• image01

    Game

    Review

  • image02

    Game

    Making

  • image03

    Personal

    Opinion

  • image04

    Retro

    Gaming

  • image05

    Movie

    Talk

  • image06

    Wayang

    Stories

  • image07

    Pop

    Culture

30 Januari 2020

[CHILDHOOD GAMING] CONTRA FORCE: Contra dengan tema realistis

Contra identik dengan sebuah game Shoot'em up melawan invasi Alien dengan teknologi canggih dan monster. Akan tetapi, bagaimana jika ada Contra yang memiliki tema berbeda, yaitu aksi terorisme oleh organisasi kejahatan, tanpa ada alien muncul barang seekor pun? Yup itu lah Contra Force

Cerita standart yang disampaikan dengan buruk
Burns, pemimpin pasukan khusus Contra Force menemui Fox, seorang agen intel di Pelabuhan. Dia hanya mendapati mayat Fox, dan kenyataan bahwa sekumpulan teroris sedang mengancam Neo City.

Seperti layaknya game Shoot'em up, cerita memang hanya pemanis untuk memberi tahu tema yang akan dibawakan game ini. Penyampaian cerita dalam game ini sebenarnya sangat buruk karena berupa percakapan tetapi, kita tidak tahu jelas siapa saja karakter yang bicara karena hanya ada gambar statis karakter dan musuh tetapi tidak ditulis nama karakternya.

Setidaknya secara singkat kita tahu bahwa game ini tentang aksi terorisme seperti pembunuhan, penyanderaan, dan rencana pengeboman. Setting game pun di peradaban modern, dengan teknologi masa kini. Tidak ada alien, robot, monster satu pun. Bahkan boss tiap level pun berupa manusia, atau pesawat, meski pun dengan ukuran badan yang lebih besar.

Pemilihan karakter dengan kemampuan unik.
Dalam Contra force, kita akan memilih salah satu dari 4 karakter. Keempat karakter itu memiliki kemampuan yang berbeda-beda, misal Burns spesialis senapan serbu, Smith si Sniper, Iron spesialis peralatan berat, dan Beans spesialis bahan peledak.

Untuk mengaktifkan kemampuan khusus tiap karakter, kita perlu mencari beberapa tas yang tersebar di area level, lalu tekan select. Sistem ini sama seperti pada game Gradius atau Life Force.
Kerennya, kita bisa berganti karakter sewaktu-waktu di dalam game. Sangat berguna kalau sedang sekarat.


Area bermain yang sedikit nan menantang
Contra Force hanya memiliki 5 Level untuk diselesaikan. Cukup sedikit untuk ukuran game Contra. Level ganjil (1, 3, 5) berupa side view, sedangkan Level Genap (2, dan 4) menggunakan Top view Kita hanya perlu membawa karakter utama dari titik start hingga melawan Boss untuk berganti Level.


Berani menebeng nama Contra berarti seharusnya game ini memberikan tantangan yang tinggi. Terbukti setiap level dalam game ini memang dirancang dengan tingkat kesulitan yang cukup merepotkan yang memerlukan perhitungan, dan timing yang pas. Sudah begitu , setiap karakter hanya memiliki 3 cadangan Life. Mau tahu yang lebih buruk? Game ini terasa lamban dalam beberapa tempat, dan sering terjadi Flicker di beberapa object.

Bicara soal boss, kita diminta menembaki. mereka bertubi-tubi hingga kalah. Tentu saja kita perlu membaca pola serangan tiap boss. Lucunya ukuran boss terlalu besar membuat mereka gampang kita serang tetapi, sisi buruknya, kita susah menghindari mereka 

Level mana yang paling epic? Secara pribadi saya memilih level 4, terutama saat harus menyeberang antar pesawat
Nyebrang antar pesawat cuy

Childhood Memories
Dibandingkan seri Contra lain di NES, Contra Force memang seri yang tidak populer saat saya kecil.  Berbeda dengan Contra Original yang sudah menjadi salah satu game NES yang hampir pasti dimainkan karena gampang ditemukan, bahkan sering menjadi paket dalam catridge NES Bajakan. 
Super C pun juga cukup populer karena masih setia dengan konsep Contra Original yaitu duo Rambo menyerang markas alien, dengan improvement grafis dan level design yang lebih baik.
Contra Force mungkin tidak populer karena dia berbeda secara konsep dengan Contra Original, dan Super C. Dengan kesulitan yang tinggi, game ini juga tidak menyediakan cheat Life yang membuat kita mampu menyelesaikan game ini. Berbeda dengan Contra Original yang memiliki Cheat 30 Life, yang populer itu.

