• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

21 Agustus 2019

[Review] Final Fantasy XV: Beautiful Failure

Seperti yang saya ceritakan sekilas di artikel kemarin, saya sedang memainkan Final Fantasy XV, dan tanpa saya sangka besoknya saya bisa menamatkannya Main Quest, lalu saya pun melanjutkannya dengan "bersenang-senang" di dunia Eos  hingga saya rasa cukup untuk membuat Review.

Cerita yang tidak perlu dipedulikan
Noctis, seorang pangeran dari Kerajaan Lucis bersama ketiga sahabatnya Gladiolus, Ignis dan Prompto sedang melakukan perjalanan untuk mengunjungi tunangan Noctis yang bernama Lunafreya. Secara mengejutkan mereka mendengar  runtuhnya kerajaan mereka karena serangan Nilfheim, ditambah dengan tewasnya ayah Noctis. Dapatkah Noctis merebut kembali kerajaannya?

Biasanya saat bermain FF, faktor yang saya utamakan adalah faktor Game story, cuman mungkin ini FF pertama dimana saya nyaris tak peduli dengan cerita game ini. Ada 3 faktor yang membuat saya rasa  membuat bagian ini gagal total

satu, cerita terlalu generik tentang usaha Pangeran  dan 3 teman ksatria yang ingin merebut kembali kerajaannya dari penjajah dan menyelamatkan sang putri, dimana dalam perkembangannya persahabatan ke-4 orang itu diuji.

dua, penyampaian cerita yang kurang dramatis. ini adalah bagian paling gagal. Biasanya Square Enix paling pintar dlam mendramatisir suatu peristiwa dalam sehingga timbul berbagai macam perasaan yang tak terungkap dalam memainkannya, dan berkesan selama bertahun-tahun dalam kenangan.

Nah, di dalam FFXV, banyak peristiwa yang dilewatkan, atau hanya disampaikan lewat percakapan sehari-hari. Misal si karakter A yang adalah tentara bayaran Nilfheim yang menemani Noctis cs jelajah dungeon. Saat  jelajah dungeon itu lah si karakter A bercerita kalau dia sebenernya ga setuju dengan tindakan Nilfheim, dan curhat motivasinya kenapa dia mau kerja ma Nilfheim. Jujur saja berasa kaya ngobrol di angkringan.

Sebenarnya cara bercerita seperti ini ini adalah strategi marketing team Square Enix yang menjadi faktor ketiga, yaitu jika ingin cerita lengkap maka kita ada keharusan menonton film animasi Kingglaive Final Fantasy XV, serial anime Final Fantasy XV: Brotherhood, memainkan Tetralogi DLC Episode Gladiolus, Episode Ignis, Episode Prompto, dan Episode Ardyn, serta terakhir serial novel yang menjadi nantinya alternate ending FFXV. Saya jamin itu lumayan menguras space hardisk, dan keuangan kalian.

Cara ini menyebalkan sekali, karena Square Enix tega membuat plot hole pada bagian terpenting dalam game unggulannya ini dan menjualnya menjadi bagian terpisah

Sistem pertarungan yang sederhana tapi menyenangkan.
Untungnya kekacauan di sektor cerita berhasil ditutupi di sektor game play.
Final Fantasy XV menjelma dari game yang biasanya Turn Based RPG menjadi action RPG layaknya serial Tales, dimana kita mengendalikan aksi satu karakter secara aktif seperti menyerang, bertahan, dan menyerang.
Karakter utama yang kita gunakan adalah Noctis dimana dia bisa menggunakan segala jenis senjata dimana sewaktu waktu bisa kita ganti dengan tombol D-Pad tergantung dengan kondisi pertarungan dan taktis.  Kontrolnya cukup mudah dikuasai dan dihapalkan.
Jurus istimewa Noctis adalah Warp Strike yang membuat dia melempat senjata dan melakukan teleport secepat kilat ke arah senjata itu. Sangat cocok untuk melakukan Serangan dadakan atau melarikan diri. Hanya saja harap memperhatikan Mana point saat melakukan jurus ini, atau Noctis akan masuk status Stasis dimana dia  kehabisan energi dan susah bergerak

