lebih mengikuti cerita Tekken daripada Street Fighter

               Terkejut! Mungkin itu reaksi pemain game Tekken saat ada pengumuman munculnya kembali Heihachi Mishima sebagai karakter DLC Tekken 8 untuk bulan Agustus nanti lewat trailer yang tersebar di platfform Youtube. Beberapa gamer bersorak gembira karena kembalinya karakter “pak tua” yang telah ada sejak Tekken rilis di tahun 1994.

    Beberapa gamer lainnya justru bingung dan mungkin geram menanyakan kenapa Heihachi yang sudah “mati” di Tekken 7 kembali dihidupkan. Apalagi Harada, sebagai otak dibalik seri Tekken pernah berkata di sebuah wawancara bahwa Heihachi Mishima is completely dead.

Menolak Pensiun


               Sebulan sebelum pengumuman kembalinya Heihachi oleh Bandai Namco, Capcom sudah lebih dulu mengumumkan kembali karakter antagonis ikonis dalam series Street Fighter, yaitu M. Bison sebagai karakter DLC Street Fighter VI. Tentu dengan penampilan  lebih misterius sekaligus sangar. 

               Kembalinya para karakter antagonis ikonik ini seolah-olah menandakan bahwa sang Developer baik Bandai Namco mupun Capcom tidak rela mereka pensiun dari dunia game fighting dan sekedar jadi kenangan, meski pun di satu sisi mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa terus mengandalkan Heihachi mau pun M. Bison sebagai antagonis dalam cerita game mereka.

Tampilan baru M. Bison


               Dalam Tekken, misalnya. Saya yang hanya main Tekken 3, Tekken 5, Tekken 6 dan Tekken 7 pun sampai jengah mau sampai kapan konflik keluarga Mishima akan menjadi cerita utama, dimana sepanjang seri  ada 3 karakter yang selalu jadi biang rusuh yaitu Heihachi Mishima, Kazuya Mishima, dan Jin Kazama.

               Dalam Tekken 7, Heihachi akhirnya “dimatikan” setelah beberapa kali selamat dari kematian di seri terdahulu misal saat dia diledakan di opening Tekken 5. Ketidakhadiran Heihachi dalam roster Tekken 8, dan juga wawancara Harada seolah-olah mengkonfirmasi bahwa Heihachi sudah dipensiunkan. Sudah saatnya cerita Tekken move on sedikit dengan munculnya Reina, karakter baru yang menggantikan peran Heihachi sebagai tukang rusuh baru dalam konflik keluarga Mishima

               Sekarang, Heihachi telah dikonfirmasi akan kembali Tekken meski pun hanya sebagai karakter DLC. Tentu saja banyak orang-orang yang kembali mengeluhkan betapa hebatnya daya tahan hidup di pak tua ini sehingga konflik keluarga Mishima pasti akan kembali berputar untuk seri Tekken berikutnya.

              

Posisi cerita dalam Game Fighting

               Saya selalu berpendapat  bahwa cerita di dalam game itu penting, akan tetapi, di satu sisi saya juga semakin sadar bahwa cerita tidak harus menjadi fokus utama dalam sebuah game.

Dalam Game Fighting seperti Tekken dan Street Fighter, saya sebagai gamer tentu akan lebih antusias dalam mengantisipasi mekanik Gameplay dan karakter dari game tersebut daripada menanti kelanjutan cerita dari game tersebut.

Dalam Gameplay game Fighting, evolusi dalam mekanik pertarungan dalam game adalah faktor paling penting. Dalam setiap seri Tekken, kita pasti merasakan perbedaan mekanik yang cukup signifikan saat dimainkan. Mulai dari gerakan animasi yang semakin luwes, atau dengan menyuntikan fitur jurus pamungkas yang mudah dieksekusi tapi membutuhkan timing yang tepat. Gamer tentu akan antusias menantikan evolusi-evolusi ini di atas apa pun.

Evolusi Mekanik dalam Game Fighting


Selain evolusi dalam Gameplay, kita sebagai gamer tentu penasaran dengan siapa karakter yang akan muncul dalam seri terbaru. Jika itu karakter lama yang kembali muncul, kita akan penasaran mulai dari bagaimana design mereka dan bagaimana mekanik bertarung mereka. Apakah ada perubahan mencolok atau tidak.