Apa pun itu, game ini sempat saya mainkan saat kecil bersama keluarga karena mengira game ini Contra terbaru karena memiliki karakter seperti Contra Original. Baru beberapa tahun kemudian, saya sadar yang saya mainkan saat kecil itu adalah hasil Hack dengan merubah sprite karakter game ini menjadi seperti Contra Original. Mungkin upaya buat mendongkrak penjualan game ini

20 Januari 2020

[REVIEW] Yakuza Kiwami: Harap dimaklumi

Yakuza Kiwami adalah Remaster dari game Yakuza yang rilis di PS2 pada tahun 2005 dulu. Apakah game ini menjadi game Remaster yang patut dimainkan? Kenapa saya bilang kalau game ini harus dimaklumi karena posisinya sebagai game remaster?

Cerita drama kriminal yang apik tapi kurang greget
Kamurocho menjelang Natal tahun 2005, Kazuma Kiryu yang baru saja lepas dari penjara harus mendapati fakta bahwa grup Yakuza yang dulu menaunginya yaitu Tojo Clan sedang dalam krisis. Selain karena ada skandal hilangnya 10 Miliar Yen milik Clan, terbunuhnya ketua Tojo clan membuat situasi makin rumit. Kazuma pun dituduh berupaya melakukan pembunuhan terhadap salah satu orang penting dalam Tojo clan sehingga ia harus kucing-kucingan dengan anggota-anggota Yakuza. Di saat seperti ini muncul seorang anak perempuan bernama Haruka yang ternyata memiliki hubungan dengan hilangnya 10 miliar yen, dan kisah masa lalu Kiryu

Siapa Haruka?

Cerita dalam Yakuza Kiwami bagai menikmati drama kriminal di TV dengan skenario yang ditulis dengan serius dan rapi, dimana hubungan antar karakter dan konflik diungkap secara perlahan, tapi pasti hingga mencapai klimaks yang dramatis. Cukup memuaskan bagi penyuka game story seperti saya.

Hanya saja jika sebelumnya kita sudah bermain Yakuza 0, maka jangan harap cerita Yakuza Kiwami akan segreget dan sekeren Yakuza 0. Kalau saya boleh jujur, cerita Yakuza Kiwami kurang terasa emosional yang bikin hati puas secara maksimal.   Akan tetapi, hal ini bisa dimaklumi karena sebagai game remaster tidak ada perubahan konten cerita yang terlalu signifikan dengan sumber aslinya.

Adaptasi Engine Yakuza 0 dengan pengurangan di banyak sisi
Bicara soal gameplay dan feature, Yakuza Kiwami memiliki banyak kesamaan dengan Yakuza 0. Misal yang paling ketara adalah sistem pertarungan dengan 4 gaya pertarungan yaitu Brawler yang imbang dari segi kekuatan, dan kecepatan, Rush yang fokus pada kecepatan dan ketangkasan,  Beast yang fokus pada kekuatan, dan pertahanan, dan Dragon style yang hanya bisa dibuka dengan cara khusus.

Hanya saja sistem untuk meng-upgrade abilities tidak lagi menggunakan uang, tetapi menggunakan Exp seperti game RPG.  Exp didapat dengan melakukan banyak aktivitas seperti menghajar musuh yang berkeliaran, melakukan sub-stories, atau melakukan hal remeh seperti makan di restoran, atau karaoke.
Sistem Upgrade abilities berdasarkan Exp

Sayangnya, berbeda dengan Yakuza 0 yang memiliki segudang aktifitas, Yakuza Kiwami mengurangi banyak feature yang membuat Yakuza 0 dicintai. Meski pun Kamurocho masih terasa hidup, tetapi Tidak ada lagi lantai Disko, tidak ada lagi pengelolaan real estate, dan tentu saja yang mengecewakan bagi para orang mesum adalah berkurangnya aktifitas "dewasa" dalam game ini.
Tenang saja! tetap ada Hostess club buat belajar jadi pria yang peka terhadap wanita


Bicara soal sub stories, sekali lagi kita harus kecewa dengan sedikitnya Sub-stories yang berkesan, atau yang lucunya absurd. Sub-stories banyak yang repetitif seperti event pertarungan, tanpa ada dasar cerita yang menarik.