Untuk urusan Magic, dalam FFXV kita harus mengumpulkan energi sihir yang tersebar dan meramu sendiri magic menjadi bentuk semacam granat yang dilemparkan saat pertarungan. Uniknya, meski pun magic hanya ada api, es dan petir serta jumlahnya terbatas, tapi kita bisa mengkombinasikan dengan Item2 sehingga magic yang kita ramu memiliki keunikan dan efek sendiri-sendiri. Misal Api dan Hi-Potion akan menghasilkan magic api dengan kemampuan healcast. Jadi saat karakter kita melemparkan sihir api, ia juga akan menyembuhkan sejumlah hit point.

Saat mengendalikan Noctis, ketiga rekannya akan menjadi AI yang sangat membantu dalam pertarungan dengan peran spesial. Misal Gladiolus layaknya menjadi Knight yang fokus pada heavy damage, Prompto sebagai ranger yang fokus pada serangan jarak jauh, dan Ignis sebagai support.
Setiap karakter AI memiliki teknik bertarung spesial yang bisa kita eksekusi dengan kombinasi tombol yang sederhana, dan mengorbankan sejumlah Tech bar.
Oh ya, setelah game ini diupdate, kita pun bisa memilih karakter lain, selain Noctis untuk dikendalikan dengan kemampuan mereka yang unik.

Pace pertarungan game ini rata-rata  cepat dan sialnya, kamera pertarungan kadang stuck di semak semak atau sudut mati. Untungnya ada settings untuk membuat Type pertarungan menjadi Wait atau Active. Jika anda memilih wait, akan ada jeda yang cukup lama untuk menganalisa musuh atau memilih dan menyerang bagian lemah musuh.
Buat saya, sistem pertarungan inilah yang membuat saya betah bermain FFXV... Sangat seru dan menyenangkan, dengan gerakan-gerakan animasi yang keren, terutama saat melakukan kombinasi, atau technic.
Sayangnya, kita tidak memiliki kendali atas rekan-rekan AI kita, sehingga saat kita melakukan serangan magic ke musuh, mereka juga terkadang terkena dampak dari magic tersebut karena berada di dekat musuh yang terkena Magic. Untungnya mereka cukup cerdas dan tidak begitu merepotkan dalam pertarungan.

Jangan melupakan Summon yang pasti kita dapatkan dengan melakukan main Quest. Summon di FFXV ini sangat dahsyat dan sebagian besar menyebabkan musuh segera lenyap. Sayangnya, Summon ini keluarnya sangat acak.

Piknik gratis keliling Lucis
Untuk masalah grafis dan sound, Square Enix tidak pernah mengecewakan. Peta utama yaitu Lucis benar-benar indah dan penuh misteri untuk dijelajahi.
Dengan menyuntikan unsur semi open world, Di chapter tertentu kita diberi kebebasan untuk mengelilingi Lucis untuk melakukan berbagai aktivitas seperti Sub Quest atau mencari nafkah dengan Hunt monster.
Peta Lucis tak seluas game open world lainnya. Dari ujung benua ke ujung benua lain bisa dijelajahi dengan mobil kerajaan, Regalia kurang lebih 10 menit, dan selama itu, kita bisa menikmati pemandangan indah Lucis, atau berhenti di tempat tertentu untuk makan, beli senjata, melakukan misi Hunt atau Sub quest.
Sayangnya, kendaraan kita, yaitu mobil Regalia hanya bisa berjalan di jalan raya utama, dan untuk masuk hutan atau kawasan lain, kita bisa menyewa Chocobo, atau malah jalan kaki terutama jika anda memasuki Dungeon dimana Chocobo kita menolak untuk ikut.
Supaya tidak bosan, Square Enix menyuntikan fitur MP3 yang berisi lagu-lagu FF terdahulu untuk membangkitkan kenangan. Selain itu, ada kegiatan sampingan lain yang bisa kita lakukan misal Noctis bisa memancing, Prompto melakukan potret perjalan, dan Ignis memasak saat kita memutuskan untuk bermalam di tenda. Yah anggap aja piknik gratis.