Sebaliknya jika itu karakter baru, kita akan penasaran ingin mencoba bagaimana mekanik bertarungnya. Apakah dia tipe petarung aliran tertentu yang fokus pada kekuatan?  Atau fokus pada teknik dan kecepatan? Bagaimana dengan jurus-jurusnya? Apakah dia mewakili aliran bela diri tertentu?

Dari penjelasan di atas, saya seolah akan menggiring anda bahwa cerita dalam game fighting tidak penting? Oh tidak seperti itu, Ferguso.

 Tidak menjadi fokus bukan berarti tidak penting karena nyatanya keberadaan dan peran setiap karakter  game fighting perlu dibangun dari fondasi cerita yang mantab karena akan menjadi salah satu daya tarik para gamer untuk menggunakan karakter tersebut dalam pertarungan.

Dalam Tekken misalnya, secara garis besar ceritanya memang konflik keluarga Mishima dan jika orang awam kita beritahu soal ini pasti beberapa berpikir bahwa  ceritanya tidak jauh beda dari sinetron negeri kepulauan Khatulistiwa yang tidak jauh-jauh dari harta, tahta, dan wanita.

Nyatanya, fondasi cerita Tekken tidak dibangun sesederhana itu. Setiap karakter dalam game Tekken diceritakan memiliki motivasi dan latar belakang yang bervariasi kenapa mereka terlibat dalam konflik keluarga itu.

Konflik keluarga dengan alur yang tidak sinetronable


Mulai dari yang memiliki peran penting dalam cerita utama, dalam hal ini tentu saja Jin, Kazuya, dan Heihachi (serta Reina). Jangan lupakan pula  karakter pendukung terlibat dalam konflik tersebut secara langsung seperti Xiaoyu, Nina, Lars, dan Zafina. Bahkan ada pula karakter yang ga penting-penting amat dalam cerita utama macam Law, dan Paul.

Lore dan motivasi setiap karakter ini membuat saya selalu ingin mencoba menamatkan story game ini dengan karakter yang berbeda saya memiliki sudut pandang baru terhadap seri Tekken tersebut setiap saya menamatkan dengan karakter tersebut.

 

Langkah Cerdas!

               Melihat dari pendapat saya di atas, tanpa maksud mengabaikan evolusi mekanik dalam gameplay, saya ingin mengatakan bahwa keberadaan seorang karakter  yang ikonik dalam game Fighting itu penting karena banyak fans ingin menggunakan  karakter ikonik tersebut dalam mekanik gameplay yang baru.

               Masalahnya adalah bagaimana peran karakter tersebut dalam cerita. Masalah ini tentu mudah diatasi jika karakter ikonik itu memang tidak memiliki peran penting dalam cerita seperti Law dan Paul yang selalu muncul dalam seri Tekken meski pun cerita mereka tidak penting dan cenderung konyol.

               Ini karena sebagai karakter lama dan sudah menjadi bagian tidak terpisahkan  dari nama Tekken itu sendiri, keberadaan Paul dan Law lebih penting di mata fans. Tak peduli dengan bodohnya cerita mereka.

               Tentu saja Tim Developer Tekken 8 tidak bisa membuang karakter seikonik Heihachi dari roster Tekken 8  itu begitu saja. Akan tetapi di sisi lain, peran Heihachi di cerita  Tekken 8 mau dijadikan apa setelah peristiwa di Ending Tekken 7? Ga mungkin kan mendapatkan Treatment yang sama seperti Paul dan Law dengan memberikan cerita yang ga jelas dan konyol. Heihachi itu Mishima, bro

               Tim Developer Tekken 8 mengambil langkah cerdas. Mereka tidak buru-buru melepaskan Heihachi Mishima sejak awal perilisan Tekken 8. Sebaliknya, mereka lebih dahulu memperkenalkan karakter baru bernama Reina yang terlibat pada konflik keluarga Mishima.

Reina (Mishima?)


               Keberadaan Reina menjadi penyegaran terhadap Tekken 8. Mereka seolah-olah menjadikan Reina sebagai pengganti Heihachi, apalagi diceritakan Reina memiliki gaya bertarung Mishima, sama seperti Heihachi. Tentu saja saya tidak memungkiri bahwa saya juga tertarik pada model karakter Reina

               Karena itu, Tim Tekken membuat cerita utama dalam Tekken 8 juga berfokus untuk memperkenalkan karakter Reina ini dan apa motivasinya terlibat dalam konflik keluarga Mishima. Mereka ingin fans memiliki ketertarikan dan keterikatan terhadap karakter “tante”  ini dulu, setidaknya dari segi cerita.

