• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

16 November 2020

[REVIEW] Assassin’s Creed Odyssey: kehilangan identitas yang membebaskan

 

Assassin’s Creed, Franchise game Open world Action besutan UBISOFT identik dengan perjuangan seorang atau sekelompok   Assassin dalam melawan kesewenangan Templar dalam sepanjang sejarah Umat manusia. Setelah beberapa tahun mengalami keterpurukan akibat minim inovasi, bug dan, milking, Franchise ini diberi kesempatan untuk beristirahat sejenak untuk berubah dan berinovasi. Maka munculah Assassin’s Creed Origins (2016) , disusul dengan assassin Creed Odyssey (2018) yang memiliki banyak perbedaan dibandingkan AC sebelumnya.

Setelah terakhir kali memainkan Assassin’s Creed: Rogue, saya akhirnya berkesempatan memainkan Assassin’s Creed  Odyssey, sebuah game Assassin Creed gaya baru yang tampaknya kehilangan identitas Assassin Creed, but I love it



 

Perjalanan seorang Mysthios

Kassandra, seorang Mysthios, semacam tentara bayaran yang sekian lama hidup tenang di pulau Kephallonia dengan segala permasalahannya. Setelah membebaskan seorang kapten kapal bernama Barnabas, Kassandra mendapat kabar bahwa saat itu dunia Yunani Kuno sedang dilanda Perang antara Sparta dan Athena, dan salah satu komandan Sparta yang termasyur adalah ayah Kassandra yang dulu membuang Kassandra dari atas tebing, dan membuatnya terpisah dari ibu dan adiknya.

Kassandra bertekad menemui sang ayah, serta mencari keberadaan ibu dan adiknya. Dengan bantuan dari Barnabas, Kassandra memulai perjalanannya mengarungi dunia Yunani kuno, yang tanpa dia sadari akan terlibat pada berbagai masalah yang menentukan takdir Yunani kuno, dan, bersinggungan dengan kepentingan sebuah sekte misterius, Cult of Kosmos



Meski pun sinopsis di atas saya menggunakan karakter Kassandra, tetapi sebenarnya pemain bisa memilih satu dari 2 karakter utama yaitu Kassandra, dan Alexios. Kebetulan karena saya memainkan game ini menggunakan Kassandra, maka review ini hanya akan mengambil sudut pandang cerita Kassandra.

Salah satu hal yang saya sukai dari Assassin’s Creed adalah skenarionya yang tersusun dengan rapi, dan diceritakan dengan apik, apalagi sering kali dicocoklogikan dengan Peristiwa sejarah asli membuat saya sangat mengapresiasi plot dari game-game Assassin Creed.Begitu pun dalam AC: Odyssey, yang tetap  mempertahankan pembawaan cerita yang menarik, dengan interaksi antar karakter yang terasa alami, konflik yang kompleks, dan dramatisasi yang divisualkan dengan baik.

Alih-alih memilih alur cerita yang lurus-lurus saja , sekarang pemain diberi kebebasan untuk memilih salah satu dari beberapa tindakan sebagai reaksi dari sebuah misi. Suatu kebebasan memilih aksi ini tentu saja menimbulkan konsekuensi pada hasil misi tersebut., dan ini menyebabkan jalan cerita dalam AC Odyssey memiliki banyak percabangan.

Kerennya, percabangan cerita ini tidak hanya terjadi pada cerita utama, tetapi juga cerita misi sampingan. Soal cerita misi sampingan, saya perlu mengapresiasi positif beberapa cerita yang tidak kalah menarik dibandingkan cerita utama. Terkadang karena hanyut pada rasa penasaran cerita sampingan,  membuat saya lebih fokus menyelesaikan cerita sampingan terdahulu sebelum melanjutkan cerita utama.

Tentu saja, ada banyak (kalau tidak mau disebut terlalu banyak) cerita misi sampingan yang “ringan”  yang tidak perlu memiliki cerita yang kompleks, dan hanya diperlukan untuk mencari exp, item atau uang, seperti mengantarkan barang, membunuh orang tertentu, melindungi orang dari serangan musuh, hingga hanya melakukan donasi.

Gameplay yang lebih bebas.

Bicara soal gameplay, sebenarnya gerakan dasar  karakter terlihat sangat umum untuk game Action open world dengan  adanya serangan cepat, serangan kuat, gerakan menghindar yang memberi efek slow motion sejenak, dan gerakan menangkis yang memberi efek stun sejenak.



Keistimewaan Assassin Creed Oddysey  Yang  membedakan dari Assassin Creed terdahulu adalah adanya elemen RPG seperti kemampuan untuk meningkatkan level, dan menggunakan ability poin untuk membuka skill tertentu yang akan kita gunakan sepanjang permainan

Uniknya, skill dalam game ini terbagi menjadi 3 kategori besar yaitu:

·         Hunter: Skilll yang berfokus pada serangan jarak jauh menggunakan busur

·         Warrior: Skill yang berfokus pada serangan jarak dekat (melee) berhadapan langsung dengan musuh

·         Assassin: Skill yang berfokus pada serangan gelap, dan stealth

Kita bebas menentukan skill mana yang kita pilih. Apakah mau fokus pada salah satu skill, atau melakukan kombinasi antara 3 skill tersebut. Yang jelas akan disediakan 1 slot skill untuk serangan jarak jauh, dan 2 slot skill untuk serangan jarak dekat, dimana 1 slot  bisa diberi maksimal 4 skill aktif. Jadi sepanjang permainan kita bisa memilih dan menggunakan 12 skill aktif berbeda.

Jenis-jenis Skill yang bisa kita pilih. Terdiri dari 3 category: Hunter, Warrior, dan Assassin



Dengan kebebasan memilih skill membuat kita tidak melulu harus menyerang musuh dengan metode tertentu. Kita bebas memakai cara apa pun untuk menghabisi lawan. Baik dengan cara ksatria berhadapan langsung, atau cara sepengecut mungkin mulai dari menghujani panah dari jarak jauh,  menusuk dari tempat tak terlihat, sampai menendang jatuh musuh dari ketinggian . Tidak ada larangan, atau batasan. Semua diserahkan kepada gaya bermain para pemain sendiri.

Bagaimana jika ternyata skill yang kita pilih tidak efektif dalam menyelesaikan misi, atau tidak cocok dengan gaya permainan kita? Jangan khawatir. Kita bebas mereset dan mengatur ulang skill kita dengan biaya yang cukup murah.

Tentu saja kebebasan menentukan gaya bermain ini  di sisi lain membuat kesan sebagai game “Assassin Creed” yang identik dengan stealth menjadi kabur, dan terasa terjebak menjadi game action RPG standart semacam Skyrim atau The witcher 3. Namun, menurut saya langkah yang diambil Ubisoft ini sudah tepat karena membuat Assassin Creed Odyssey lebih luas menjangkau kalangan gamer yang tidak melulu menyukai tipe game stealth yang membutuhkan kesabaran, dan ketepatan dalam mengeksekusi target. Belum juga harus menyiapkan jalur untuk lari, seperti yang banyak diterapkan dalam Assassin Creed Black Flag.

