Setelah 2 tahun lebih mempersiapkan “amunisi”, tanggal 20
Juni 2024 kemarin, Tencent akhirnya meluncurkan Honor of Kings ke pasar global
lewat Playstore. Ini menandai juga era baru Perang MOBA Mobile terutama di
Pasar Indonesia yang selama 6 tahun ini
dikuasai oleh Mobile Legend.
Mobile
Legends Bang Bang (MLBB) memang terbukti tahan banting. Di Perang MOBA Mobile pertama
(2017-2019), mereka harus melawan Arena of Valor (AOV) keluaran Garena yang
merupakan versi global dari Honor of Kings (HOK).
Sayangnya,
AOV semakin mengalami turun peminat. Menurut pengalaman saya, AOV saat itu
sebenarnya memiliki grafis yang lebih bagus dari MLBB, tetapi di satu sisi ini
juga menjadi kendala karena pada saat itu mayoritas player Indonesia memiliki
HP yang “mepet kiri” untuk memainkan AOV.
AOV, Mantan Pesaing berat MLBB |
Keadaan
ini berhasil dimanfaatkan oleh Moonton yang mengeluarkan MLBB dengan grafis
yang mensupport HP-HP kentang pada saat itu, sehingga memungkinkan berbagai
kalangan memainkan MLBB tanpa halangan spec yang berarti.
Selain
itu, masih menurut pengalaman saya, Server AOV sering mengalami kendala
connection error sehingga saya sering susah masuk ke dalam Main menu AOV.
Kemunduran
AOV juga menandai awal kejayaan MLBB di Pasar MOBA Mobile Indonesia. Berkat
dukungannya kepada para influencer, content creator dan terbentuknya tim-tim
E-sport serta mulainya kompetisi E-sport seperti MPL, MSC dan M series, MLBB menancapkan
pengaruhnya ke para gamer MOBA mobile
Pada saat ini komunitas-komunitas
MLBB tumbuh subur di berbagai kalangan. Tidak mengenal tua, muda, kaya miskin.
Di mana pun, dan kapan pun kita melihat orang memainkan MLBB.
Saya pun juga sampai salah
prediksi. Di awal 2019, game-game Battle Royale macam PUBG dan Free Fire mulai
ngetrend, dan saya mengira bahwa era MOBA Mobile akan tamat, dan akan
ditinggalkan pemainnya.
Nyatanya, meski pun sudah tidak
seramai 5 tahun lalu dan ada trend menurunnya minat player, komunitas pemain
MLBB masih kuat hingga tahun 2024 ini.
Pesaing “mudah” MLBB pasca AOV
AOV
sebagai mantan pesaing MLBB, saat ini masih “bernafas” di ranah MOBA Mobile
meski pun sudah disebut MOBA sepi. AOV pun masih melakukan update-update konten
termasuk hero baru dan skin.
Beberapa
MOBA bermunculan untuk menggantikan AOV melawan dominasi MLBB di pasar MOBA
Mobile Indonesia. Mereka harusnya akan menjadi pesaing sulit karena dukungan di
belakang layar mereka tidak main-main.
Misalnya, League of Legend: Wild Rift dari Riot Game. WR ini digadang-gadang menjadi League of Legend versi
Mobile. Nama besar League of Legend
sebagai penguasa MOBA PC kudunya terdengar angker di telinga para user MOBA.
Sayangnya,
WR ini masih kesulitan menandingi MLBB di pasar Indonesia. Penyebab utamanya
adalah Gameplay berbeda dari MLBB yang membuat player baru kudu beradaptasi
dengan gaya bermain yang baru.
Gameplay WR sebenarnya menantang cuma butuh waktu untuk adaptasi |
Pokemon
Unite adalah nama MOBA yang membawa nama besar Pokemon dan tentu saja Nintendo.
Nyatanya MOBA pertarungan basket antar pokemon yang “adem” ini juga hanya
menjadi trend sesaat sebelum perlahan tenggelam jarang terdengar.
Bagaimana
dengan Lokapala, game MOBA asli Indonesia? Dia masih belum bisa menjadi tuan di
negerinya sendiri. Meski pun begitu usahanya, bertahan di ranah MOBA Mobile dan
perbaruan terus-menerus untuk memperbaiki sisi teknis dan artistik patut saya
acungi jempol.
Harus tetap didukung. Indopride |
Paling
tragis adalah Autochess MOBA. Diklaim sebagai DOTA 2 versi MOBA, nyatanya
mereka hanya hidup kurang dari 2 bulan di pasaran.
Para
pesaing MLBB itu (dengan mengecualikan Autochess MOBA) sebenarnya berhasil
membentuk komunitas gamer yang sayangnya tidak cukup besar melawan komunitas
MLBB yang terlanjur menjadi besar beberapa tahun ini
Bansos Honor of Kings
Kenyamanan
MLBB menguasai pasar MOBA Mobile Indonesia mulai terusik saat sekitar 2022
beredar kabar bahwa Honor of Kings yang menguasai pasar MOBA mobile Tiongkok berencana
ekspansi ke pasar global.