Yes... dia seorang Tante


               Setelah lore utama Reina terungkap, ini menjadi saat yang tepat untuk merilis karakter DLC untuk menjadi tambahan roster dalam  Tekken 8, dan tentu saja ini menjadi suatu alasan yang tepat untuk “menghidupkan kembali” Heihachi Mishima meski pun peran apa yang akan diberikan  dalam cerita utama Tekken kepadanya belum kita ketahui

               DLC Heihachi Mishima ini juga bagus buat bisnis Bandai Namco sendiri. Pertama, membawa kembali fans-fans Tekken terutama fans Heihachi Mishima untuk memainkan Tekken 8, entah itu pemain yang baru membeli Tekken 8, atau pemain yang kembali lagi memainkan game ini.

               Kedua, kehadiran Heihachi Mishima ini tentu menjadi kado istimewa dari Bandai namco yang diberikan kepada fans  untuk perayaan 30 tahun Tekken. Bayangkan jika sebelumnya fans kecewa karena diduga perayaan 30 tahun Tekken akan tanpa Heihachi yang sudah menjadi ikon game ini sejak 1994.

Saat pengumuman ini terdengar apalagi membawa embel-embel 30 tahun Tekken, fans tentu akan bersorak gembira dan mungkin tidak akan berpikir panjang untuk mendapatkan petarung tua ini.

Setali tiga uang dengan rilisnya M.Bison di Street Fighter 6. Ini tentu strategi Capcom untuk menarik kembali player-player Street Fighter 6 atau Street Fighter sebelumnya yang rindu akan kehadiran pemimpin Shadaloo ini.

 

DLC Tekken 8

Pada akhirnya kembalinya karakter ikonik sebagai DLC ini tidak lebih dari strategi bisnis sang Developer untuk menjawab kebutuhan gamer terhadap kehadiran karakter tersebut dalam mekanik gameplay seri terbaru sekaligus suatu cara untuk menyegarkan cerita utama dengan mengenalkan alur cerita dan karakter baru terlebih dahulu.

Dengan cara ini Developer bisa menyusupkan karakter ikonik ini untuk bisa digunakan sebagai playable karakter dalam mekanik gameplay yang baru, tetapi mempunyai cerita yang singkat yang mungkin tidak akan mempengaruhi cerita utama… setidaknya dalam seri ini



9 Juli 2024

Loyalitas Mobile Legends vs Royalitas Honor of Kings: Perang dimulai

 

Setelah 2 tahun lebih mempersiapkan “amunisi”, tanggal 20 Juni 2024 kemarin, Tencent akhirnya meluncurkan Honor of Kings ke pasar global lewat Playstore. Ini menandai juga era baru Perang MOBA Mobile terutama di Pasar Indonesia yang selama 6 tahun ini  dikuasai oleh Mobile Legend.



               Mobile Legends Bang Bang (MLBB) memang terbukti tahan banting. Di Perang MOBA Mobile pertama (2017-2019), mereka harus melawan Arena of Valor (AOV) keluaran Garena yang merupakan versi global dari Honor of Kings (HOK).

               Sayangnya, AOV semakin mengalami turun peminat. Menurut pengalaman saya, AOV saat itu sebenarnya memiliki grafis yang lebih bagus dari MLBB, tetapi di satu sisi ini juga menjadi kendala karena pada saat itu mayoritas player Indonesia memiliki HP yang “mepet kiri” untuk memainkan AOV.

AOV, Mantan Pesaing berat MLBB


               Keadaan ini berhasil dimanfaatkan oleh Moonton yang mengeluarkan MLBB dengan grafis yang mensupport HP-HP kentang pada saat itu, sehingga memungkinkan berbagai kalangan memainkan MLBB tanpa halangan spec yang berarti.

               Selain itu, masih menurut pengalaman saya, Server AOV sering mengalami kendala connection error sehingga saya sering susah masuk ke dalam Main menu AOV.