Secara Pribadi, saya cenderung all Around dalam memilih skill2 ini. Memang gaya bermain saya cenderung lebih menyukai cara Stealth, tetapi saat sedang “sial”, karakter utama saya tentu saja harus siap berhadapan dengan musuh secara terbuka. Tentu saja hal ini membuat karakter utama saya serba nanggung. Untungnya semua NPC di game ini memiliki level yang tidak jauh berbeda dengan kita sehingga permainan tetap imbang

 

Equipment berlevel yang (kurang) bervariasi

Sebagai seorang Mysthios, tentu saja keberadaan Equipment seperti senjata dan baju zirah sangat essential bagi karakter utama game ini. Equipment ini bisa kita dapatkan dari membeli dari Pandai Besi (Black Smith), Harta tersembunyi, atau hadiah misi

Kita bisa menggunakan beberapa jenis senjata seperti Pedang, Pisau, Tombak, Senjata Berat, dan tentu saja busur panah. Hanya saja kita terbatas  menggunakan 2 jenis senjata jarak dekat, dan 1 jenis busur panah saat berada di area permainan. Tentu saja kita bebas mengganti 3 ketiga jenis senjata itu sewaktu-waktu di menu Inventory  game. Untuk bagian armor (baju zirah) terdiri dari  pelindung kepala, badan, tangan, dan kaki. Seperti halnya senjata, kita pun bisa mengganti baju zirah sewaktu-waktu melalui menu Inventory.

Setiap Equipment yang kita dapatkan memiliki level yang tentu saja menjadi semakin kuat seiring naiknya level. Selain itu setiap Equipment juga memiliki buff tertentu yang membantu kita dalam pertarungan mau pun bertahan, misal pedang yang membuat durasi skill racun menjadi lebih lama, atau baju zirah yang membuat kita lebih tahan dari serangan api

Menu Inventory dimana kita bebas mengganti senjata dan baju zirah



Setiap Equipment juga memiliki status kelangkaan (rarity)  yang berbeda yang diwakili oleh warna latar belakang  yang berbeda, mulai dari common, Rare, Epic hingga Legend. Perbedaan kelangkaan ini selain membuat perbedaan pada statistik, dan buff, juga memberi perbedaan harga saat jual beli, maupun material yang akan didapatkan saat Equipment dilebur di Pandai Besi, dengan catatan bahwa kita tidak bisa menjual atau melebur equipment dengan status  kelangkaan Legend

Pandai besi alias Blacksmith  adalah tempat dimana kita bisa melakukan jual beli equipment, melebur equipment menjadi material yang berguna, dan juga menambah buff pada equipment yang memiliki slot buff kosong. Selain itu, kita juga bisa menaikan level senjata favorit kita. Tentu saja ini adalah solusi bagi yang memiliki kelebihan Equipment, butuh uang dadakan atau sekedar  malas mencari material

Dari segi design, setiap Equipment memiliki design yang menarik dan unik.  Jumlah variasi equipment ini sebenarnya cukup banyak.  Sayangnya, jika kita rajin melakukan eksplorasi, kita tidak jarang mendapatkan peralatan dengan nama, dan design  yang sama persis, meski pun memiliki status kelangkaan, buff, dan level yang berbeda.  Yah setidaknya kita dapat equipment buat dijual atau dilebur buat jadi material di Pandai besi

  

Berpetualang sambil Piknik Peradaban Yunani kuno

Dalam sebuah misi, kita akan menyelamatkan seorang kapten kapal bernama Barnabas, dan sebagai tanda terima kasih, dia memberikan kita komando penuh atas kapal miliknya yaitu Andrestia. Nah! Andrestia inilah yang akan membawa kita mengarungi  samudra, dan mengelilingi dunia peradaban Yunani kuno.



Dunia Assassin Creed Odyssey memang terasa sangat luas, indah, dan menyegarkan mata.  Bangunan-bangunan berdiri megah, pemandangan alam yang indah, Patung-patung raksasa Dewa Dewi yang  gagah, dan puing-puing bersejarah tidak jarang akan kita temui. Bahkan di awal petualangan kita  di pulau Kephalonia,  belum 5 menit mengendalikan Kassandra, kita sudah bisa melihat Patung Dewa Zeus dari kejauhan yang sudah cukup merepresentasikan akan seberapa menariknya Petualangan yang akan kita jalani.

Memang tidak ada paksaan untuk mengunjungi dan mengeksplorasi  tempat-tempat  yang ditandai dengan “?” di map tersebut, tetapi jika kita mau mengunjungi tempat itu, karakter kita akan mendapat sejumlah experience, dan bisa menjalankan misi optional seperti menjarah harta, memburu kepala pasukan, atau menghancurkan logistik. Tapi kalau menurut saya yang paling penting adalah Piknik virtual Peradaban Yunani. Benar-benar menyegarkan mata apalagi dalam kondisi pandemi dimana kita tidak bisa pergi jauh2.

Oh ya, Jika kita mengunjungi tempat bersejarah,  kita akan diberikan pilihan untuk membaca sejarah singkat soal tempat bersejarah tersebut di menu map. Uniknya, terkadang karakter utama kita, atau rekan kita seperti Herodotos akan berceletuk soal riwayat tempat yang  akan kita kunjungi. Terasa seperti ada pemandu wisata.

Aktivitas sosial yang Hidup

Bicara soal kehidupan sosial, game ini juga begitu hidup dengan NPC-NPC yang saling berinteraksi, bekerja, bergosip, berfilosofi, berjaga-jaga dan berjalan-jalan. Tentu saja Day/Night Cycle juga berpengaruh pada aktivitas para NPC, misal pada malam hari mereka akan beranjak tidur sehingga kita bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk mencuri, atau membunuh gelap para NPC musuh yang terlelap.

Oh ya jangan lupa, karakter kita juga bisa memiliki kisah romantis dengan beberapa karakter setelah menjalankan misi tertentu. Sekedar catatan kisah cinta Yunani ini tidak memandang jenis kelamin, jadi keterbukaan pikiran pemain diperlukan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan saya memilih Kassandra.

Bapak Sejarah Yunani



  Tidak lupa kita akan bertemu dengan para filsuf dan tokoh terkenal dari Yunani kuno seperti Perikles,  Hipokrates, Sokrates, dan Herodotos. Kita akan diajak berdiskusi dan berfilosofi dengan Sokrates yang akan membuat kita merasa serba salah, tetapi juga membuat kita mulai berpikir. Membantu Hipokrates mencari obat-obatan, dan berinteraksi dengan  Herodotos yang numpang gratis di Andrestia dan ikut  berpetualang bersama kita, sambil sesekali memberi panduan sejarah tempat yang akan kita kunjungi.