Jika anda bosan berkeliling Lucis, atau kemalaman dan takut dicegat monster di jalan, akan ada instant travel ke tempat tujuan yang sangat murah.

Sistem upgrade yang unik.

Ada 2 tipe upgrade permanen yang bisa anda lakukan di dalam game ini.
Pertama, upgrade Level, untuk memperkuat ke-4 karakter kita. Caranya seperti FF yang dulu yaitu dengan melakukan pertarungan, atau sub quest dan memperoleh sejumlah Experience (EXP). Yang membedakan adalah Exp ini akan diakumulasikan, dan dibagikan saat kita tidur. Tempat kita tidur pun berpengaruh dengan akumulasi akhir Exp, misal jika kita tidur di tenda, kita akan mendapat Exp dengan jumlah normal, di hotel standard kita mendapat 1.5x dari jumlah akumulasi hari itu, bahkan jika kita menginap di hotel mewah, kita mendapat akumulasi akhir hingga 2x.
Cara Ini membuat upgrade Level di FFXV menjadi lebih cepat, dan tidak perlu lama-lama melakukan grinding

Kedua, upgrade ability setiap karakter dilakukan di menu Ascencion. Di Menu terdapat macam-macam Tree ability yang berfokus pada jenis upgrade ability yang ingin kita upgrade. Misal Combat ability, Magic Ability, Exploration Ability, Teamwork ability dll.
Untuk membuka 1 point ability Ascencion, kita memerlukan sejumlah Ability Point (AP) yang bisa kita peroleh dengan berbagai cara, misal mengalahkan musuh dengan cara tertentu, atau sekedar jalan-jalan. Semakin anda membuka point Exploration Ability di Ascencion, semakin banyak cara untuk mendapatkan AP

Upgrade ability ini membuat kemampuan khusus setiap karakter menjadi lebih kuat dan bervariasi. Misal dengan air dance, Noctis mampu melawan musuh dengan terbang-terbang kaya di sinetron Jaka Tingkir, atau Technic Ability Regroup dari Ignis yang mampu mengumpulkan dan melakukan healing semua karakter.

Yang tidak boleh lupa dilakukan adalah makan sebelum berpetualang, kenapa? Setiap makanan yang kita makan akan memberikan efek buff seperti tambahan attack atau tambahan hit point  yang bisa memperkuat kita dalam jangka waktu tertentu.


Kesimpulan:
Ini adalah FF pertama dimana Main Quest benar-benar ga berguna dan tidak saya perhatikan. Cara Square Enix bercerita dalam FFXV ini benar-benar kacau. Hanya beberapa scene yang cukup memorable... sisanya, I don't care.
Hanya 1 hal yang perlu saya kagumi dari sisi story  adalah keberanian Square Enix mengangkat tema soal disabilitas yang cukup sensitif, apalagi di game yang penuh aksi 
Sebaliknnya, sistem gameplay yang dulu bukan  fokus utama saya malah sangat mengasyikan dan menyenangkan. Kontrol yang sederhana dan mudah dikuasai ditambah  kombinasi bertarung antar karakter yang unik membuat saya betah bermain game ini.
Ini juga FF pertama dimana saya lebih keasyikan melakukan hunt, Sub Quest atau sekedar eksplorasi dungeon. Sebab lebih sering memberikan tantangan yang jauh lebih mengasyikan daripada melawan Final boss sekali pun.