               Kemunduran AOV juga menandai awal kejayaan MLBB di Pasar MOBA Mobile Indonesia. Berkat dukungannya kepada para influencer, content creator dan terbentuknya tim-tim E-sport serta mulainya kompetisi E-sport seperti  MPL, MSC dan M series, MLBB menancapkan pengaruhnya ke para gamer MOBA mobile

Pada saat ini komunitas-komunitas MLBB tumbuh subur di berbagai kalangan. Tidak mengenal tua, muda, kaya miskin. Di mana pun, dan kapan pun kita melihat orang memainkan MLBB.

Saya pun juga sampai salah prediksi. Di awal 2019, game-game Battle Royale macam PUBG dan Free Fire mulai ngetrend, dan saya mengira bahwa era MOBA Mobile akan tamat, dan akan ditinggalkan pemainnya.

Nyatanya, meski pun sudah tidak seramai 5 tahun lalu dan ada trend menurunnya minat player, komunitas pemain MLBB masih kuat hingga tahun 2024 ini.

 

Pesaing “mudah” MLBB pasca AOV

               AOV sebagai mantan pesaing MLBB, saat ini masih “bernafas” di ranah MOBA Mobile meski pun sudah disebut MOBA sepi. AOV pun masih melakukan update-update konten termasuk hero baru dan skin.

               Beberapa MOBA bermunculan untuk menggantikan AOV melawan dominasi MLBB di pasar MOBA Mobile Indonesia. Mereka harusnya akan menjadi pesaing sulit karena dukungan di belakang layar mereka tidak main-main.

               Misalnya, League of Legend:  Wild Rift dari Riot Game. WR ini digadang-gadang menjadi League of Legend versi Mobile.  Nama besar League of Legend sebagai penguasa MOBA PC kudunya terdengar angker di telinga para user MOBA.

               Sayangnya, WR ini masih kesulitan menandingi MLBB di pasar Indonesia. Penyebab utamanya adalah Gameplay berbeda dari MLBB yang membuat player baru kudu beradaptasi dengan gaya bermain yang baru.

Gameplay WR sebenarnya menantang cuma butuh waktu untuk adaptasi


               Pokemon Unite adalah nama MOBA yang membawa nama besar Pokemon dan tentu saja Nintendo. Nyatanya MOBA pertarungan basket antar pokemon yang “adem” ini juga hanya menjadi trend sesaat sebelum perlahan tenggelam jarang terdengar.

               Bagaimana dengan Lokapala, game MOBA asli Indonesia? Dia masih belum bisa menjadi tuan di negerinya sendiri. Meski pun begitu usahanya, bertahan di ranah MOBA Mobile dan perbaruan terus-menerus untuk memperbaiki sisi teknis dan artistik patut saya acungi jempol.

Harus tetap didukung. Indopride


               Paling tragis adalah Autochess MOBA. Diklaim sebagai DOTA 2 versi MOBA, nyatanya mereka hanya hidup kurang dari 2 bulan di pasaran.

               Para pesaing MLBB itu (dengan mengecualikan Autochess MOBA) sebenarnya berhasil membentuk komunitas gamer yang sayangnya tidak cukup besar melawan komunitas MLBB yang terlanjur menjadi besar beberapa tahun ini

 

Bansos Honor of Kings

               Kenyamanan MLBB menguasai pasar MOBA Mobile Indonesia mulai terusik saat sekitar 2022 beredar kabar bahwa Honor of Kings yang menguasai pasar MOBA mobile Tiongkok berencana ekspansi ke pasar global.

MLBB Killer? maybe


               Berbeda dengan saat menghadapi pesaing-pesaing lainnya, Moonton tampak tidak santai menanggapi rencana rilisnya HOK ini di pasar global.

               Wajar saja karena kali ini Moonton harus bersaing melawan “raksasa” bernama Tencent yang barang tentu lebih dari siap “membakar uang” untuk membesarkan Honor of Kings di pasar global.

               Selain itu, kali ini MLBB tidak bisa memanfaatkan keunggulan dari adaptasi Gameplay seperti yang terjadi pada Wild Rift. Hal ini karena secara Gameplay, HOK hampir mirip dengan MLBB sehingga player MLBB tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi saat bermain HOK.

               Tencent tidak main-main dalam mempersiapkan HOK ke pasar global. Butuh persiapan dan beta testing  hingga 2 tahun bagi HOK sebelum akhirnya 20 Juni 2024 lalu HOK rilis di pasar global.