"Majima Everywhere" sang penyelamat
Mungkin kita akan kecewa karena cerita hanya mengambil sudut pandang Kiryu Kazuma. Tidak ada karakter lain yang bisa kita kontrol untuk mengelilingi, termasuk Goro Majima yang menjadi protagonis kedua di Yakuza 0.
Akan tetapi bukan berarti Goro Majima tidak muncul dalam game ini, malah sebaliknya kemunculannya sebagai rival Kiryu malah menyelamatkan game ini dari jurang kebosanan.
Goro Majima akan muncul dalam sebuah Event rutin bernama "Majima Everywhere", dimana Goro Majima akan muncul secara acak dan menyerang Kiryu Kazuma saat berkeliling dalam Kamurocho.
Selain memberi Exp yang banyak, Event ini akan berguna untuk membuka Dragon Style, salah satu gaya pertarungan Kiryu yang ikonik.
Orang ini justru membuat game ini tetep fresh

Hanya saja sebagai orang yang sekrup di kepalanya agak longgar, jangan harap kemunculan Goro Majima akan biasa-biasa saja. Kita bakal ngakak dengan macam-macam cara  kemunculan Goro Majima. Mulai dari muncul dari dalam gorong-gorong, tempat sampah hingga menyamar jadi Zombie, bahkan polisi. 

Remaster yang mantab jiwa
Sebagai game sekuel dari Yakuza 0, tentu saya kecewa dengan Yakuza Kiwami dengan pengurangan feature, kesamaan sistem pertarungan, dan cerita yang kurang mengena.
Akan tetapi, jika saya melepaskan pikiran ini adalah sekuel dari Yakuza 0, dan memaklumi ini sebagai game Remaster Yakuza yang rilis pada tahun 2005, maka Yakuza Kiwami adalah contoh game Remaster yang mantab jiwa.
Game Remaster yang tidak hanya meningkatkan grafis, tapi juga menyuntikan feature-feature yang membuat game ini layak dimainkan di era sekarang. 

Bicara lagi soal cerita yang memang terasa kurang berkesan bagi saya, tetapi di sisi lain saya melihat bagaimana berjudinya sang Developer pada tahun 2005 untuk membuat game semi open world yang berfokus pada kehidupan bawah tanah Jepang, dengan pendekatan yang lebih dalam dari segi cerita.
Apalagi pada tahun-tahun tersebut, game GTA San Andreas mencapai puncak kesuksesan. Perjudian yang terbukti berhasil menghasilkan Franchise yang "beda" dari game open world sejenis.  

Overall
Yakuza Kiwami secara garis besar, memiliki gameplay dan feature dalam game yang mirip dengan Yakuza 0 dengan pengurangan di banyak sisi. Sub-stories pun banyak yang repetitif tanpa dasar cerita yang baik. Untungnya meski pun cerita dalam game ini tidak seemosional Yakuza 0, tetapi tetap mampu menghadirkan cerita yang solid, tanpa celah, dan dramatisasi yang OK. Adanya event "Majima Everywhere" menyelamatkan game ini dengan polah tingkah Majima yang absurd. Intinya sebagai Game sequel, Yakuza Kiwami memang mengecewakan, tetapi, sebagai game Remaster, maka Yakuza Kiwami adalah game yang cukup layak untuk dimainkan dengan banyaknya peningkatan feature di sana-sini. Saya hanya bisa memberi 8 dari 10 Point

17 Januari 2020

[CHILDHOOD GAMING] TOP 5 Disney Side Scrolling Game in NES

Artikel Childhood Gaming ini akan berfokus mengulas game-game lama yang pernah saya mainkan dulu waktu kecil, atau pun game lama yang baru sempat saya mainkan sekarang.