Sistem upgrade pun lebih bervariasi dan tidak perlu buang-buang waktu untuk grinding.
Design dunia dan kota benar-benar indah dan menarik untuk dijelajahi meski pun peta dunia  termasuk sempit dibandingkan game open world lain, dan agak sepi.
Saya hanya bisa memberi nilai 7.5 dari 10




16 Agustus 2019

[Opini] Selamat tinggal Game RPG yang buang-buang waktu

Saat menulis ini, saya dalam proses memainkan Final Fantasy XV. Sebuah Final Fantasy yang "beda" karena membuat FF yang biasanya menggunakan Battle system Turn-Based menjadi sebuah game Real time Action RPG yang bahkan tidak perlu Battle Battle Screen sama sekali.

Melihat perubahan ini tiba-tiba mengingatkan saya bahwa tampaknya banyak perubahan dalam minat saya dalam bermain game khususnya RPG menjadi lebih memilih yang cepat dan tidak lagi buang-buang waktu.

Game RPG tidak buang-buang waktu? Sebentar! sebelum mencerca saya. Yang saya maksud tidak buang-buang waktu tidak ada hubungannya dengan Gameplay Time (Total lama anda bermain) menghilangnya Grinding buat Level up atau explorasi tapi lebih condong ke pengembangan game yang lebih efektif, dan efisien sehingga waktu bermain tidak hanya lebih cepat tapi juga lebih dinamis, efektif, efisien dan menarik.

Ini adalah hal-hal yang menjadi alasan saya:

  1. Sistem pertarungan Active Time Battle (ATB) mulai terasa membosankan
    Active Time Battle adalah sistem pertarungan dimana ada sebuah  bar yang terisi perlahan-lahan dan jika bar itu penuh, maka character game mendapat giliran buat beraksi, seperti menyerang atau melakukan Skill. Final Fantasy IV hingga Final Fantasy IX menerapkan sistem ini. Nah saat saya iseng nostalgia bermain FF Classic tersebut, jujur saya merasa menunggu Bar aksi terisi itu terasa membosankan dan membuat ngantuk. Untungnya versi remake dan remaster FF classic itu dilengkapi dengan sebuah button yang berfungsi untuk mempercepat Bar aksi tersebut.

  2. Hilangnya Random Encounter dan digantikan dengan On-Map Encounter
    Random Encounter adalah kondisi dimana musuh tidak tampak wujudnya di dalam sebuah map atau dungeon, sehingga ketika karakter game player memasuki peta/dungeon tersebut, secara tiba-tiba terjadi pertarungan acak dengan musuh yang ntah muncul dari mana. Sistem ini membuat player mau tak mau harus melawan musuh. Kalau pun bisa kabur, selang beberapa langkah pasti akan muncul Random Encounter lain
    Saat ini rata-rata game RPG mulai meninggalkan random Encounter dan menerapkan On Map encounter dimana musuh tampak dalam peta atau dungeon. Dampaknya adalah Karakter game yang dikendalikan player dapat memutuskan untuk melawan musuh tersebut atau tidak
    Di sisi lain, dengan rancangan On-map encounter ini, player dapat pula berpikir lebih strategis dan taktis untuk menghadapi musuh misal jika ia memukul musuh dari belakang akan memberikan keuntungan tertentu misal bonus damage atau debuff pada musuh.
  3.  Hint yang to the point dan eksplisit
    Dalam Game-game RPG, ekplorasi adalah hal-hal yang tidak terhindarkan. Sering kali Game RPG meminta player untuk pergi ke lokasi tertentu untuk menyelesaikan suatu misi misal mengalahkan seorang musuh, mencari item atau tuntutan cerita.
    Jika jaman dahulu kita harus benar-benar memperhatikan dan menganalisis setiap petunjuk dalam game yang bisa berupa percakapan seorang NPC, atau bahkan sebuah gosip yang samar-samar. Resikonya adalah jika kita salah menganalisis bisa jadi karakter game kita nyasar atau ketemu musuh yang "belum saatnya" dilawan.
    Saat ini, banyak game yang tidak hanya memberi petunjuk yang samar-samar, tetapi juga petunjuk yang lebih ekplisit misal sebuah ikon tertentu pada peta yang mengindikasikan jenis misi apa itu, atau seberapa pentingkah misi itu. Hal ini membuat kita sebagai player bisa memutuskan untuk segera ke lokasi misi yang kita pilih tanpa perlu menghabiskan waktu untuk menganalisis petunjuk yang ada