               Tidak serta merta rilis, HOK “menembakan” berbagai amunisinya untuk menarik perhatian player MOBA Mobile di Indonesia. Mulai dari berbagai iklan baik yang sangat kreatif, hingga yang jelas-jelas menjatuhkan MLBB.

               Selain itu, para Gaming Content Creator, dan Gaming Influencer mulai ikut-ikutan memainkan HOK. Tentu saja ada campur tangan Tencent di balik fenomena ini

               Amunisi utama dari HOK tidak lain dan tidak bukan adalah berbagai jenis Bansos kepada player baru berupa hero, skin, dan pernak-pernik yang gratis, atau setidaknya murah meriah.

Free 1 Hero per hari


               Cara mendapatkan Bansos ini pun tidak merepotkan. Kita cukup bermain gameplay baik Rank atau Normal maksimal 3 pertandingan per hari lalu mengklaim hadiah-hadiah Bansos yang kita peroleh dari hasil pertandingan-pertandingan itu.

               Bansos ini juga menunjukan bagaimana keroyalan Tencent dalam memanjakan pemain baru. Misalkan Hero yang diberikan secara gratis sejak awal adalah hero-hero yang mudah digunakan tetapi mematikan dalam gameplay.

               Selain itu, seiring kita bermain, kita akan mendapatkan lebih banyak hero-hero dengan berbagai jenis posisi dan mekanik secara gratis. Ini seolah-olah memberikan kesempatan bagi player untuk menemukan hero yang cocok dengan gaya gameplay masing-masing.

               Hingga hari ini, belum genap HOK rilis secara global, saya telah mendapatkan 46 hero dan hanya 3 diantaranya yang saya dapatkan dari menggunakan Starstone yaitu, mata uang In-game HOK. 43 sisanya saya dapatkan secara gratis berkat bansos dari HOK

               Di MLBB, untuk mendapatkan jumlah hero yang sama, saya membutuhkan waktu lebih dari 2 tahun dengan rajin mencari battle point atau Fragment hero.

               Bagaimana dengan Bansos skin? Jika anda mengira Tencent akan memberikan skin kaleng-kaleng atau seadanya, maka anda salah besar karena skin yang diberikan secara gratis  bahkan  memiliki kualitas epic hingga skin kolaborasi yang tidak murah jika dibeli dengan uang asli.



               Bansos pernak-pernik berupa item-item juga tidak bisa diremehkan karena akan mempermudah player mendapatkan Starstone, dan fragment yang bisa digunakan untuk mendapatkan Hero mau pun skin.

               Selain itu, ada juga item-item yang mempermudah player dalam pertandingan Rank, misal membuat player  mudah naik Rank, atau, sebaliknya bertahan di Rank tersebut meski pun player tersebut kalah dalam pertandingan.

               Untuk dari segi pengalaman gameplay dan teknis Honor of Kings bisa dilihat di artikel terdahulu.

 

Antisipasi benar dengan eksekusi yang seadanya

               Tentu saja serangan masif HOK ini juga berusaha diantisipasi oleh Moonton dengan tindakan yang membuat heran para player karena Moonton yang biasanya kikir mendadak jadi berbaik hati memberikan event-event yang memungkinkan player mendapatkan hero dan skin mahal dengan gacha yang dipermudah, bahkan gratis asal rajin mengikuti event tersebut.

Give away Skin Epic


               Meski pun tidak seroyal Tencent, tetapi player-player pemburu skin MLBB senang-senang aja. Malah berharap HOK makin royal agar MLBB makin obral skin.

               Saya sendiri, sebagai player gratisan kurang antusias dalam Event-event MLBB ini karena sejak awal bermain MOBA Mobile, saya memang lebih berfokus pada memburu Hero daripada skin. Berburu skin gratisan hanya saya anggap sebagai bonus.

               Sedangkan saat ini saya sudah mengumpulkan 110 lebih hero MLBB dan hanya tersisa kurang lebih 10 hero, dan mereka tidak diikutkan dalam event-event tersebut. Saya pun fine-fine saja karena hero-hero yang tersisa itu memang bukan hero prioritas alias hanya pelengkap koleksi.