 

Pemburu yang diburu

Biasanya saya akan berhenti bermain Assassin Creed jika cerita utama sudah selesai, tetapi tidak dengan Assassin Creed Odyssey. Banyak sekali hal yang bisa kita lakukan setelah Cerita utama selesai misal mengekplorasi tempat-tempat misterius, mencari harta, menjalani misi sampingan yang bejibun banyaknya, dan yang seru adalah berburu.

Ada 3 hal penting yang bisa kita buru, yaitu binatang-binatang Legendaris, Mercenary, dan anggota Cult of Kosmos. Untuk binatang-binatang legendaris, kita akan akan mencari dan melawan binatang-binatang berukuran abnormal. Sialnya, kita kudu berduel dengan binatang-binatang tersebut di area yang sudah ditentukan, dan tidak bisa melakukan serangan gelap. Karena itu pastikan dirimu memiliki skill warrior yang kuat, atau setidaknya gerak refleks yang mumpuni.

Memburu  binatang legendaris mengharuskan kita melawan secara terbuka



Mercenary sebenarnya rekan seprofesi kita yaitu sekelompok tentara bayaran melakukan apa pun demi uang, termasuk memburu kita jika kita ketahuan melakukan tindakan ilegal. Semakin besar “dosa” kita, maka akan semakin banyak mercenary yang yang akan memburu kita. Sekedar catatan, para Mercernary ini bukan tentara biasa yang bisa atasi dengan cara sembarangan, kita perlu mengetahui titik lemah mereka, sehingga melawan mereka dalam jumlah lebih dari 3 sangat tidak disarankan.

Sistem Tier memberi keuntungan tertentu



Sebaliknya, kita juga bisa memburu para mercernary ini baik melalui misi sampingan, atau sekedar iseng menguji kekuatan mereka saat mereka kebetulan lewat di depan. Keuntungannya adalah tidak jarang mereka membawa senjata, dan baju zirah dengan kelangkaan epic bahkan legend. Selain itu, para mercernary ini juga memiliki Tier, semacam sistem ranking dimana jika karakter kita masuk ke tier tertentu, kita akan mendapat sejumlah keuntungan seperti harga barang dan jasa di pandai besi yang lebih bersahabat.

Nah yang paling utama adalah memburu para pemimpin Cult of Kosmos, musuh utama dalam game ini.  Berbeda dengan 2 buruan lainnya yang bisa kita cari dengan petunjuk yang langsung diberikan, untuk mencari jejak pemimpin Cult of Kosmos, kita perlu mencari petunjuk dengan menghabisi satu-persatu anggota elit Cult ini menurut jaringan operasinya.

Yuk diburu para konspirator ini



Kerennya, aturan ini cukup fleksibel, jadi memungkinkan kita menghabisi  anggota Cult of Kosmos saat tidak sengaja bertemu mereka meski pun kita belum menemukan semua petunjuk. Tentu saja kita memerlukan keberuntungan besar untuk menemukan mereka secara tidak sengaja, atau memiliki daya analisis yang tinggi.

Misi penaklukan yang seru dan tidak berdampak signifikan

Dengan settings perang Peloponesos dimana Athena dan Sparta saling berebut wilayah di seluruh Yunani, AC Odyssey memiliki fitur tambahan yaitu Conquest (penaklukan) dimana kita bisa membantu salah satu pihak untuk merebut atau mempertahankan suatu wilayah dengan imbalan Equipment dan sejumlah uang.



Dalam misi penaklukan, kita perlu melemahkan kestabilan wilayah tersebut dengan merusak logistik, menghabisi prajurit-prajurit, menjarah harta nasional  wilayah, dan menghabisi pemimpin wilayah tersebut. Jika sudah melemah, kita tinggal memilih salah satu pihak yang ingin kita bela, dan kita akan masuk medan perang terbuka, dimana kita harus menghabisi pasukan musuh sebanyak-banyaknya sehingga   bar musuh  habis, sebelum bar kita sendiri habis.

Fitur ini sebenarnya sangat seru, dan terasa dinamis karena fitur rebutan wilayah ini tetap berjalan meski pun kita belum mendatangi wilayah tersebut sebelumnya. Hanya saja fitur ini tidak memberi dampak signifikan bagi permainan secara garis besar, misal membuat kita mendapat sepersekian persen pajak wilayah yang kita bantu taklukan dalam periode tertentu, dan hanya memberi kita hadiah penaklukan. Mungkin memang fitur ini hanya bertujuan untuk mencari equipment dan having fun

 

Naval fight yang esential, dan kekurangan fitur.

Peperangan di atas kapal adalah salah satu fitur yang saya sukai di Assassin Creed Black Flag mau pun Rogue, dimana dengan menjadi kapten kapal, kita bisa membajak kapal- kapal yang melintas. Fitur ini pun ada di Odyssey hanya saja mengalami banyak pengurangan fitur.





Tentu saja jika pengurangan jenis senjata masih bisa kita maklumi mengingat perbedaan timeline antara AC Odyssey dan Black Flag nyaris 2000 tahun, tetapi saya menyesalkan tidak adanya lagi fitur menangkap ikan, mau pun fitur menghindari badai.

Saat membajak kapal musuh pun, sekarang kita tidak ramai-ramai lagi, tetapi hanya bisa ditemani hingga  4 orang letnan yang kita rekrut. Untungnya ke 4 letnan itu benar-benar  membantu kita secara signifikan sesuai dengan level yang dimilikinya.

Lalu apakah ada keuntungan melakukan perang di atas kapal? Tentu saja. Yaitu kapal yang kita hancurkan  menghasilkan material kayu yang lebih banyak dan lebih mudah daripada mencari di daratan yang luas. Tidak lupa kita juga bisa menjarah harta kapal yang kita bajak

 

Disorientasi arah, dan Bugs

Tentu saja Assassin Creed Odyssey bukan game yang sempurna meski pun banyak bagusnya. Masalah Assassin Creed Odyssey adalah kompas di area bermain yang terlalu sering memunculkan secara mendadak icon petunjuk map berdasarkan jarak terdekat termasuk icon map yang tidak kita perlukan, Hal ini sering sekali membuat saya harus memutar-mutar kamera untuk mencari arah tepat misi yang saya cari. Itu pun juga terkadang icon-icon petunjuk map itu saling tumpuk satu sama lain di kompas. Selain itu,  misi yang kita cari tidak diberi diberi warna yang lebih mencolok dibandingkan icon-icon lain

Misi yang dipilih tidak memiliki warna yang mencolok


Masalah kompas mungkin masalah kecil, jika dibandingkan dengan bug yang terjadi di misi yang penting. Segawat apa  bug itu? Cukup untuk membuatmu tidak bisa menyelesaikan misi perburuan yang menjadi bagian penting dari keseluruhan game ini. Untungnya, Bug ini berhasil dihilangkan setelah update sebesar 23 GB

 

Summary

Assassin Creed Odyssey memiliki cerita yang menarik dengan banyaknya percabangan yang diimplementasikan tidak hanya di cerita utama tetapi juga cerita misi sampingan. Dari segi Gameplay, game ini memberi lebih banyak kebebasan pada pemain untuk memilih gaya bermain, dan tidak terkungkung dalam gaya serangan gelap yang identik pada Assassin Creed sebelumnya.