  4. Quick Travel
    Nah biasanya game-game RPG mempunyai Peta dunia yang luas, dan sering kali ada misi yang menuntut kita untuk menjelajah ke lokasi yang jauh satu sama lain, atau terkadang player melupakan sesuatu di suatu kota, dan berniat kembali ke sana tetapi sudah terlampau jauh.
    Untungnya sekarang bayak game yang menyediakan fitur quick travel yang memungkinkan player berpindah dengan cepat (atau setidaknya hanya menunggu loading screen) dari satu tempat ke tempat lain. Meski pun begitu, beberapa game meminta sejumlah bayaran untuk melakukan Quick travel sehingga membuat player tetap berpikir dengan matang
  5. Tingkat kesulitan misi sedikit dispoiler
    Dulu saat bermain game RPG, terkadang saya terlalu Pede untuk memasuki sebuah dungeon atau mengambil misi tanpa tahu atau salah menganalisis tingkat kesulitan misi tersebut . Akibatnya ya gitu... bertemu musuh "yang belum saatnya" dilawan, dan terpaksa mengulang permainan .
    Sekarang, ada beberapa game yang memberitahu tingkat kesulitan misi yang kita akan ambil, sehingga kita sebagai player bisa memperhitungkan tingkat kemampuan antara kita dan misi tersebut, termasuk perlunya grinding atau tidak

  6. Musuh yang lemah tapi lebih taktis di Turn Based RPG
    Sebenarnya ini hanya saya temukan saat bermain serial Trail of the cold steel 2. Sebagai game yang "masih" menerapkan Turn based strategy battle system d, entah kenapa ada sensasi yang menuntut kita cepat-cepat memenangkan sebuah pertarungan. Kenapa? jika kita mau berlama-lama, musuh yang kita lawan akan sangat merepotkan... SELEMAH apa pun mereka.

  7. Cerita yang bisa di skip
    RPG jaman dulu menuntut kita untuk mengikuti cerita game tanpa bisa di-skip.Tentu saja ini sering membuang-buang waktu.
    Sekarang, ada fitur pilihan untuk men-skip cerita game, sehingga kita bisa lanjut bermain tanpa mengikuti cerita. Saran pribadi saja. Sebaiknya gunakan fitur ini di New Game Plus saat anda sudah menamatkan game tersebut sebelumnya.

  8. Quick save dan auto save
    Sistem penyimpanan sangat penting pada game RPG karena membuat kita mampu melanjutkan bermain kapan pun kita mau, dan tidak perlu bermain dari awal. Masalahnya dalam game RPG jaman dulu, kita hanya bisa menyimpan di titik-titik tertentu. Bayangkan jika saat menjelajah dungeon lalu anda bertemu musuh "yang belum saatnya" dilawan dan kalah di 3/4 progress dungeon dan harus kembali di pintu masuk dungeon? sakit bukan?
    Sekarang, kebanyakan game menyediakan fitur quick save dimana kita bisa secepatnya menyimpan progress game saat "feeling anda" tidak enak. Bahkan ada beberapa game yang menyediakan fitur auto save yang akan menyimpan sekecil apa pun progres yang anda buat