Bonus 112 Skin gratisan 


               Tindakan Moonton dengan berusaha membuat event skin murah dan mudah digacha ini sebenarnya tepat yaitu dengan berusaha mempertahankan minat komunitasnya. Hanya saja kurang berani jor-joran saja sehingga ada player yang kurang bisa menikmati event ini, misal player gratisan seperti saya.

               Seharusnya Moonton lebih berani menjual Skin atau hero dengan lebih murah, apalagi melihat aksi bansos HOK secara masif dan royal cukup berhasil menarik player MLBB menuju HOK. Semoga saja pada event Yellow Diamond berikutnya, Moonton mempertimbangkan untuk menurunkan harga Skin mau pun Hero.

 


Loyalitas vs Royalitas

               Lalu apakah dengan Bansos melimpah yang diberikan HOK kepada player akan membuat player MLBB beralih ke HOK?

               Belum tentu.

               Memang trend saat ini sedang berpihak pada Honor of Kings. Terbukti dengan HOK menjadi game gratis terpopuler di Playstore sedangkan MLBB harus puas berada di peringkat 5. Tentu saja pengaruh Bansos yang melimpah, dan promosi besar-besaran telah menarik rasa penasaran para player MOBA Mobile.

HOK sementara memimpin


               Masalahnya, ini masih terlalu dini menilai HOK akan mengaduk-ngaduk kedudukan MLBB. Bisa saja ini hanya trend sesaat dimana player MOBA Mobile hanya sekedar penasaran atau hanya ingin mengumpulkan Bansos HOK sebelum kembali ke MLBB

               Ingat. Ini bukan kali pertama MLBB menghadapi pesaing. Dalam perjalanan 7 tahun, MLBB telah menghadapi berbagai macam MOBA pesaing  kuat macam AOV, Wild Rift, dan Pokemon Unite.

               Terbukti bahwa Moonton tetap berhasil mempertahankan komunitas MLBB untuk tetap kuat menghadapi pesaingnya itu. Malah para pesaingnya itu hanya menjadi trend sesaat sebelum akhirnya sekarang bisa dikatakan keok sebelum menjadi lebih besar

               Nah sekarang bagaimana dari segi player sendiri? Moonton harus bersyukur karena komunitas MLBB tetap kuat karena banyak player yang masih loyal terhadap MLBB. Kenapa?

               Pertama, para player itu sudah membentuk komunitas dalam MLBB. Mereka sudah memiliki teman Mabar dalam MLBB yang mungkin sudah saling sinkron sebagai tim. Jika mereka berpindah ke MOBA lain, mereka harus membentuk komunitas dan tim baru yang belum tentu sinkron. Maka dari itu mereka tetap stay di MLBB asal bisa bermain dengan temannya

               Kedua, para player terutama player lama apakah akan ikhlas melepaskan prestasi, pencapaian dan item-item yang telah mereka peroleh atau beli? Apakah mereka rela meninggalkan Rank Mythical mereka untuk memulai perjalanan baru di game baru? Atau apakah mereka akan merelakan skin senilai jutaan rupiah yang telah mereka peroleh selama ini demi Bansos dari game lain? Tentu ini berat bagi mereka yang telah mati-matian di MLBB untuk pindah ke lain hati.

Apa rela beli semahal ini terus ditinggal?


               Bahkan player gratisan seperti saya pun sayang harus meninggalkan MLBB setelah lebih dari 4 tahun grinding Hero di game ini. Apalagi di game MLBB saya bisa silahturahmi bersama teman-teman masa sekolah saya. Selama ini mereka juga enggan bermain lama-lama di HOK karena menganggap HOK hanya trend sementara.

               Nah tugas berat Moonton adalah bagaimana menjaga komunitas MLBB tetap kuat karena kali ini Moonton dan MLBB bersaing dengan raksasa benaran, yaitu Tencent yang memiliki kekuatan finansial jauh melebihi Moonton. Goyangan terhadap komunitas MLBB akan sangat kencang kali ini.

               Moonton harus mengambil langkah strategis yang tepat karena perang ini akan panjang. Blunder sedikit saja dalam mengambil kebijakan dan strategi, Moonton bisa saja kehilangan loyalitas dari para playernya.

               Nah sekarang, sebagai pengamat saya akan melihat seberapa menarik jalannya Perang MOBA mobile ini

Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.