Disney! Siapa anak kecil yang tidak mengenal perusahaan di bidang hiburan khusus keluarga. Sejak kecil saya sudah mengenal Disney lewat film kartun di TV atau pun buku komik, termasuk juga  game di jaman NES dulu.

Game-game Side Scrolling Disney yang saya mainkan  saat kecil di NES  secara umum memiliki grafis yang sangat bagus untuk ukuran game NES, tanpa melupakan gameplay yang berbeda dan unik tiap gamenya. Berikut adalah 5 game Side Scrolling  Disney yang  sempat mengisi hari-hari saat saya kecil

Top 5: Jungle Book
Jungle book akan berfokus pada petualangan Mowgli di dalam hutan demi menyelamatkan diri dari kejaran Harimau Share Khan. 
Jungle Book mungkin game side scrolling Disney yang cukup menyebalkan untuk dimainkan karena meminta kita untuk mengekplorasi setiap tempat untuk mencari gem dalam waktu yang terbatas. Hal ini diperparah dengan kontrol Mowgli yang agak lamban, dan kurang luwes. Jujur saya belum menamatkan game ini. Pol mentok level 3  karena seringnya kehabisan waktu dalam mengumpulkan gem.


Top 4: Little Mermaid
 Little Mermaid adalah game side scrolling klasik yang meminta kita pergi dari titik start hingga melawan  boss. Kita akan mengendalikan Ariel yang diminta menjelajahi lautan yang diteror Ursula dan antek-anteknya. Ariel mampu mengurung musuhnya dalam gelembung yang dibuat dengan kebasan ekor ikannya, dan menjadikan gelembung itu sebagai senjata.
Meski pun dari segi cerita sangat klasik, saya menyukai konsep gameplay yang menarik dengan settings di dalam lautan. Grafik game ini pun terhitung terbaik untuk ukuran game NES. Game ini juga cocok dimainkan siapa saja karena termasuk game disney yang simple, tetapi tetap berkesan



Top 3: Duck Tales 2
Game tentang petualangan paman Gober dan keluarga bebek mencari harta karun ini juga side scrolling Classic. Bedanya kita bisa memilih area untuk ditaklukan terlebih dahulu.
 Kita akan mengendalikan Paman Gober (Uncle Scrooge) dengan menggunakan tongkatnya sebagai senjata utama dan alat berinteraksi dengan objek dalam game.
Area permainan dirancang cukup menantang  dengan banyak rahasia. Di tengah-tengah permainan ada  opsi kita bisa berganti area saat bertemu Launchpad. Sangat berguna kalau-kalau kita minder menghadapi tantangan yang menghadang di depan


Top 2: Chip and Dale 2
Petualangan Duo Tupai Detektif,  Chip dan Dale memburu Fat Cat yang kabur dari penjara ini memiliki plot cerita yang terbaik dalam daftar ini. Kita bisa main sebagai single player dengan memilih salah satu dari duo tupai itu atau multiplayer bersama teman. Tantangan yang diberikan tiap area cukup baik dan berrvariasi.

Tidak seperti Game lain di daftar ini, Chip dan Dale tidak memiliki kemampuan khusus untuk mengalahkan musuh. Mereka akan mengambil object di sekitar seperti kotak kayu, dan melemparkannya kepada musuh. Tentu saja jumlah object yang bisa digunakan terbatas sehingga perlu perhatian, dan kewaspadaan  dalam menggunakannya.


Top 1: Darkwing Duck
Di antara semuanya, saya memilih Darkwing Duck sebagai yang terbaik. Sekilas seperti Side Scrolling shooting macam Contra dimana kita diminta membuang-buang peluru untuk mengalahkan musuh..
Semakin kita memainkannya, game ini bisa dikatakan memberikan kita tantangan yang komplit mulai dari jenis musuh yang bervariasi, Area penuh jebakan yang menantang, dan boss yang memiliki ciri khas tertentu.
Memerlukan gerak reflek, dan analisa yang cepat dan tepat dalam mengatasi setiap tantangan  yang menghadang.