  9. Sahabat sejatimu adalah Search Engine dan layanan video streaming online
    Salah satu sensasi bermain RPG adalah unsur petualangannya yang kental, terutama saat kita harus memecahkan sebuah teka teki untuk melanjutkan game. Sayangnya tidak semua orang mampu, dan niat menyelesaikan puzzle tersebut, apalagi beberapa puzzle memang dirancang rumit. Untuk itu kita perlu sedikit curang dengan membuka Walkthrough, sebuah artikel lengkap tentang rahasia-rahasia game.
    Jaman dulu, saya sebagai gamer kesulitan mendapatkan walkthrough karena internet masih lambat, dan majalah game yang menyediakan walkthrough harganya lumayan untuk ukuran pelajar. Paling terpaksa ya foto copy.
    Sekarang? nyasar di Dungeon, tinggal buka Search Engine macam Google untuk mendapatkan walktrough. Masih bingung juga? cuku buka layanan streaming online maca Youtube. masalah anda pasti segera terselesaikan.
Di atas adalah beberapa alasan kenapa saya merasa bahwa game RPG semakin berevolusi untuk menjadi game yang semakin dinamis, dan menarik dengan meniadakan, dan merancang ulang fitur-fitur yang membuat game RPG terkesan buang-buang waktu.


5 Agustus 2019

Tamatnya Gintama kami

Akhirnya setelah 704 chapter, Si Gorilla, Sorachi Hideaki berhasil menamatkan Gintama. Gintama mungkin tidak sepopuler One Piece, Detektif Conan, atau pun My Heroes academy, tetapi buat saya ini adalah salah satu manga terbaik (dan terbodoh) yang pernah dibuat di alam semesta ini.

Awal yang tidak jelas
Sebenarnya saya belum begitu lama tahu soal Gintama. Sekitar 2013 atau 2014, saya browsing2 komik online bertema komedi. Ada rekomendasi komik yang tidak saya kenal berjudul Gintama. Saya merasakan keanehan pertama, yaitu chapternya selalu update dari awal hingga terakhir (waktu itu masih sekitar 400 chapter. Setahu saya, kalau komik online ilegal kalau kurang populer bakal diputus sama Scanlatornya. Kalau ga populer kenapa scanlatornya niat banget nerjemahkan komik ini ke bahasa Inggris.

Saya coba baca chapter 1, dan tetap aja ga jelas ceritanya, apalagi grafisnya juga ga bagus2 amat. Tapi saya masih penasaran. Akhirnya saya coba menonton animenya dari awal. Setidaknya versi anime seharusnya lebih mudah dicerna. Kesan episode 1 adalah settingsnya aneh, temanya unik, tapi  it's hilarious.

Lanjut menonton animenya yang semakin menarik, dan semakin konyol terutama mulai diperkenalkan tokoh2 plesetan sejarah Jepang semacam Katsura, dan Shinsengumi yang jelas merusak kharisma tokoh aslinya dengan polah tingkah mereka yang absurd, dan ga waras

Sekitar 50 episode awal akan berisi cerita-cerita pendek yang penuh kelucuan, dan parodi pop culture terutama di Jepang. Setelah itu Gintama mulai diisi oleh Arc, yaitu kisah-kisah yang lebih panjang. Arc ini lah yang menjadi kekuatan inti Gintama. Meski pun awal-awal setiap  Arc masih berisi humor dan parody, tetapi lambat laun tone nya menjadi lebih serius, penuh aksi, dan memiliki cerita yang asyik serta penuh makna.

Menjelang 3 tahun menjelang akhir, tone cerita menjadi serius dan tegang layaknya komik aksi mendekati klimaks, meski pun sesekali ada humor dan parodi ga jelas yang mengingatkan kalau kita ini baca Gintama bukan Attack on Titan.  Heran aja bisa-bisanya seorang gorilla menulis cerita macam gini

Komik tentang orang pinggiran
Faktor menarik dalam Gintama adalah penokohan. Jika rata2 komik terkenal macam Naruto, One Piece, dan My Hero academia mengambil perjuangan from Zero to Hero, maka tokoh-tokoh dalam Gintama itu adalah Zero Hero dimana orang-orang dengan kemampuan yang "hebat" pernah mengalami titik terendah dalam hidup, dan  harus terus menjalani hidup sehari-hari dengan ragam problematika.