MLBB Killer? maybe |
Berbeda
dengan saat menghadapi pesaing-pesaing lainnya, Moonton tampak tidak santai
menanggapi rencana rilisnya HOK ini di pasar global.
Wajar
saja karena kali ini Moonton harus bersaing melawan “raksasa” bernama Tencent
yang barang tentu lebih dari siap “membakar uang” untuk membesarkan Honor of
Kings di pasar global.
Selain
itu, kali ini MLBB tidak bisa memanfaatkan keunggulan dari adaptasi Gameplay
seperti yang terjadi pada Wild Rift. Hal ini karena secara Gameplay, HOK hampir
mirip dengan MLBB sehingga player MLBB tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi
saat bermain HOK.
Tencent
tidak main-main dalam mempersiapkan HOK ke pasar global. Butuh persiapan dan
beta testing hingga 2 tahun bagi HOK
sebelum akhirnya 20 Juni 2024 lalu HOK rilis di pasar global.
Tidak
serta merta rilis, HOK “menembakan” berbagai amunisinya untuk menarik perhatian
player MOBA Mobile di Indonesia. Mulai dari berbagai iklan baik yang sangat kreatif,
hingga yang jelas-jelas menjatuhkan MLBB.
Selain
itu, para Gaming Content Creator, dan Gaming Influencer mulai ikut-ikutan
memainkan HOK. Tentu saja ada campur tangan Tencent di balik fenomena ini
Amunisi
utama dari HOK tidak lain dan tidak bukan adalah berbagai jenis Bansos kepada
player baru berupa hero, skin, dan pernak-pernik yang gratis, atau setidaknya
murah meriah.
Free 1 Hero per hari |
Cara
mendapatkan Bansos ini pun tidak merepotkan. Kita cukup bermain gameplay baik
Rank atau Normal maksimal 3 pertandingan per hari lalu mengklaim hadiah-hadiah
Bansos yang kita peroleh dari hasil pertandingan-pertandingan itu.
Bansos
ini juga menunjukan bagaimana keroyalan Tencent dalam memanjakan pemain baru. Misalkan
Hero yang diberikan secara gratis sejak awal adalah hero-hero yang mudah
digunakan tetapi mematikan dalam gameplay.
Selain
itu, seiring kita bermain, kita akan mendapatkan lebih banyak hero-hero dengan
berbagai jenis posisi dan mekanik secara gratis. Ini seolah-olah memberikan
kesempatan bagi player untuk menemukan hero yang cocok dengan gaya gameplay
masing-masing.
Hingga
hari ini, belum genap HOK rilis secara global, saya telah mendapatkan 46 hero
dan hanya 3 diantaranya yang saya dapatkan dari menggunakan Starstone yaitu,
mata uang In-game HOK. 43 sisanya saya dapatkan secara gratis berkat bansos
dari HOK
Di MLBB,
untuk mendapatkan jumlah hero yang sama, saya membutuhkan waktu lebih dari 2
tahun dengan rajin mencari battle point atau Fragment hero.
Bagaimana
dengan Bansos skin? Jika anda mengira Tencent akan memberikan skin
kaleng-kaleng atau seadanya, maka anda salah besar karena skin yang diberikan
secara gratis bahkan memiliki kualitas epic hingga skin kolaborasi
yang tidak murah jika dibeli dengan uang asli.
Bansos
pernak-pernik berupa item-item juga tidak bisa diremehkan karena akan
mempermudah player mendapatkan Starstone, dan fragment yang bisa digunakan
untuk mendapatkan Hero mau pun skin.
Selain
itu, ada juga item-item yang mempermudah player dalam pertandingan Rank, misal
membuat player mudah naik Rank, atau,
sebaliknya bertahan di Rank tersebut meski pun player tersebut kalah dalam
pertandingan.
Untuk
dari segi pengalaman gameplay dan teknis Honor of Kings bisa dilihat di artikel terdahulu.
Antisipasi benar dengan eksekusi yang seadanya
Tentu
saja serangan masif HOK ini juga berusaha diantisipasi oleh Moonton dengan
tindakan yang membuat heran para player karena Moonton yang biasanya kikir
mendadak jadi berbaik hati memberikan event-event yang memungkinkan player
mendapatkan hero dan skin mahal dengan gacha yang dipermudah, bahkan gratis
asal rajin mengikuti event tersebut.
Give away Skin Epic |
Meski
pun tidak seroyal Tencent, tetapi player-player pemburu skin MLBB senang-senang
aja. Malah berharap HOK makin royal agar MLBB makin obral skin.
Saya
sendiri, sebagai player gratisan kurang antusias dalam Event-event MLBB ini
karena sejak awal bermain MOBA Mobile, saya memang lebih berfokus pada memburu
Hero daripada skin. Berburu skin gratisan hanya saya anggap sebagai bonus.