Dunia  Yunani kuno yang direpresentasikan dalam game ini dengan sangat Indah dengan banyaknya tempat untuk dijelajahi dan dieksplorasi. NPC-NPCnya juga tampak lebih hidup dengan aktivitas harian yang dipengaruhi day/night cycle.

Sayangnya,  fitur Conquest yang memiliki potensial menarik tetapi tidak memberi dampak signifikan bagi permainan.  Naval Fight pun kehilangan fitur berburu ikan, dan menghindari badai. Kompas dalam area permainan pun sering kali membingungkan dengan adanya ikon-ikon map yang mendadak muncul saat melakukan eksplorasi.  Masalah paling parah adalah adanya bug yang membuat sebuah misi penting tidak bisa terselesaikan.

Judul yang tepat: GREEK HERO’S CREED: ODYSSEY



 

19 September 2020

[REVIEW] Final Fantasy XII The Zodiac Age: Explorasi adalah Koentji


Final Fantasy XII yang rilis pada tahun 2006 di Playstation 2 pernah  saya cap sebagai salah satu Final Fantasy terburuk yang pernah saya mainkan. Butuh waktu 8 tahun hingga saya memainkan versi remaster berjudul  Final Fantasy XII the zodiac Age yang merubah pandangan saya terhadap game ini seluruhnya.



Kenapa harus Vaan?

Di dunia Ivalice, sudah 2 tahun sejak Kerajaan Dalmasca dikuasai oleh negara adi daya, Archadia. Seorang pemuda yatim-piatu bernama Vaan berniat mencuri harta kerajaan Dalmasca. Ternyata tidak hanya dia yang mengincar harta itu, tetapi juga sekelompok  Sky Pirate bernama Balthier, dan rekannya bernama Fran, juga oleh sekelompok pemberontak yang dipimpin oleh wanita bernama Amelia. Usut punya usut, Amelia ini sebenarnya adalah putri kerajaan Dalmasca bernama Ashe yang disinyalir telah bunuh diri setelah tewasnya Sang raja, dan suaminya, Rasler. Ashe berusaha merebut kembali tahta Dalmasca dari Archadia, dan mengembalikan kedamaian di Dalmasca. Vaan mau tidak mau harus terlibat pada konflik politik antara Dalmasca dan Archadia, yang akan membukakan matanya bahwa segalanya tidak sesederhana apa yang dia pikirkan.




 Cerita dalam FFXII dulu saya benci karena gampang ditebak, dan kurang dramatisasi, beda dengan game FF sebelumnya yang sangat berkesan. Selain itu, karakter utama pun (Vaan) tidak ikonik, dan berkharisma. Tidak memiliki latar belakang dan motivasi yang jelas hingga terlibat dalam konflik politik.

Setelah menamatkan FFXII: TZA, ada perubahan sudut pandang terhadap cerita dari FFXII. Pertama, FFXII mengambil latar belakang yang lebih sempit yaitu  “hanya” sekitar Dalmasca dan Archadia, berbeda sama FF sebelumnya yang mengambil latar belakang 1 dunia. Tentu saja ini membuat konflik FFXII hanya melibatkan beberapa pihak, yang meski pun  mengancam kedamaian dunia, tetapi tidak bertujuan untuk menghancurkan dunia secara global

Kedua, cerita FFXII ternyata ditulis dengan cukup baik, hanya saja memang ga ada momen-momen yang ikonik seperti FF terdahulu yang membekas di ingatan. Selain itu, interaksi antar karakter pun terlihat kurang karena sudah sejak awal mereka sudah memiliki motivasi yang mengarah pada pihak yang sama. Di sisi lain banyak dialog disampaikan secara biasa tanpa banyak drama yang tidak penting  justru membuat FFXII terlihat lebih dewasa dalam menyampaikan cerita. Langkah yang berani mengingat dramatisasi adalah salah satu kunci kesuksesan FF .


Bagaimana dengan Vaan? Bukankah dia tidak cocok jadi tokoh utama? Tidak salah, karena Vaan memang bukan tokoh utama. Fungsi Vaan adalah menjadi karakter yang membagi sudut pandangnya terhadap peristiwa yang dia alami kepada pemain seperti kita. Sebuah langkah yang sudah benar karena posisi Vaan sebagai “rakyat jelata” yang lugu, kurang pengalaman, dan juga korban perang tiba-tiba harus terlibat dalam konflik antar elit politik. Sebagai Vaan, kita mendapat pandangan yang lebih luas tentang segala peristiwa yang kita alami, dan juga membuka mata kita betapa luasnya (sebagian) dunia Ivalice untuk dijelajahi.



Jadi siapa tokoh utama FFXII: TZA? Itu pilihan bebas yang diberikan kepada kita setelah menyelesaikan rangkaian cerita. Secara pribadi saya memilih Ashe karena sejak awal dia memiliki motif yang jelas. Tetapi tidak masalah jika dipikiran anda lebih memilih Basch atau pun Balthier.  Sedangkan Fran meski pun dari segi cerita sedikit, tetapi setidaknya dia masih berperan sebagai pemberi petunjuk-petunjuk yang signifikan. Sedangkan Panelo anggap saja seperti Vaan yang sedang sial terlibat dalam konflik.

Satu hal lagi yang saya sukai dari FFXII adalah soal English Voice Actor. Saat kita memilih bahasa percakapan Bahasa Inggris entah sadar atau tidak, Setiap karakter memiliki ciri khas dan aksen dalam berbicara yang membuat FFXII terlihat lebih hidup. Ini lah yang membuat saya lebih suka memilih voice English sepanjang permainan daripada Jepang.

Gambit System yang inovatif dan merepotkan
Battle system FFXII menggunakan gambit system yaitu berupa rangkaian logika yang menentukan aksi setiap karakter berdasarkan prioritas. Kita harus menyusun sendiri daftar gambit setiap karakter yang dimana setiap ampul gambit terdiri dari  gambit activation,  gambit target, dan gambit action. Misalkan kita ingin karakter kita merapal Magick cure saat HP team tinggal 50% dari HP max. Kita perlu aktifkan impul gambit sebagai berikut:
•    Gambit target: allied  HP 50%,
•    Gambit Action: Cure
Lalu untuk membuat Ampul Gambit itu menjadi prioritas utama, kita harus menyusunnya di barisan atas, sedangkan untuk ampul gambit dengan prioritas  rendah, kita susun ke barisan bawah.