Sebenarnya tidak hanya 5 itu saja game Side Scrolling Disney yang pernah saya mainkan saat kecil. Jujur saya saya melewatkan Chip n Dale dan Duck Tales. Bukan karena keduanya buruk, malah jauh lebih baik daripada Jungle Book  tetapi saya rasa keduanya cukup diwakilkan oleh sekuelnya saja.

3 Januari 2020

[Review] God of War: Parenting ala Sang Penjagal

God of War adalah Game of The year tahun 2018 lalu. Tentu saja itu perlu saya buktikan sendiri apakah game ini memang layak mendapat gelar tersebut atau tidak


Cerita tentang Parenting
Kratos berduka karena istrinya meninggal dunia. Dia dan sang anak, Atreus melakukan perabuan terhadap istrinya tersebut. Sesuai wasiat sang istri, mereka harus menebar abu jenasahnya ke puncak tertinggi di dunia. Saat mereka akan memulai perjalanan, seorang pria bertato mengunjungi rumah mereka.

Motif cerita utama dari God of War ini cukup simple, yaitu menebar abu dari istri Kratos, dan ibu dari Atreus ke puncak tertinggi di dunia. Tidak ada motif lain yang bikin tambah ribet cerita.
Jadi cerita ga berpengaruh besar terhadap Game secara keseluruhan? Tentu tidak

Cerita lebih berfokus pada perkembangan hubungan ayah-anak antara Kratos, dan Atreus.
Seiring jalannya cerita, kita akan menyaksikan bagaimana hubungan emosi Kratos yang dibebani masa lalu sebagai penjagal dewa dan Atreus yang mulai muncul jiwa memberontak semakin berkembang seiring semakin terkuak rahasia dunia mitologi Nordik yang menjadi settings game ini.

Sungguh menarik melihat Kratos bertindak sebagai mentor yang mengajari Atreus cara bertahan hidup di dunia yang liar, atau sekedar menjawab pertanyaan Atreus yang mulai penasaran soal asal-usulnya. Tentu saja tidak hanya lewat percakapan belaka tetapi lewat event2 dalam game yang dieksekusi dengan baik semakin membuat emosi kita semakin terikat dengan Perjalanan Ayah-anak ini.

Game Action-Adventure brutal dengan AI yang berguna
Bicara soal Gameplay, kita akan mengendalikan Kratos yang berpetualang bersama Atreus yang dikendalikan oleh AI. Layaknya game Action Adventure, Pertualangan Kratos dan Atreus akan mengalami banyak hambatan dan rintangan baik berupa musuh, atau pun teka-teki

Kratos akan bersenjatakan kapak Leviathan. Tidak seperti game action standart, Kratos tidak hanya mampu melakukan serangan cepat atau pun serangan kuat dalam jarak pendek, tetapi juga serangan jarak jauh dengan melempar kapak raksasa berelemen es ini. Tak usah khawatir kehilangan Kapak ini, karena dengan 1 tombol kapak ini akan kembali layaknya bumerang.

Selain dengan kapak Leviathan, Kratos juga mampu menyerang dengan tangan kosong. Istimewanya, serangan tangan kosong ini akan memicu Stun bar yang jika penuh mampu membuat Kratos mengeksekusi lawan dengan brutal... tapi keren.

Bicara soal sang anak, Atreus yang dikendalikan penuh oleh AI. Ia akan berfungsi sebagai pengalih perhatian, dan pendukung pertarungan dengan serangan busur panahnya. Cukup dengan 1 tombol, Kratos bisa memerintahkan Atreus untuk melakukan tugasnya.
Tenang saja, Atreus tidak akan merepotkan kita. Malah dia jadi bagian penting dalam gameplay yang mempermudah tugas kita membantai para musuh.

Atreus juga berperan sebagai seksi dokumentasi yang akan mencatat setiap hal yang kita temui dalam perjalanan seperti jenis-jenis musuh, peristiwa-peristiwa penting atau rahasia yang terkuak. Uniknya, dokumentasi ini dibuat layaknya catatan harian pribadi anak kecil

Musuh yang muncul pun bervariasi, mulai dari yang sosok yang mirip zombie yang cukup lemah, hingga yang berukuran masif mirip Ogre. Setiap musuh memiliki cara dan taktik sendiri untuk dikalahkan . 1 Hal yang pasti, lidah kita akan beribet menyebut nama musuh kita

Bicara soal teka-teki, seperti game-game adventure sejenis, kita membutuhkan kecermatan mata, dan logika berpikir dan bertindak. Kita pun perlu memanfaatkan keampuhan Kapak Leviathan, dan kemampuan memanah Atreus dalam memecahkan setiap teka-teki dalam game ini.

