• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

22 Desember 2023

Tragedi di balik “Balung Buto”

 

Alkisah di sebuah desa yang damai tiba-tiba diserbu oleh bala tentara raksasa pimpinan raja Tegopati. Para raksasa itu mengobrak-ngabrik desa merampok dan memangsa penduduk desa. Penduduk desa pun lari tunggang-langgang mencari keselamatan. Mereka pun meminta pertolongan kepada seorang ksatria bernama Raden Bandung.

                

Gambar 1 Raksasa

               Raden Bandung, dan pasukannya pun menyerang para raksasa. Saat berhadapan dengan raja Tegopati, Raden Bandung kalah oleh kesaktian raja raksasa itu dan terpaksa mundur. Raden Bandung pun meminta petunjuk dewata untuk mengalahkan Tegopati dan pasukannya. Dewata pun memberi petunjuk agar Raden Bandung bertapa selama sewindu di tepi telaga.

               Dalam pertapaannya, Raden Bandung mendapat nasihat tentang kehidupan dari Dewa Ruci. Sang Dewa Ruci juga bertitah, “Sangir lah kukumu. Itu adalah satu-satunya cara mengalahkan Tegopati.” Raden Bandung pun segera mengasah kuku tangannya sesuai perintah Sang Dewa Ruci.

               Setelah kembali dari pertapaan, Raden Bandung segera menghimpun pasukan untuk menyerang balik para raksasa. Alangkah terkejutnya dia saat tahu kalau Tegopati dan pasukan raksasa telah mendirikan kerajaan bernama Glagahombo. Raden Bandung pun segera menyerang para raksasa.

               Sekali lagi Raden Bandung bertarung melawan Tegopati dan kali ini Raden Bandung berhasil menewaskan Tegopati dengan kukunya. Kehilangan rajanya, para raksasa pun lari tunggang-langgang. Pasukan Raden Bandung pun mengejar mereka dan tak memberi ampun. Banyak raksasa yang tewas, dan mayatnya bergelimpangan di tanah maupun mengapung di sungai.

               Untuk mengenang keberanian Raden Bandung yang mengembalikan kedamaian desa tersebut, daerah tempat pertempuran itu sekarang dinamai Sangiran. Di tempat itu lah hingga sekarang sering sekali ditemukan sisa tulang-tulang raksasa pasukan Tegopati yang oleh penduduk setempat dinamai “Balung Buto”

 

Sekilas Sangiran

               Mitos tentang “Balung Buto” tersebut berkembang diantara penduduk sekitaran Sangiran yang kini terletak di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Mungkin mitos ini untuk menjawab fenomena yang terjadi di sekitar daerah mereka dimana sering kali mereka menemukan tulang belulang yang berukuran raksasa. Tentu saja penduduk sekitaran Sangiran pada jaman dulu tidak mengetahui bahwa tulang-tulang tersebut adalah fosil-fosil makhluk purba yang mendiami Sangiran jutaan tahun lalu.

               Balung Buto” adalah istilah yang diambil dari bahasa Jawa Balung yang artinya tulang, dan Buto yang artinya raksasa. Penduduk Sangiran dulu percaya bahwa tulang-tulang ini berkhasiat untuk obat-obatan dan sebagai jimat kekebalan.

               Misteri “Balung Buto” mulai terungkap saat seorang ahli Paleontolog dan Geolog, Dr Gustav Heinrich Raph von Koenigswald melakukan penggalian di sekitar Sangiran dengan bantuan penduduk sekitar pada tahun 1930 an. Dia berhasil mengumpulkan fosil tulang-tulang Hominin purba yang berasal dari jutaan tahun lalu.

Salah satunya adalah fosil Meganthropus paleojavanicus yang ditemukan Dr G.H.R von Koenigswald pada 1941. Nama ini diambil dari kata Mega yang artinya besar, Anthropus yang artinya manusia, paleo yang artinya tua/ purba dan Javanicus yang artinya dari Jawa. Sehingga bisa diartikan sebagai manusia purba raksasa dari Jawa.


Gambar 2 Meganthropus paleojavanicus

Kemungkinan fosil yang diperkirakan berasal masa sekitar 2 juta tahun lalu ini yang dianggap sebagai raksasa oleh penduduk Sangiran jaman dulu. Itu wajar karena manusia purba ini memang  berperawakan tegap dengan tinggi sekitar 250 cm dan bentuk tengkorak mirip kera. Lucunya, manusia purba ini diperkirakan adalah pemakan tumbuh-tumbuhan, bukan pemangsa manusia layaknya konotasi para raksasa.