Singkatnya, Gambit system mengajak kita seolah-olah menjadi Programmer yang menyusun AI behavior setiap karakter. Dengan mengaktifkan Gambit setiap karakter, karakter tersebut akan bergerak dan beraksi secara otomatis sesuai dengan daftar gambit yang kita susun. Sering kali kita hanya perlu menentukan target, dan melihat karakter kita menyelesaikan tugasnya.

Satu hal lagi, kita juga diberi hak untuk memberi perintah secara manual kepada setiap karakter, jika kita ingin mereka beraksi di luar gambit yang kita susun. Perintah manual ini mendapatkan prioritas paling tinggi jadi tidak perlu takut karakter kita “mbalelo”


Gambit system adalah sebuah inovasi yang menarik karena sistem ini menggantikan Turn-based battle system dengan sistem yang lebih cepat dan tanpa perlu memasuki battle screen dimana ini justru sebuah peralihan bagi pemain FF lama untuk mulai beradaptasi dengan battle system FF masa depan yang memiliki tempo yang lebih cepat dan mengarah lebih ke action. Tentu saja hal terbaik dari gambit system adalah memberikan hak seluruhnya kepada pemain untuk mengatur AI behavior dari semua karakter.




Tentu saja sebagai Battle System yang “inovatif” pada masanya, Gambit system memiliki masalah. Kita harus sering kali membongkar pasang Gambit setiap karakter, terutama saat melawan musuh-musuh yang perlu perlakuan khusus untuk dikalahkan. Tentu saja ini akan sangat merepotan. Apalagi bagi pemain PS4,  setiap karakter hanya bisa memiliki sekitar 10 ampul Gambit untuk dibongkar pasang tanpa ada slot untuk gambit cadangan. Beruntunglah update terbaru versi PS4 ada tambahan feature  hingga memungkinkkan setiap karakter memiliki 3 cadangan slot gambit.

Zodiac Job System: kombinasikan 12 job terbaik.
Zodiac Job system adalah kumpulan 12 Job yang tersedia dalam FFXII, yaitu Knight, Bushi (Samurai), Shikari (Ninja), Foebreaker, Uhlan (Dragoon), White Mage, Black Mage, Red Battlemage, Time BattleMage, Monk, Machinist (Gunner), dan Archer.




Tiap job memiliki keunikan tersendiri, misal Knight dapat memberikan damage besar, dan healing, tetapi tidak bisa menyerang musuh terbang. Atau Red battlemage yang bisa segala macam sihir kecuali  sihir2 tingkat atas, dan contoh lain FoeBreaker yang bisa melemahkan kemampuan (Debuff) lawan, meski pun tidak bisa melepaskan sihir.


Setiap karakter bisa memilih 2 dari 12 job tersebut. Nantinya kemampuan dan statistik dari 2 job yang dipilih akan dikombinasikan. Sialnya, 2 job yang terpilih tidak bisa diganti sewaktu-waktu, dan bersifat permanen hingga akhir permainan... kecuali buat pemain Nintendo Switch, dan  yang sudah update versi terbaru

Oleh Karena itu sebaiknya dipikirkan baik-baik kombinasi job yang dipilih, termasuk keunggulan, dan kelemahan setiap kombinasi.  Banyak artikel di internet yang bisa menjadi referensi untuk menciptakan kombinasi yang anda butuhkan.

Ini adalah beberapa contoh kombinasi yang saya pakai:
•    Knight- Bushi:  selain memberikan damage yang besar, juga mampu melakukan healing dan DPS
•    Foebreaker- Shikari: foebreaker yang mampu melemahkan lawan dikombinasikan Shikari untuk boost speed
•    Black Mages- Monk: Penyihir dengan HP yang lumayan tebal dan Physical Damage lumayan
•    White Mages- Time Battlemage: Selain mampu healing, juga mampu memberikan support berupa Time magic seperti Haste, dan Slow.



Setelah memilih Job, kita bisa mengakses License board yang berisi kumpulan Equipment, skill, dan stats upgrade yang bisa karakter kita pakai. Untuk membuka setiap board, kita perlu License Point (LP) yang bisa kita dapatkan dengan mengalahkan banyak musuh.


Untuk mengaktifkan skill, Selain membuka license board, kita juga kudu membeli skill-skill itu di Shop, atau mencari dari eksplorasi. Ada 2 jenis skill yaitu Magick dan Tecknick. Magick sama seperti Magic pada FF terdahulu, adalah skill yang membutuhkan MP untuk digunakan. Sedangkan Tecknick adalah skill yang tidak memerlukan MP tetapi memiliki konsekuensi seperti kemungkinan gagal yang tinggi, resiko penggunaan, penggunaan yang perlu perhitungan  dll.

Dunia yang penuh Rahasia dan Kejutan
Bicara soal world building, maka dunia Ivalice FFXII: TZA adalah tempat bermain yang luas nan indah. Ada banyak  rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Mulai dari dungeon rahasia, item-item langka,  Equipment, dan skill tersembunyi yang tidak tersedia di shop. 

Berbeda dengan FF terdahulu dimana eksplorasi dunia mulai terasa penting di pertengahan akhir permainan, di FF XII:TZA eksplorasi sudah bisa dilakukan setelah ke-6 karakter utama terkumpul. Tentu saja beberapa tempat hanya akan terbuka setelah kita menjalani storyline. Salah satu pemicu kita melakukan eksplorasi adalah adanya Hunt.


Hunts adalah side quest dimana kita akan memburu monster2 kuat sesuai permintaan dari Petitioner. Ada 2 jenis predikat monster yang bisa kita buru, yaitu Mark dan Elite Mark. Elite Mark  adalah monster-monster yang jauh lebih kuat dari Mark, dan informasi soal elite Mark  hanya diperoleh dari  Montblanc, seekor Moogle ketua Clan Centurio di Rabanastre.

Setiap monster yang bisa diburu memiliki  level antara 1-7 yang akan memberitahu seberapa kuat monster tersebut. Dari yang kita cuman perlu duduk manis melihat karakter kita menghabisi monster, hingga yang membuat kita sering menggunakan command manual dan revival item sambil mengucapkan sumpah serapah.



Nah lokasi kita mencari buruan ini sering kali berada di tempat-tempat yang tidak kita jangkau jika kita hanya menjalani storyline mission.  Banyak Dungeon, dan tempat hanya terbuka 50% jika kita hanya menjalani storyline mission, sisanya hanya terbuka saat kita niat menjalani sidequest macam Hunt ini. Perlu dicatat bahwa beberapa Dungeon hanya bisa dimasuki dengan syarat tertentu yang tidak disangka. Misal, ada dungeon yang bisa kita masuki jika kita menemukan kunci di tempat yang jauh dari lokasi dungeon.