Sayangnya, ada satu kelemahan kecil dalam gameplay, yaitu tidak adanya sistem lock yang membuat serangan kita salah sasaran saat kita dikeroyok musuh.

Sistem Upgrade seperti Game RPG
Biasanya dalam game Action Adventure, kemampuan karakter utama akan berkembang seiring progress game. Tetapi GoW tidak hanya mengikuti pakem tersebut tetapi, juga menyuntikan sistem upgrade seperti RPG, dimana kita membutuhkan resource, dan juga Experience
Resource akan dipakai untuk meningkatkan kemampuan senjata, dan Armor dari Kratos, dan Atreus. Resource bisa didapatkan dengan menjelajahi setiap sudut, atau membuka peti, dan bisa berupa uang atau pun benda

Untuk meng-upgrade menggunakan resource, kita perlu berkunjung ke duo Dwarf Tukang besi bersaudara yang membuka bengkel di penjuru dunia.  Kita bisa melakukan transaksi jual beli, dan upgrade sambil mendengarkan keluhan duo Dwarf yang cukup kocak

Experience didapatkan dengan melakukan tugas, dan mengalahkan musuh. Experience bisa kita tukarkan dengan kemampuan-kemampuan yang membuat Kratos, dan Atreus makin sangar, dan efektif dalam mengalahkan musuh.

Dunia Nordik yang Indah dan penuh misteri
Meski pun bukan game Open World murni, ada beberapa side quest yang mengajak kita menjelajahi setiap sisi dunia, dan mengungkap rahasia di dalamnya.
Mau tidak mau, saya dibuat kagum oleh design dunia yang indah, dan unik diiringi dengan musik yang  merdu yang menambah keepikan game ini.

Untuk menjelajahi dunia, kita akan menggunakan perahu sebagai transportasi utama, dan di suatu titik kita bisa membuka portal untuk melakukan teleport jika kita ingin kembali ke tempat itu.
Uniknya, saat berperahu, kita akan didongengi oleh sesosok kepala bernama Mimir tentang mitologi Nordik. Cukup untuk membuang kebosanan

Ekspresi wajahnya dapat
Soal grafis, saya membuat catatan penting soal design ekspresi wajah setiap karakter, terutama Kratos.
Hanya dengan melihat ekspresi wajahnya, saya bisa menebak Kratos telah menjelma dari penjagal yang bengis  menjadi sosok ayah yang lebih bijak dan tangguh karena banyak makan asam kehidupan dan tampak memikul suatu beban hidup yang dia pendam sendiri dalam-dalam. Suatu cara yang hebat untuk membuat cerita tampak lebih hidup


Overall
God of War membuktikan bahwa cerita yang berfokus pada hubungan antar karakter yang terus berkembang seiring waktu bisa sangat menarik untuk disimak. Dramatisasi pada cerita pun sangat pas didukung dengan ekpresi wajah tiap karakter yang membuat alur game ini semakin hidup. Gameplay pun dibangun dengan solid, dengan dukungan AI yang mantab, meski pun sedikit masalah pada sistem lock. Dunia yang dibangun pun indah, dan penuh misteri yang bisa dipecahkan dengan kecermatan, dan logika.
Game ini memang layak GOTY dan Saya memberi nilai 9 dari 10




2 Januari 2020

Top 5 Female Game Character I played in 2019

Kehadiran karakter wanita dalam game sudah menjadi hal yang esensial. Mulai dari sekedar pemanis, tokoh pendukung hingga menjadi tokoh sentral dalam menggerakan alur game.
Berikut ini adalah 5 karakter wanita yang saya apresiasi keberadaan dalam game yang saya mainkan dalam tahun 2019, baik dari segi gameplay, story line, tingkah laku atau pun malah selera pribadi belaka.