Jika diperhatikan dengan seksama, setting Gintama terinspirasi dari Jaman Bakumatsu hingga Restorasi Meiji dimana terjadi modernisasi besar-besaran, dan terjadi perubahan sosial besar dalam kehidupan masyarakat Jepang. Golongan Samurai yang dulu elit tersingkirkan, dan jadi pengangguran, orang-orang asing mulai masuk ke Jepang yang dulunya tertutup, disertai masuknya teknologi modern dari luar Jepang.

Perubahan hidup besar-besaran yang terjadi pada abad 19 ini dengan kreatifnya dimodifikasi oleh si Gorilla dengan mengubah fakta masuknya orang asing yang dipelopori oleh Komodor Perry dari AS menjadi alien dari luar angkasa, dan Masuknya teknologi alien tersebut menyebabkan geger budaya Jepang tradisional, dan modern campur aduk ga karuan. Bayangkan, orang2 masih memakai pakaian tradisional tapi sudah ada alat-alat modern macam HP, mobil bahkan pesawat, serta bangunan2 modern macam stasiun angkutan luar angkasa

Nah si Gorilla ini mengambil tokoh-tokoh dari orang-orang yang tersingkirkan karena perubahan hidup dalam masyarakat Jepang. Kita ambil contoh si  tokoh utama Gintoki yang jadi pengangguran, dan kerja serabutan karena Aturan larangan pemakaian pedang dan penghapusan Samurai,  ditambah karena dia bekas pemberontak anti alien.


kakak Shinpachi, Tae harus kerja banting tulang jadi host girl karena dojo pedangnya ga laku karena larangan berpedang. Kagura adalah imigran alien dari luar angkasa yang berasal dari keluarga broken home, bahkan ada Tsukuyo yang menjadi penjaga komplek lokalisasi.

Shinsengumi pun digambarkan sebagai Polisi yang berasal dari golongan samurai miskin, dan rakyat jelata.

 Bukan Gintama kalau mencari simpati dari latar belakang karakternya, justru sebaliknya saya simpati dengan keabsurdan dan ketidak normalan semua tokoh dalam Gintama mulai dari Polisi pecinta mayonaise, Polisi Stalker, ninja masokis, Penjaga lokalisasi judes, pewaris ilmu pedang krisis identitas, Samurai dan ninja yang suka rebutan komik, kepala polisi ugal-ugalan hingga Shogun yang selalu menderita tapi tetep bermuka lempeng.


Merubah Gaya storytelling

Kenapa saya menyukai Gintama? apakah komik absurd ini merubah hal dalam hidup saya?

Jujur saya mengagumi formula plot yang dibuat oleh si Gorilla dalam membuat arc yaitu: Prolog Penuh tawa dan absurd+ Masalah yang awalnya ringan semakin compleks+Masa lalu kelam+ Aksi keren+ Quote penuh makna+ Ending yang mengharukan+ Epilog yang penuh tawa dan absurd (lagi).

Memang Plot yang dibuat si Gorilla tidak sehebat buatan Eichiro Oda yang unik, jenius dan out of the box, tapi dari Plot Gintama lah, saya memutuskan untuk merubah total plot dalam scenario game Save The Princess from The Dragon (STPFTD)

Awalnya saya membuat scenario yang standart saja (atas saran teman saya), dan berakhir happy Ending. Tapi karena otak saya dirusak sama si Gorilla itu, Saya merubah gaya penceritaan menjadi lebih banyak unsur komedi tapi dengan eksekusi  cerita yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya

Sekarang Gintama sudah tamat. Gorilla untuk sementara bisa kembali jadi gorilla gunung. Tentu saja saya menanti karya berikutnya setelah Gorilla itu turun gunung



Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.