Tidak hanya tempat mencari hunt yang membuat kita repot. Untuk memicu monster yang kita buru keluar pun tidak sembarangan. Beberapa monster memiliki syarat tertentu untuk keluar. Misal hanya keluar saat badai salju, cuaca mendung, atau menunggu sekian lama di lokasi tertentu, bahkan ada monster yang hanya akan keluar saat karakter yang kita pakai  perempuan semua.

Reward yang diberikan dari hunt ini sepintas ga berarti, kecuali jika kita rajin  ekplorasi tempat-tempat tersembunyi dimana sering kali terdapat item-item, equipment, dan  skill yang penting untuk pertarungan. Grinding melawan monster2 sekitar tempat hunt juga penting. Selain, mempercepat level up setiap karakter, loot item yang setiap monster jatuhkan bisa kita jual untuk mendapatkan sejumlah Gil, dan juga memicu Bazaar, yaitu menu khusus dalam shop yang menjual paketan barang-barang langka dengan harga yang cukup ramah.

Selain hunt resmi, ada juga side quest untuk memburu esper. Memang ada beberapa Esper yang wajib kita lawan di storyline  mission, tetapi bisa dibilang esper2 itu tidak lebih kuat dari pada Esper2 yang tersembunyi. Memburu Esper2 ini relatif sulit karena terkadang mereka akan mengunci skill karakter kita, misal ada summon yang akan mengunci skill Magick kita, atau menu Item kita. Reward utama dari memburu esper ini adalah kita bisa membuka license board untuk job tertentu yang  memungkinkan karakter kita menggunakan Equipment, atau skill yang penting. Tentu saja kita juga bisa memanggil Esper yang telah kita kalahkan itu untuk membantu kita dalam pertarungan.



Masih banyak rahasia dari FFXII TZA yang tersembunyi, yang membuat kita rajin-rajin browsing walkthrough atau bertanya ke mbah Google. Sayangnya, Dampak buruk dari eksplorasi ini adalah saat menjalankan storyline mission akan serasa sangat mudah, bahkan saya lebih keringatan melawan Hunt level  6 daripada melawan boss-boss akhir storyline.

FFXII TZA yang  terlambat menarik
Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, saya dulu bisa dibilang membenci FFXII di era PS2. Banyak yang saya keluhkan terutama cerita yang gampang ditebak, battle system yang nanggung, karakter utama yang ga jelas, dan gambit system yang merepotkan  . Hal-hal itu membuat saya berhenti di tengah jalan dan terus mengutuk FFXII sebuah kegagalan.




Itu wajar karena pada waktu itu saya memainkan FFXII dengan gaya bermain FF sebelum-sebelumnya yaitu mengejar cerita dan dramatisasi yang epik daripada inovasi Gameplay, dan eksplorasi.

Selang 8 tahun sejak saya memainkan FFXII PS2, saya telah memainkan banyak game open World, JRPG,  dan WRPG, seperti Skyrim, Kingdom of Amalur, Torchlight 1 & 2, GTA V, The witcher 3, Serial Assassin Creed terutama seri Black Flag, dan Odyssey, Serial Trails, Tales of Zestiria, FFXIII dan FFXV. Lalu saya mencoba memainkan FFXII TZA lagi dengan gaya bermain yang dipengaruhi game-game tersebut yaitu lebih fokus pada inovasi gameplay yang lebih cepat, dan lebih menyadari pentingnya eksplorasi terutama bagi game RPG.

Hasilnya? FFXII TZA terlihat jauh lebih relevan buat gaya bermain saya sekarang. Melakukan Hunt jauh lebih mengasikkan daripada mengejar sekedar story karena selain mempengaruhi character Progression, Hunt juga membuat saya mau tidak mau  menjelajahi dungeon2 tersebut lebih dalam, dengan lawan-lawan yang lebih menantang.

Gambit system memang masih merepotkan dan tanggung, tetapi di satu sisi system ini memfasilitasi para pemain untuk mulai beradaptasi dari Turn Based Battle system yang diterapkan FF sebelumnya ke arah battle system yang lebih aktif dan cepat yang nantinya diterapkan ke paradigma Shift FFXIII dan, FFXV

Tentu saja ada harga yang harus dibayar untuk game yang memiliki banyak ruang untuk ekplorasi , dan grafis yang luar biasa  terutama game yang berasal dari Remaster game PS2 yang pada saat itu (2006) sudah mulai di ujung usia. Harga tersebut adalah story yang tampak lebih datar daripada FF sebelumnya.

Kesimpulannya menurut saya pribadi adalah FFXII memang tumbal dari evolusi permainan. Dia rilis saat FF masih identik dengan Turn based RPG dengan dramatisasi cerita yang mewah di kepala saya. Dia terlambat menarik minat saya dengan tantangan dan rahasia yang bertebaran dimana-mana yang ternyata tidak diwariskan dengan baik oleh FF setelahnya dengan pengecualian FFXIV karena saya belum main.
Penilaian akhir saya GREAT of MASTERPIECE

5 Maret 2020

[REVIEW] YAKUZA KIWAMI 2: nyaris lengkap di semua sisi

Setelah Yakuza 0, dan Yakuza Kiwami, saya melanjutkan dengan  game serial Yakuza berikutnya yaitu Yakuza Kiwami 2. Sebuah game Remaster rasa remake dari Yakuza 2 yang nyaris sempurna. Kenapa?

Pertempuran 2 Naga
Kiryu Kazuma yang telah melepaskan  statusnya sebagai Ketua Tojo Clan ke-4, dan hidup sebagai orang sipil terpaksa kembali terjun kedalam dunia Yakuza, setelah penggantinya sebagai ketua Tojo Clan ke-5, Terada terbunuh akibat serangan mendadak dari Omi Alliance. Untuk mencegah perang besar antara Tojo clan, dan Omi Alliance, Kiryu mencari Daigo Dojima, dan membujuknya untuk menjadi ketua Tojo Clan berikutnya. Daigo menolak dengan alasan dia ingin membuat perhitungan dahulu dengan Ryuji Goda, salah satu orang penting di Omi Alliance.

Saat berada di markas Omi Alliance di Osaka, keduanya  awalnya disambut baik, sebelum tiba-tiba Ryuji Goda mengadakan sebuah Kudeta dan menyandera ketua Omi Alliance. Ryuji Goda mengatakan kepada Kiryu bahwa tidak mungkin ada 2 naga dalam dunia Yakuza. Mengisyaratkan pertempuran antara mereka tidak dapat dihindari.
Keadaan semakin rumit saat Polisi wanita Osaka bernama Kaoru Sayama, Sang Pemburu Yakuza terlibat dalam konflik kedua faksi Yakuza tersebut.