Sedangkan
saat ini saya sudah mengumpulkan 110 lebih hero MLBB dan hanya tersisa kurang
lebih 10 hero, dan mereka tidak diikutkan dalam event-event tersebut. Saya pun
fine-fine saja karena hero-hero yang tersisa itu memang bukan hero prioritas
alias hanya pelengkap koleksi.
Bonus 112 Skin gratisan |
Tindakan
Moonton dengan berusaha membuat event skin murah dan mudah digacha ini
sebenarnya tepat yaitu dengan berusaha mempertahankan minat komunitasnya. Hanya
saja kurang berani jor-joran saja sehingga ada player yang kurang bisa
menikmati event ini, misal player gratisan seperti saya.
Seharusnya
Moonton lebih berani menjual Skin atau hero dengan lebih murah, apalagi melihat
aksi bansos HOK secara masif dan royal cukup berhasil menarik player MLBB menuju
HOK. Semoga saja pada event Yellow Diamond berikutnya, Moonton mempertimbangkan
untuk menurunkan harga Skin mau pun Hero.
Loyalitas vs Royalitas
Lalu
apakah dengan Bansos melimpah yang diberikan HOK kepada player akan membuat player
MLBB beralih ke HOK?
Belum
tentu.
Memang
trend saat ini sedang berpihak pada Honor of Kings. Terbukti dengan HOK menjadi
game gratis terpopuler di Playstore sedangkan MLBB harus puas berada di
peringkat 5. Tentu saja pengaruh Bansos yang melimpah, dan promosi
besar-besaran telah menarik rasa penasaran para player MOBA Mobile.
HOK sementara memimpin |
Masalahnya,
ini masih terlalu dini menilai HOK akan mengaduk-ngaduk kedudukan MLBB. Bisa
saja ini hanya trend sesaat dimana player MOBA Mobile hanya sekedar penasaran
atau hanya ingin mengumpulkan Bansos HOK sebelum kembali ke MLBB
Ingat. Ini
bukan kali pertama MLBB menghadapi pesaing. Dalam perjalanan 7 tahun, MLBB
telah menghadapi berbagai macam MOBA pesaing kuat macam AOV, Wild Rift, dan Pokemon Unite.
Terbukti bahwa Moonton tetap berhasil mempertahankan komunitas MLBB untuk tetap kuat menghadapi pesaingnya itu. Malah para pesaingnya itu hanya menjadi trend sesaat sebelum akhirnya sekarang bisa dikatakan keok sebelum menjadi lebih besar
Nah
sekarang bagaimana dari segi player sendiri? Moonton harus bersyukur karena komunitas
MLBB tetap kuat karena banyak player yang masih loyal terhadap MLBB. Kenapa?
Pertama,
para player itu sudah membentuk komunitas dalam MLBB. Mereka sudah memiliki
teman Mabar dalam MLBB yang mungkin sudah saling sinkron sebagai tim. Jika
mereka berpindah ke MOBA lain, mereka harus membentuk komunitas dan tim baru
yang belum tentu sinkron. Maka dari itu mereka tetap stay di MLBB asal bisa
bermain dengan temannya
Kedua, para
player terutama player lama apakah akan ikhlas melepaskan prestasi, pencapaian
dan item-item yang telah mereka peroleh atau beli? Apakah mereka rela
meninggalkan Rank Mythical mereka untuk memulai perjalanan baru di game baru? Atau
apakah mereka akan merelakan skin senilai jutaan rupiah yang telah mereka
peroleh selama ini demi Bansos dari game lain? Tentu ini berat bagi mereka yang
telah mati-matian di MLBB untuk pindah ke lain hati.
Apa rela beli semahal ini terus ditinggal? |
Bahkan
player gratisan seperti saya pun sayang harus meninggalkan MLBB setelah lebih
dari 4 tahun grinding Hero di game ini. Apalagi di game MLBB saya bisa
silahturahmi bersama teman-teman masa sekolah saya. Selama ini mereka juga
enggan bermain lama-lama di HOK karena menganggap HOK hanya trend sementara.
Nah
tugas berat Moonton adalah bagaimana menjaga komunitas MLBB tetap kuat karena kali
ini Moonton dan MLBB bersaing dengan raksasa benaran, yaitu Tencent yang
memiliki kekuatan finansial jauh melebihi Moonton. Goyangan terhadap komunitas
MLBB akan sangat kencang kali ini.
Moonton
harus mengambil langkah strategis yang tepat karena perang ini akan panjang.
Blunder sedikit saja dalam mengambil kebijakan dan strategi, Moonton bisa saja
kehilangan loyalitas dari para playernya.
Nah
sekarang, sebagai pengamat saya akan melihat seberapa menarik jalannya Perang MOBA
mobile ini
0 komentar:
Posting Komentar
Please do not spam and respect each other
Tolong jangan spam, dan saling menghormati