Top 5: Yennefer (The Witcher 3: Wild Hunt)


Sebelum membawa Obor dan pentung buat memburu saya yang menempatkan Yennefer di peringkat terakhir, setidaknya ijinkan memberi alasan sederhana, yaitu saya belum menamatkan The Witcher 3. Mungkin peringkat Yen bisa lebih baik nantinya kalau saya sudah bermain the Witcher lebih lama.
Meski pun begitu, saya sudah merasakan bagaimana atraktifnya Yennefer dengan ciri khas pakaian serba hitam, dan dengan cara dia berbicara dengan Geralt yang terasa "menahan" perasaan menggebu-gebu.

Top 4: Aranea Highwind (Final Fantasy XV)

Meski pun bukan tokoh wanita utama, dan hanya muncul sebentar, Aranea Highwind tetap saja memikat. Bukan hanya karena dia cantik, dan atraktif layaknya karakter wanita FF pada umumnya, tetapi lebih kepada sifatnya yang berjiwa bebas.
Berada di pihak antagonis, Nilfheim sebagai pasukan bayaran, dan disegani sebagai komodor, bukan berarti dia menjadi loyalis buta Nilfheim. Dia berani bertindak sesuai kata hatinya untuk membantu warga sipil yang terjebak dalam perang, dan serangan Daemon, meski pun menentang pihak yang bayar. Dia juga yang memotivasi Noctis untuk mengikuti hatinya. Tidak heran dia memiliki anak buah yang segan dan loyal padanya

Top 3:   Makoto Niijima (Persona 5)

Sebenarnya saya bingung memilih antara Makoto Niijima atau Ann Takamaki sebagai karakter wanita terbaik dalam Persona 5. Secara fisik, Ann jauh lebih atraktif, dan menggoda. Akan tetapi, kehadiran Makoto dalam Phantom Thief memberi dampak yang signifikan. Mengambil peran sebagai "kakak", dan juga otak dalam Phantom Thief, Pemikirannya yang tajam, taktis dan rasional membuat Phantom Thief lebih terorganisir sebagai sebuah kelompok pencuri hati. Bisa dikata kalau Makoto itu wakil ketua Phantom Thief, setelah Joker

Top 2: Mary Jane Watson (Marvel Spiderman)


Biasanya Mary Jane hanya berperan sebagai Damsel in Distress dalam Franchise Spiderman. Tetapi tidak dalam game ini. Mary Jane tampil aktif sebagai wartawan yang berani menginvestigasi misteri dalam game ini. Meski pun dia tidak memiliki kekuatan super, tetapi keberaniannya dalam menyusup ke tempat-tempat berbahaya, dan ketajaman pikirannya berperan dalam narasi game ini.

Top 1: Makoto Makimura (Yakuza 0)

Bagaimana jadinya kalau seorang gadis tuna netra membuat organisasi-organisasi Yakuza kalang kabut? Makoto Makimura adalah gadis tuna netra yang menjadi karakter sentral dalam Yakuza 0. Karena memiliki hubungan dengan lahan yang dipersengketakan, Organisasi-organisasi Yakuza memburunya, dan Goro Majima pun berjibaku melindunginya dari para Yakuza.
Berbeda dengan karakter wanita lain yang tangguh dalam game, Makoto Makimura hanya gadis biasa yang terlibat dalam peristiwa yang di luar kemampuannya. Seiring kita bermain Yakuza 0, kita akan trenyuh, dan empati akan nasib gadis  ini, yang tanpa sadar membuat kita hanyut dalam narasi Yakuza 0.
Satu hal lagi, mungkin hanya Makoto Makimura yang membuat Goro Majima yang biasanya sekrup di kepalanya agak kendor  terlihat waras.

Daftar di atas seperti biasa adalah Opini pribadi saya. Mereka memiliki peran masing-masing dalam game, dan peran mereka tidak bisa diremehkan karena ikut serta membangun dunia dalam game menjadi lebih menarik untuk dimainkan 

Mengenai Saya

Foto saya
Saya seorang pekerja swasta di Bidang Teknologi Informasi terutama Game Industry. Saya menggunakan Blog sebagai penyaluran minat saya. Sekedar informasi, Foto Profil itu foto saat SMA medio 2005 an

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.