Salah satu faktor yang membuat saya menyukai franchise Yakuza adalah plot cerita yang sangat apik, dengan dramatisasi yang epik. Yakuza Kiwami 2 sukses berat dalam faktor ini. Konflik yang awalnya sudah rumit seiring waktu semakin rumit dengan banyaknya kejutan tidak terduga. Semua konflik saling terkait dan terhubung sama lain dengan sempurna tanpa meninggalkan celah pada plot. Pun dengan dramatisasi yang masih membuat decak kagum. Sebuah kisah yang layak diangkat menjadi film

Sistem Pertarungan yang lebih simpel dan tetap wah
Sistem pertarungan Yakuza Kiwami 2 tidak lagi menggunakan sistem 3 gaya seperti Yakuza 0, dan Yakuza Kiwami.  Hanya cukup satu gaya pertarungan yang membuat kita tidak perlu pusing  memikirkan gaya pertarungan saat menghadapi musuh tertentu.
Meski pun terkesan lebih simple, tetapi diimbangi dengan Heat Action, sebagai serangan pamungkas yang lebih banyak, dan bervariatif daripada serial Yakuza sebelumnya.  Banyak kemungkinan heat action yang dapat tereksekusi, mulai dari yang hanya membenturkan musuh ke benda sekitar, sampai yang konyol seperti memakai sumpit, atau "memantulkan"  musuh ke wanita cantik
Yang menarik adalah adanya Heat Action yang membutuhkan bantuan warga sekitar. Tentu saja, kita sebelumnya harus membantu warga tersebut dengan menyelesaikan sub-stories.

Lalu, apa fungsi tombol D-Pad yang sebelumnya untuk mengganti gaya pertarungan? Jawabannya adalah untuk menyimpan senjata yang kita rampas dari musuh, dan juga sebagai shortcut untuk mengambil hingga 3 senjata yang sudah kita set sebelumnya dalam menu.
Untuk kemampuan AI dari musuh mengalami sedikit peningkatan. Mereka akan lebih sering menangkis dan menghindari serangan kita. Untungnya kita dibekali serangan charge yang bisa membobol tangkisan musuh. Kemampuan membanting pun juga berguna untuk menghindari keroyokan.



Setelah melawan beberapa kelompok musuh di jalanan, akan ada SMS yang memberitahu lokasi mini-boss yang bisa diajak duel. Tentu saja ada imbalan yang setimpal jika berhasil mengalahkannya.

Sistem upgrade yang saling terkait
Yakuza Kiwami 2 memiliki sistem upgrade yang unik, yaitu adanya 5 jenis experience yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan kemampuan fisik, Heat Action, dan skill pendukung lainnya.
Exprience tersebut bisa kita dapatkan dengan menjalankan sub Story, melakukan pertarungan, melakukan minigame, atau membeli kuliner.

Cara paling mudah mendapatkan ke-5 jenis exp ini adalah dengan membeli makanan di kedai dan restoran yang ada di Kamurocho, mau pun  Sotenbori. Menariknya adalah experience hanya bisa didapatkan dari makanan saat keadaan Kiryu lapar. Untuk membuat Kiryu cepat lapar, kita harus melakukan pertarungan dengan musuh yang berkeliaran di jalanan..
Sistem upgrade ini memaksa kita untuk menjelajahi Kamurocho, dan Sotenbori untuk mencari makanan yang memberi Exp tinggi, sambil menghajar musuh yang lewat. Mungkin juga bisa mampir ke sentral hiburan lainnya, untuk membuat Kiryu lapar lagi. Kegiatan ini bisa kita lakukan terus menerus dalam waktu yang lama, terutama kalau kita ingin fokus meningkatkan kemampuan Kiryu dulu daripada menjalankan misi utama.

Yah anggap saja piknik keliling Jepang sambil wisata kuliner ma cari masalah dengan preman lokal

Kembalinya Sub stories yang berkesan, dan absurd
Setelah Sub-stories di Yakuza Kiwami kurang berkesan dan hanya berkisar pukul-pukulan saja,  Yakuza Kiwami 2 kembali dengan sub-stories yang lebih bervariasi. Meski pun sebagian besar masih berujung pukul-pukulan, tetapi setidaknya memiliki plot yang jauh lebih berbobot, dan menarik untuk diikuti.

Tentu saja diantara sub-stories itu ada yang berisi komedi yang tergolong absurd, tetapi entah kenapa malah justru keabsurdan itu yang buat ngakak dan geleng-geleng kepala. Setidaknya bisa melepas ketegangan dan menyegarkan setelah mengikuti cerita utama yang berat.

Mini game yang melimpah
Seperti Game Yakuza terdahulu, tentu saja Yakuza Kiwami 2 dipenuhi banyak tempat untuk menghibur diri baik di Kamurocho mau pun Sotenbori. Sebagian besar jenis sektor hiburan, seperti Arcade, Karaoke, Baseball center hampir sama dengan Yakuza terdahulu, meski pun dengan perubahan sistem kontrol, konten dan design menjadi lebih interaktif, dan menarik.

Meski pun uang tidak begitu esential untuk cerita utama di Yakuza Kiwami 2, tetapi tetap saja kita membutuhkannya untuk membeli senjata, dan kuliner.  Untuk mendapatkan uang tambahan, kita bisa melakukan 2 mini game utama, yaitu Clan Creator, dan Cabaret Grand Prix.

Clan Creator, adalah semacam mini game strategy tower defense dimana kiryu  membantu Goro Majima dalam mempertahankan  aset-aset Proyek konstruksi  dari serangan para boss lintah darat, dan pengikutnya di Kamurocho. Layaknya game RTS, kita harus merekrut orang-orang berbakat, dan menempatkannya di tempat-tempat yang strategis untuk menangkis serangan dari musuh. Rekrutan kita itu juga memiliki skill tertentu untuk menguatkan clan kita.

Cabaret Grand Prix, adalah kompetisi antar Cabaret club. Di sini  Kiryu bertindak layaknya manager klub Kabaret bernama Four Shine yang meminta kita untuk mengatur shift Hostess, melatih kemampuan komunikasi hostess, menentukan hostess yang sesuai untuk melayani pelanggan, hingga menentukan dandanan Hostess kelas atas. Nantinya setelah memenuh syarat berupa target pemasukan,  Cabaret Club  Four shine itu akan diadu dengan Cabaret Club terbaik di kelasnya.

Menariknya dari 2 Mini game utama ini  adalah sistem recruitment yang tidak hanya dari menyebar lowongan perkerjaan tetapi juga dari menyelesaikan sub-stories tertentu, mengalahkan mini boss, atau mengalahkan musuh colliseum.
Untuk para gamer mesum, dalam Yakuza Kiwami 2 menyediakan sebuah mini game yang bertema fotografi dimana kita diminta mempotret 2 model gravure sambil menjawab pertanyaan mereka. Istimewa lagi karena model Gravure ini berupa live action, bukan model CGI


Ada sedikit catatan
Sayangnya, ada beberapa hal minor yang membuat game ini tidak sempurna.
Yang pertama,  ada bagian dalam cerita utama yang membuat saya dongkol. Suasana yang terbangun dalam bagian itu sangat intens, sehingga saya  mengharapkan adegan yang epik dan dramatis tapi berakhir tidak seperti yang diharapkan.
Kedua, model gameplay di cerita utama hanya berkutat pada action melee. Tidak ada lagi aksi tembak-tembakan dan kejar-kejaran yang menegangkan.
Ketiga, musik karaoke kurang memorable.