Selain  fosil manusia, di Sangiran juga ditemukan beragam fosil binatang purba seperti buaya, kuda nil, rusa, dan gajah purba. Kekayaan arkeologi yang terkandung di tanah Sangiran membuat UNESCO mengganjarnya sebagai salah satu Situs Warisan Dunia pada 1996. Setelah merenovasi museum yang lama, pada 15 Desember 2011 pemerintah lewat  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membuka Museum Purbakala Sangiran.

 

Hilangnya kerabat manusia

Penemuan-penemuan arkeologi di Sangiran memang akhirnya menjelaskan mitos “Balung Buto” yang dipercaya warga sekitar Sangiran sebagai tulang-tulang raksasa pasukan raja Tegopati. Akan tetapi, penemuan arkeologi ini belum mampu mengungkap misteri besar umat manusia yaitu kenapa manusia “sendirian” di Bumi ini? Apa yang terjadi pada kerabat kita yang lain?

Dalam istilah ilmiah, manusia modern disebut dengan Homo sapiens. Gabungan dari Genus Homo yang artinya manusia dan spesies sapiens yang artinya bijak. Saat ini manusia modern adalah satu-satunya spesies dari Genus Homo yang tersisa. Kerabat manusia yang lain misalkan Homo erectus, Homo Floresiensis, dan Homo neanderthalensis telah punah puluhan ribu tahun lalu.



Gambar 3 Homo neanderthalensis

Punahnya kerabat manusia ini masih menjadi misteri. Banyak dugaan-dugaan mengemuka mulai dari wabah penyakit, bencana alam, hingga seleksi alam. Atau mungkin kombinasi dari ketiganya

Sebagai contoh, Homo floresiensis adalah spesies manusia berukuran kerdil yang hidup antara 94.000 -13.000 tahun yang lalu berdasarkan penemuan fosil di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur. Karena ukurannya yang kerdil dan berat badannya yang sekitar 30 kg, kerabat manusia ini disebut “Hobbit” yang diambil dari salah satu ras berukuran kerdil dari karya novelis terkenal J.R.R. Tolkien. Diduga Hobbit ini hidup dengan bercocok tanam dan berburu aneka fauna di pulau Flores seperti gajah kerdil.  

Berdasarkan penemuan fosil dari sekitar 50.000 tahun lalu. Salah satu dugaan penyebab punahnya Hobbit ini adalah letusan gunung berapi dahsyat yang terjadi  secara beruntun selama ribuan tahun yang merusak ekosistem pulau Flores sehingga hewan-hewan buruan para Hobbit semakin berkurang yang semakin lama mempengaruhi populasi Hobbit.

Contoh lain, pernah ada masa dimana manusia modern hidup berdampingan dengan kerabatnya Homo neanderthalensis. Perawakan manusia Neandherthal tegap, sedikit lebih pendek dari manusia modern, memiliki massa tulang, dan otot yang lebih besar dari manusia modern. Volume otak mereka pun lebih besar dari manusia modern. Kerabat manusia  ini hidup dengan berburu aneka fauna seperti rusa, banteng, dan Mammoth.



Gambar 4 wajah manusia Neandertal

Saat suhu bumi turun, dan jaman es tiba, ekosistem global berubah dan hewan-hewan buruan mulai berkurang. Ini menyebabkan manusia Neandherthal harus bersaing dengan manusia modern. Patut diingat meski pun volume otak manusia Neandherthal lebih besar dari manusia modern tetapi, otak manusia modern lebih bisa menyelesaikan masalah yang lebih kompleks, lebih bisa melakukan analisis, dan  berstrategi, sehingga manusia modern semakin lama mendesak populasi manusia Neandherthal.

Ada juga dugaan bahwa penyebaran manusia modern lah yang mendesak kerabat-kerabat manusia menuju kepunahan berkat kemampuan manusia modern dalam beradaptasi, kemampuan berkomunikasi,  berkoodinasi dan menciptakan alat-alat yang lebih efisien. Besar kemungkinan juga perebutan buruan dan wilayah antara manusia modern dengan kerabat manusianya berakhir dengan perang antar spesies yang memusnahkan kerabat-kerabat manusia dan membuat manusia modern menjadi pemenangnya.

Jika dugaan perang spesies ini salah satu penyebab hilangnya kerabat manusia, maka secara tidak sengaja pembuat mitos “Balung Buto” di Sangiran justru sedang merekaulang sebuah tragedi yang terjadian puluhan ribu tahun lalu yang menyebabkan manusia “sendirian” mendominasi bumi sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

Please do not spam and respect each other
Tolong jangan spam, dan saling menghormati

Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.