Minim Goro Majima
Goro Majima hanya berperan sebagai pendukung dalam cerita utama game ini, sehingga kita hanya akan sedikit melihat tingkah laku absurdnya yang menghibur. 
 Untungnya, terdapat bonus Majima Saga yang hanya sebanyak 3 chapter. Majima Saga ini mesti pun hanya sebentar, tetapi menjadi salah satu kunci utama menambal celah di cerita utama, dan menjadi pemuas rindu bagi yang penasaran dengan penutup kisah yang membuat kencang  sekrup di kepala Goro Majima.


Overall
Yakuza Kiwami 2 merupakan seri Yakuza nyaris sempurna dengan cerita yang sangat apik, dengan dramatisasi yang epik. Gameplay yang lebih simple  tampak lebih wah dengan banyaknya variasi Heat Action. Sistem upgrade yang memaksa kita melakukan eksplorasi, hingga banyaknya kegiatan sampingan yang bisa kita lakukan untuk sekedar mengusir kebosanan. Didukung dengan kembalinya sub stories yang lebih berkesan, termasuk beberapa sub stories yang absurd. Sayangnya masih ada sedikit kekurangan mulai dari gameplay dalam cerita utama yang monoton, musik karaoke kurang, dan, eksekusi sebuah scene yang tidak sesuai harapan. Untungnya kekurangan itu tidak mempengaruhi banyak penilaian saya yaitu 9 dari 10 Poin










14 Februari 2020

[CHILDHOOD GAMING] Guerrila War: Kekacauan yang menyenangkan

Banyak sekali game Perang yang terinspirasi dari peristiwa sejarah. Sebagian game tersebut biasanya mengambil latar belakang di Eropa, Amerika Utara, Timur Tengah, atau Asia Timur. Meski pun demikian, ada game NES rilisan SNK yang terinspirasi dari Revolusi Kuba. Game tersebut adalah Guerilla War


Bangkitnya Sang Revolusioner
Di sebuah negara kepulauan diperintah oleh seorang raja yang lalim, dan membuat rakyat menderita.  Saat itulah muncul 2 orang revolusioner yang berjuang membebaskan rakyat dari kekuasaan Raja.
Dalam versi Jepang, kedua revolusioner itu secara eksplisit diberi nama Guevara, dan Castro, yang merujuk pada 2 tokoh revolusi Kuba yaitu, Che Guevara, dan Fidel Castro. Dalam versi US, mungkin karena masalah politik nama kedua karakter itu diganti dengan nama Player 1 dan Player 2.

Meski pun berusaha disamarkan, kita tetap bisa menebak bahwa game ini terinspirasi dari revolusi Kuba hanya dengan melihat latar belakang game ini, yaitu negara kepulauan di daerah tropis penuh hutan, dan penguasa diktator. Game ini memiliki cerita yang cukup jelas, meski hanya berupa 1 buah scene per level yang menjelaskan pencapaianmu selama memainkan game ini

Serba tak terbatas
Gameplay dari Top view Shoot'em up ini sederhana. Satu tombol untuk menembakan senapan mesin, sedangkan tombol lainnya untuk melemparkan granat. Tidak perlu khawatir soal jumlah amunisi karena keduanya tidak terbatas.

Dalam setiap level, akan ada beberapa Power up tersebar yang akan mengupgrade senjata kita seperti flamethrower, shot gun, atau RPG. Ada pula tank yang bisa kita naiki, meski pun lemah dan mudah hancur.




Bagian terbaik dari game ini adalah credit continue dalam game ini tidak terbatas, yang artinya kita tidak perlu khawatir kehabisan life, dan tidak mustahil untuk menamatkan game ini meski pun baru pertama kali memainkannya


Ibarat musuh Filipo Inzaghi.
Ingat Filipo Inzaghi? Pesepak bola legendaris dari AC Milan yang terkenal bukan karena skill bermain yang apik, tetapi karena hebat dalam menempatkan posisi, bahkan tidak jarang mencetak gol dari posisi yang tidak bisa diprediksi oleh lawan.
Musuh dalam game ini ibarat Filipo Inzaghi, mereka tidak memiliki AI yang cerdas, bahkan terkadang polah tingkahnya absurd seperti  muncul sebentar lalu balik kanan lari, dan menghilang.

Yang membuat frustasi adalah posisi para musuh cukup dinamis. Mereka sering kali melompat ke posisi yang tidak kita kira sebelumnya. Masih untung jika yang melakukan ini hanya satu musuh. Ini semua musuh melakukan secara berbarengan. Tidak jarang mereka berada di posisi yang membuat kita menembak sandera ntah terpaksa atau tidak sengaja

Satu hal lagi, para musuhmu gemar melakukan serangan kejutan, entah keluar dari gorong-gorong, dari semak-semak, dari rawa-rawa, ya intinya dari banyak arah lalu memberondongmu dengan tembakan yang membabi-buta.



Gerakan musuh yang dinamis ini membuat game ini dulu tampak kacau dan semrawut, tetapi seiring waktu malah saya berpikir emang ada perang yang ga kacau? Bukankah ini representasi perang yng sebenarnya.
Di akhir setiap level, kita akan melawan boss yang meski pun gerakannya mudah ditebak tetapi memiliki serangan dengan jangkauan yang luas.  


Pewarnaan yang buruk, dan lagging
Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan grafis game buatan 1989 ini. Bisa dimaklumilah. Yang saya permasalahkan adalah beberapa level yang berlatar belakang di kota memiliki perwarnaan yang terlalu putih dan menyilaukan. Tidak enak untuk dilihat,

Masalah berikutnya adalah adanya lagging dan ditambah flicker terutama saat kita berhasil mengalahkan boss atau saat banyak musuh dalam layar.

Childhood Memories
Waktu memainkan game ini pertama kali dulu, kesan saya game ini agak semrawut dan kacau. Untungnya, game ini memiliki continue yang tidak terbatas, ditambah dengan beberapa hal konyol yang membuat ngakak seperti babi yang mampu mendorong tank. Lambat laun saya juga berpikir jangan-jangan game ini yang menginspirasi Metal Slug toh sama-sama dibuat oleh SNK.
Apa pun itu, game ini sangat mengasyikan untuk dimainkan karena kita tidak perlu khawatir dengan life dan amunisi yang terbatas, atau para sandera yang harus diselamatkan. Pokoknya tembak saja terus sampai diktator takluk.


Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.